Legislator Berdedikasi 2018

Oleh: Iqbal Ramdani () - 15 August 2018

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Sutanto/Dok. Pribadi

Ada satu yang hal mendasari Johnny G Plate untuk terjun di dunia politik melalui kursi di parlemen. Melalui Partai NasDem (Nasional Demokrat), keterlibatan politiknya adalah membangun keadaban politik baru, yaitu politik tanpa mahar, politik tanpa syarat.

 

Berbekal pengalamannya di bidang wirausaha, Johnny memimpikan ekonomi Indonesia bisa tertangani dengan baik dan tumbuh menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Menurutnya, sinergi bersama dari semua pemangku kepentingan dapat mendorong Indonesia terus bertumbuh dan mampu berdaulat secara ekonomi. "Indonesia mutlak berdaulat secara ekonomi sehingga spirit kewirausahaan menjadi penting dikembangkan pada kalangan generasi muda," ucapnya.  Sesuai dengan basic-nya sebagai ekonom dan pengusaha, Johnny berada di Komisi XI yang membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan, Moneter, dan Perbankan. Di Komisi ini, peran, ide, dan gagasan tentang upaya dan kebijakan membangun perekonomian negara dicurahkannya dengan baik. Selama tugasnya sebagai Ketua Fraksi NasDem dan anggota DPR-RI periode 2014-2019, banyak hal yang sudah dilakukan Johnny dalam menyikapi persoalan ekonomi nasional; baik terkait dengan pondasi makro ekonomi maupun dalam usaha pemerataan kesejahteraan ekonomi yang lebih berkeadilan sosial.  

 

Ketua Fraksi NasDem ini memberikan apresiasi kepada pemerintah yang berhasil menjaga stabilitas makro ekonomi dengan baik di bawah tekanan eksternal yang luar biasa akibat dari perang dagang antara Amerika Serikat, Tiongkok, Kanada, Uni Eropa, dan aksi unilateral lainnya yang dilakukan oleh pemerintah AS.  Ia mengatakan, kenaikan harga minyak mentah dunia secara signifikan juga mendorong percepatan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Namun, kata dia, berbagai bauran kebijakan BI dan Otoritas Fiskal telah cukup berhasil mencegah laju pelemahan rupiah lebih dalam yang telah menggerus cadangan devisa lebih dari 10 miliar dolar AS.

“Untuk itu, semua pihak perlu mendukung dan menjaga agar perekonomian nasional tetap kuat dan semakin kuat. Politisi tidak tergoda untuk menggunakan dampak isu global ini sebagai alat politik yang dapat terus melemahkan perekonomian domestik, yang ujung-ujungnya merugikan bangsa dan negara kita,” ujar Johnny kepada Men’s Obsession. Hampir lima tahun berjalan, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem ini juga melihat banyak persoalan yang belum terselesaikan. Misal, Transfer Belanja Daerah dan Dana Desa yang dialokasikan dalam APBN tiap tahun belum dapat diserap dan digunakan dengan baik oleh Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa. Pemerintah Pusat perlu mendorong penyerapan Transfer Daerah secara cepat dan mendorong stimulus ekonomi di daerah khususnya wilayah luar dan kawasan yang belum terkoneksi dengan baik. Masalah lain yang juga perlu mendapat penanganan serius adalah kebutuhan tenaga listrik yang terus meningkat dan belum tersebar secara merata. 

 

"Kami terus mendorong agar pemerintah, dalam penugasan kebijakan penyediaan listrik (rasio elektrifikasi) kepada PT PLN untuk secepatnya mengatasi kesenjangan elektrifikasi terutama di daerah-daerah pelosok yang terluar, terpinggir, dan terbelakang. Kebijakan meningkatkan penggunaan energi baru terbarukan dalam pembangkit tenaga listrik tentu sejalan dengan tuntutan global mengenai pengurangan emisi karbon," ujarnya. "Kami juga mendorong berbagai Program Subsidi dan Jaminan Sosial Kesehatan yang telah diadministrasikan dan diselenggarakan pemerintah seperti BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, KUR (Kredit Usaha Rakyat), KIP (Kartu Indonesia Pintar), PKH (Program Keluarga Harapan) dan lain-lain bisa dikelola dengan baik agar dapat memperkecil kesenjangan sosial," ucapnya.  

 

Di tengah aktivitasnya sebagai Sekjen NasDem dan Ketua Fraksi NasDem di DPR, Ia tidak pernah meninggalkan tugas Reses di daerah pemilihan. Untuk merawat konstituennya di Nusa Tenggara Timur (NTT), setiap masa Reses ia selalu menyapa warganya di daerah pemilihan NTT 1 yang meliputi Pulau Flores, Lembata dan Alor. Ia mengajak masyarakat mengikuti program KIS, KUR, KIP, dan PKH. Ia menyebutkan, bunga pinjaman KUR relatif rendah karena disubsidi pemerintah melalui APBN sekitar Rp 9-10 triliun setiap tahun untuk dunia usaha, khususnya usaha mikro dan kecil. Kita bersyukur di NTT kegiatan ekonomi masyarakat dengan dukungan KUR telah lebih diagresifkan dan mendapat perhatian dari dunia perbankan. Kami juga mendorong masyarakat untuk selalu kreatif dan inovatif dalam menampilkan kearifan lokal, khususnya nilai-nilai kebudayaan yang beraneka ragam di NTT yang mempunyai nilai ekonomis dengan memanfaatkan fasilitas KUR dan Dana Desa. Melalui sinergi dari semua pihak terkait, Pemerintahan Pusat, Pemda dan dunia usaha.

 

Ia meyakini di bawah kepemimpinan Gubernur Baru Bapak Viktor Laiskodat NTT akan bertumbuh menjadi kawasan wisata baru yang bisa menjadi andalan dalam mengatasi masalah kemiskinan, mempersempit kesenjangan dan meningkatkan kesejahteraan yang lebih berkeadilan sosial.  Untuk mempertahankan citra positif DPR, Johnny selalu berpegang pada spirit dasar perjuangan politik Partai NasDem yaitu Restorasi Indonesia. Inilah sebuah gerakan memperbaiki, mengembalikan, memulihkan, serta mencerahkan atau memajukan Indonesia sesuai tujuan dan cita-cita Proklamasi 1945, yaitu Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan berkepribadian secara kebudayaan.

 

Gerakan restorasi ini tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga pokok demokrasi seperti partai politik, pemilihan umum, dan parlemen. Agenda lainnya adalah reformasi birokrasi sebagai ujung tombak pelayanan publik. Dan keberadaan NasDem sebagai partai politik mesti menjadi pilar demokrasi yang kuat dan dapat dipercaya sebagai lembaga yang mengagregasi kepentingan rakyat.