Legislator Berdedikasi 2018

Oleh: Iqbal Ramdani () - 15 August 2018

Naskah: Giattri F.P. Foto: Dok. Pribadi/Istimewa

Tiga periode sudah ia menorehkan kinerja mumpuni sebagai wakil rakyat di parlemen. Tentu saja itu merupakan kebanggaan bagi partai dan konstituennya di Jawa Barat. Legislator yang mewakili dapil Jawa Barat IX meliputi Sumedang, Majalengka, dan Subang ini sadar kalau regenerasi adalah sesuatu yang niscaya dalam sebuah organisasi partai politik.

 

Sebagai wakil rakyat, Maruarar Sirait (Ara) telah memberikan kemajuan signifikan mulai dari kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Tak hanya konstituen, masyarakat luas pun merasakan perannya. Terbukti dari permohonannya tidak akan maju lagi sudah disampaikan ke jajaran pengurus DPP, Fraksi PDI Perjuangan di DPR RI, dan kader PDI Perjuangan lainnya. Namun, loyalitas dan dedikasi kepada PDI Perjuangan, ditegaskan Ara tak akan pupus dalam dirinya. Ia akan selalu tunduk dan patuh terhadap keputusan partai karena ia masih tetap menjadi kader partai. Putra Batak yang meraih suara terbanyak di daerah Sunda dengan mayoritas Muslim ini bangga terhadap partai yang telah membesarkannya itu. Bahkan, sejumlah kemajuan PDI Perjuangan mendapatkan apresiasi yang tinggi darinya. Semisal perolehan partainya dalam Pilkada Serentak 2018. Menurutnya, kemenangan PDI Perjuangan di sejumlah daerah adalah bentuk kecermatan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memilih calon pemimpin.

 

Selain itu, kata Ara, kemenangan PDI Perjuangan di beberapa daerah juga menjadi kemenangan rakyat. Ini menunjukkan kaderisasi di PDI Perjuangan tidak berlangsung instan karena seseorang selalu melewati proses panjang sebelum dicalonkan menjadi kepala daerah. Ara mengakui, itu tak lepas dari figur Megawati yang memiliki magnet untuk mempersatukan internal partai, sehingga PDI Perjuangan menjadi solid. Sementara, figur Joko Widodo (Jokowi) yang saat ini menjadi Presiden RI adalah magnet elektoral bagi PDI Perjuangan melalui kerja nyata yang dilakukan. Kedekatan Ara dengan Jokowi memang bukan hal baru. Ia adalah salah satu orang yang mendorong dan memberikan dukungan ketika Jokowi maju mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta bahkan hingga kemudian menjadi Presiden RI. Dalam satu kesempatan, Ara menyebut Presiden Jokowi sebagai seorang maestro politik.

Karena itulah, ia menyatakan kebanggaan baik kepada Jokowi maupun Megawati sebagai figur yang menjadikan PDI Perjuangan semakin dicintai rakyat. Hal tersebut dapat terlihat dari sejumlah lembaga survei yang menempatkan PDI Perjuangan dengan elektabilitas tertinggi. Sebagai politisi sejati, Ara tidak akan berhenti berkiprah bagi bangsa dan negara. Bersama DPP Taruna Merah Putih (TMP) yang didirikan dan dipimpinnya, ia akan lebih menguatkan komitmennya mengajak generasi muda untuk berani bertindak dan memperjuangkan hal yang benar serta memiliki daya saing yang tinggi. Anak muda, katanya, harus bisa menjadi kepala dengan memimpin, mewarnai dan bahkan memengaruhi untuk hal yang baik. Menurutnya, ada tiga hal prinsip hidup untuk generasi muda, yakni belajar cerdas dan tetap berdoa, bermental juara dengan menolak untuk kalah, dan menerapkan budaya malu.

 

Di kalangan anak muda dan dunia olahraga, nama Ara juga mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Tak hanya bersama organisasi TMP, ia juga memberi ruang yang luas bagi kreativitas anak muda untuk berbagai bidang. Terlebih di dunia sepak bola, ia menjadi sosok di balik sukses ‘Piala Presiden’ yang pertama kali dicanangkan pada tahun 2015. Di mana dirinya juga sukses menjadi ketua panitia di tiga edisi Piala Presiden, yakni tahun 2015, 2017, dan 2018. Ara menjelaskan bahwa dananya 100 persen dari sponsor. Tidak ada uang negara maupun dari BUMN. "Uang yang masuk maupun keluar diaudit oleh badan audit Pricewaterhouse Coopers (PwC). Sehingga penggunaan dana bisa dipertanggung-jawabkan. Ini sesuai arahan Pak Presiden agar kegiatan tersebut tidak menggunakan uang negara, tapi penggunaannya bersih dan bisa dipertanggungjawabkan. Beliau juga berpesan supaya kegiatan tersebut memberikan kesempatan berkembangnya ekonomi kerakyatan/ UKM seperti pedagang asongan yang bisa berdagang di keramaian ini," tegasnya.

 

Meski usianya terbilang muda, tapi sikap, penghargaan, dan pandangan politik Ara sudah jauh ke depan menembus batas suku, agama, ras, dan golongan. Putra Sabam Sirait ini bersama dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siroj membuat tabligh akbar. Seperti, beberapa waktu lalu, TMP bersama GP Ansor, ormas pemuda yang berafiliasi dengan NU menggelar Gebyar Sholawat & Tabligh Akbar "Islam Nusantara" di Subang. Ara mengatakan, acara yang dihadiri ribuan jamaah itu merupakan kolaborasi unsur religius dan nasionalis. Pasalnya, GP Ansor merupakan garda terdepan pengaman Pancasila yang merupakan ideologi Indonesia. Karena itu, kegiatan kolaborasi ini akan terus dipertahankan. Supaya, pelindung ideologi semakin kuat. Dengan begitu, pihak-pihak yang anti Pancasila, yang ingin melakukan terorisme dan radikalisme, bisa diperangi.

 

Sementara, KH. Said Aqil Siroj dalam tausiyahnya, mengajak pada jamaah untuk tetap menghormati dan menghargai perbedaan. Meskipun berbeda agama maupun partai, tetap harus menjunjung persatuan dan kesatuan. “Kita harus memegang teguh ideologi bangsa, yakni Pancasila. Jangan sampai, kita terbawa paham radikal. Sehingga, bisa memecah belah persatuan dan kesatuan. Kehadiran Islam Nusantara, semakin memperkuat Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Pasalnya, Islam Nusantara menjadikan budaya Indonesia sebagai pondasi berbangsa dan bernegara,” tegasnya. Hal senada dikatakan Ara, “Islam selalu menyatu dengan Pancasila sehingga mampu saling menguatkan. Kegiatan ini merupakan bagian mengkampanyekan Pancasila dan NKRI. KH. Said Aqil Siroj merupakan pendukung Pancasila yang kuat juga dekat sekali dengan Pak Jokowi,” pungkasnya.