16 CEO Pilihan 2020

Oleh: Syulianita (Editor) - 06 March 2020

Selamatkan Metrodata dari Krisis

Naskah: Purnomo Foto: Istimewa

Kinerja Susanto Djaja, sebagai Presiden Direktur PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) patut diacungkan jempol. Betapa tidak, sepanjang kuartal III-2019 dia mampu menorehkan tinta emas di Metrodata. Perusahaan publik yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 1990 dan bergerak di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi ini berhasil mempertahankan pertumbuhan laba bersih pada kuartal III-2019 sebesar 35,5 persen YoY dari Rp191,0 miliar di kuartal III-2018 menjadi Rp258,8 miliar di kuartal III-2019. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menjadi salah satu aspek yang berperan besar dalam menorehkan kinerja positif secara berkelanjutan.

Pertumbuhan tersebut sejalan dengan diresmikannya Palapa Ring baru-baru ini, yaitu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang menghubungkan 514 kota untuk akselerasi pemerataan ekonomi digital. Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ini meningkatkan demand akan produk dan solusi TIK, sehingga sebagai digital solution & distribution company, MTDL siap mendukung transformasi digital para pelanggan dan mitra korporasi.

Tak hanya itu, di tangan dingin Susanto pendapatan MTDL juga meningkat pada kuartal III-2019, mencapai Rp10,2 triliun, atau naik 12,8 persen YoY dari Rp9,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan pendapatan paling tinggi berasal dari unit bisnis Solusi, yakni 25,1 persen. Sementara, untuk kontribusi terbesar terhadap pendapatan masih berasal dari unit bisnis Distribusi sebesar 77,0 persen, diikuti oleh unit bisnis Solusi 21,3 persen, dan Konsultasi 1,7 persen.

Sementara pendapatan unit bisnis distribusi, di bawah pengelolaan entitas anak PT Synnex Metrodata Indonesia (SMI), bertumbuh Rp838 miliar atau 11,5 persen YoY dibandingkan tahun lalu. Salah satu pendukung utama pertumbuhan adalah segmen bisnis yang relatif baru lewat PT My Icon Technology yang bermain di pengadaan produk TIK melalui e-katalog (LKPP – Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah). Untuk segmen B2G (business-to-government) penjualannya signifikan, yaitu mencapai Rp404 miliar hingga kuartal III-2019 ini.

Dari sisi lain, pertumbuhan unit bisnis distribusi juga didukung oleh segmen consumer yang melakukan penjualan kepada dealer, dengan meningkatnya permintaan dealer yang mulai me-maintain stok setelah pilpres. Ditambah dengan peningkatan pertumbuhan dari segmen commercial yang melakukan penjualan ke segmen korporasi melalui Perusahaan Solusi TIK sejalan dengan transformasi digital yang menguntungkan perusahaanperusahaan solusi tersebut.

Tak hanya sampai di situ, Metrodata melalui lini usaha distribusi juga telah mencanangkan berbagai strategi untuk memenangkan persaingan bisnis di sepanjang tahun ini. Perseroan yang didirikan pada 17 Februari 1983 ini akan melakukan strategi menambah kerja sama dengan mitra baru di bidang distribusi untuk produk-produk TIK terutama IoT, gaming, IT security yang terus berkembang.

Ke depan, MTDL berencana memasarkan smart lighting appliance selain home appliance seperti blender, shaver, vacuum cleaner, dan lain-lain yang telah dijalankan tahun lalu agar semakin lengkap rangkaian produk dan jasa yang bisa disalurkan melalui jaringan distribusi MTDL yang terbukti bertahan selama 45 tahun.

Selain itu, dari lini usaha solusi dan konsultasi, kebutuhan akan produk dan layanan IT serta upaya perusahaanperusahaan dalam melakukan transformasi digital ke arah industri 4.0 juga terus menopang pendapatan MTDL sejak beberapa tahun terakhir yang akan dilanjutkan pada tahun ini.

Salah satu contohnya di industri keuangan, khususnya perbankan dan layanan keuangan lainnya telah mengalami disrupsi mendasar dengan kehadiran para pemain di bidang financial technology (fintech). Fintech sebagai evolusi baru di dalam metode pembiayaan dan pembayaran telah memaksa perbankan untuk bertransformasi dalam memudahkan proses payment dan transaksi untuk nasabahnya. Untuk mengatasi persaingan dengan fintech inilah, perbankan gencar dalam melakukan transformasi di dalam digital payment atau digital transaction. Dalam hal ini MTDL sudah membantu banyak bank dalam membangun interkoneksi antara core system (back end) dan digital system (front end).

Ya, Susanto optimis dan percaya diri saat dirinya ditunjuk sebagai CEO sebuah perusahaan information technology (IT), PT Metrodata pada tahun 2010 lalu. Dengan kepercayaan dirinya itu Susanto bekerjakeras hingga dapat menyelamatkan Metrodata dari krisis ekonomi.

Susanto meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Katolik Atmajaya, Jurusan Manajemen Keuangan, di Jakarta pada 1992. Gelar magister Hukum Bisnis ia peroleh dari  Universitas Pelita Harapan, Jakarta pada 2005. Pria yang hobi membaca majalah ini awalnya juga mempunyai karier yang sesuai latar belakang pendidikannya.

Pertama kali ia bekerja di Bank Mizuho, yakni pada 1991 sebagai staf operasional bidang keuangan. Kemudian, dosennya pada saat itu menawarkan posisi manajer keuangan di Grup Tempo. Selanjutnya dipercaya menjadi Corporate Treasurer serta Manajer Kantor Cabang Jabodetabek. Dalam kesibukannya, ia tetap meluangkan waktu menjadi dosen manajemen keuangan di Fakultas Ekonomi Universitas Katholik Atma Jaya Jakarta, pada 1991-2000. Kemudian, mulai bergabung dengan perseroan pada tahun 1997 bulan Oktober.

Susanto masuk ke MTDL bertepatan dengan terjadinya krisis global. Kondisi di Metrodata juga sedang krisis. Kala itu, ia menjadi cash flow manager, kemudian treasury manager. Dalam menjalankan tugasnya, ia sempat mengambil tindakan hedging. Kemudian ia menutup transaksi forward atas LCLC yang bakal jatuh tempo, kurang lebih nilainya USD13-16 juta. Di situlah Metrodata bisa selamat. Kalau tidak bisa selamat, pemilik Metrodata bisa berganti, namun ternyata tidak terjadi.