Legislator Berdedikasi 2018

Oleh: Iqbal Ramdani () - 15 August 2018

Naskah: Iqbal Ramdhani Foto: Sutanto/Dok. Pribadi

Duduk di Komisi III DPR RI, ia menjadi salah satu suksesor lahirnya beberapa Undang-Undang, seperti Undang-Undang No 20 Tahun 2016 tentang Merk dan Indikasi Geografis serta Undang-Undang No 13 Tahun 2016 tentang Paten. Kini, ia tengah memperjuangkan tiga RUU, yaitu RUU KUHP, RUU Jabatan Hakim, dan RUU tentang Mahkamah Konstitusi.

Adies memulai karir politiknya sebagai Bendahara Pengurus Kecamatan (PK) Golkar Dukuh Pakis, Surabaya, Jawa Timur. Ia juga pernah menjabat Ketua Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Kota Surabya. Karena kepiawaian dalam berpolitik mengantarkannya menjadi ketua DPD Partai Golkar Surabaya pada 2009. Inilah awal yang membuatnya melenggang ke Senayan sebagai wakil rakyat. Sebagai anggota Komisi III di DPR RI yang membidangi hukum, HAM, dan keamanan, Adies berhasil menghantarkan tiga orang calon Kapolri melalui uji kelayakan, yakni Jendral Pol. Budi Gunawan, Jendral Pol. (Purn) Badrodin Haiti, dan Jendral Pol. Tito Karnavian. Tak hanya itu, ia juga melakukan Uji kelayakan dan menetapkan Komisioner Komnas HAM periode 2017-2022, melakukan Uji kelayakan dan menetapkan Pimpinan KPK Periode 2015-2019, melakukan Uji kelayakan dan menetapkan Komisioner Komisi Yudisial Periode 2015-2020, melakukan Uji kelayakan dan menetakan satu orang hakim Mahkamah Konstitusi RI, dan melakukan Uji kelayakan dan menerima 22 Hakim Agung dari 31 calon Hakim Agung yang diserahkan KY. 

Karier Adies di DPR terbilang sukses, bagaimana tidak dirinya di percaya Fraksi Golkar untuk menjadi Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR, hal itu bukanlah tanpa sebab, lantaran ia dinilai piawai dalam menyelesaikan setiap masalah di komisi yang didudukinya. Ia ditunjuk sebagai Anggota MKD DPR di tengah bergulirnya perkara pencatutan nama Presiden dan Wapres yang melibatkan Ketua DPR sehingga berujung pada pengunduran diri. Kemudian, ia juga menangani beragam perkara pengaduan beberapa anggota DPR yang menarik perhatian publik yang berujung pada penjatuhan sanksi ringan hingga sanksi berat/pemberhentian. 

Meski sudah duduk di DPR, Adies tidak pernah melupakan daerah konstituennya. Itu dibuktikan melalui sumbangsih kepada mitra kerja daerah pemilihan dengan merealisasikan 6 unit komputer untuk Lapas Porong, Sidoarjo, Rutan Medaeng, dan 3 unit mobil patroli untuk Polrestabes Surabaya, serta mengusulkan kenaikan tingkat status Polres Sidoarjo menjadi Polresta Sidoarjo. “Saya juga melakukan penyuluhan hukum, membantu BNN menyosialisasikan bahaya narkoba, dan membantu BNPT dengan menyosialisasikan kepada masyarakat tentang bahaya terorisme,” ujar putra dari mantan Wakil Ketua Mahkamah Agung RI Abdul Kadir Mappong kepada Men’s Obsession.

Terkait soal tidak adanya dana hibah dan bansos, Adies bersama koleganya di Komisi III, membantu masyarakat dengan program aspirasi dari reses dengan memberikan kontribusi berupa pembangunan balai RT dan balai RW, pembangunan PAUD, memberi bantuan untuk kegiatan majelis taklim, kegiatan pengajian ibu-ibu, kegiatan karang taruna, kegiatan RT dan RW, serta bersilaturahmi dengan masyarakat untuk menampung aspirasi dan keluh kesah masyarakat. Ia semata-mata ingin masyarakat yang berada di daerah konstituennya dapat merasakan pembangunan di semua sektor. Adies juga memiliki langkah agar citra lembaga DPR RI dapat dinilai positif oleh masyarakat, antara lain memerhatikan masyarakat di daerah konstituennya dengan melaksanakan tugas-tugas DPR, baik rapat maupun tugas lainnya. “Kita juga harus dekat dengan masyarakat di daerah konstituen,” tukas Adies.

Lebih lanjut Adies menuturkan, kesuksesan yang diraihnya selama ini tak lepas dari pengalaman berproses yang dijalaninya serta sikapnya terbuka, ia tak canggung membaur dan bersosialisasi pada lingkungan baru tanpa pandang bulu. Kemampuan beradaptasi lebih cepat itu membuatnya siap kapanpun menerima amanah dari fraksi yang telah “melahirkannya”. Sebagai anggota Fraksi Partai Golkar, Adies paham betul bagaimana memperjuangkan kepentingan masyarakat luas, yakni dengan memberikan pengobatan dan pelayanan kesehatan gratis serta murah. Selain itu, bagaimana masyarakat dapat menikmati pendidikan gratis serta murah, membeli kebutuhan-kebutuhan pokok dengan murah dan terjangkau, dan tidak menganggur serta mendapat lapangan pekerjaan, “Empat hal tersebut yang harus diperjuangkan Fraksi Partai Golkar sesuai dengan program dari Partai Golkar,” tegasnya.

Mengingat adanya penambahan partai politik baru, bagi Adies, konstelasi politik akan semakin meningkat dibanding 5 tahun lalu. Sehingga, partai-partai baru akan lebih agresif dengan berbagai cara dan strategi agar masyarakat dapat memilih partainya. Ia melihat hal tersebut adalah sesuatu yang wajar dalam politik, tapi baginya menjadi kurang bagus apabila ada partai politik baru yang berkampanye dengan menjelek-jelekkan anggota DPR RI yang sedang menjalankan tugas saat ini. “Saya sadar, tidak sedikit anggota DPR RI yang terjerat kasus korupsi, tapi hal itu tidak dapat di generalisir karena masih banyak anggota DPR lain yang bersih dan memiliki hati nurani,” paparnya.

Lima tahun di DPR RI adalah waktu yang sangat singkat bagi Adies untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat. Paling tidak selama dirinya menjadi anggota DPR, ia telah memerhatikan seluruh kepentingan masyarakat konstituennya, selalu membina hubungan baik dengan mereka. “Mudah-mudahan semua jerih payah saya selama ini di DPR RI yang dinikmati oleh masyarakat konstituen saya, dapat dikenang, dan menjadi legacy bagi mereka. Saya juga berharap, di DPR, undang-undang yang saya turut andil dalam pembuatannya juga dapat menjadi sebuah legacy dari saya. Begitu pula dengan kedudukan saya sebagai Wakil Ketua MKD, semua kode etik dan tata ber acara yang kami buat, dalam menjaga etika serta marwah anggota DPR dan institusi lembaga DPR, bisa menjadi peninggalan yang dapat dimanfaatkan dengan baik,” pungkasnya.