13 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 February 2017

Naskah: Giattri F.P., Foto: Dok. Humas BNI

Di dunia perbankan tanah air siapa yang tak mengenal sosok Achmad Baiquni? Pria kelahiran 1957 silam ini sudah lama berkelana menjadi bankir. Rekam jejaknya yang baik membuat dirinya dipercaya pemerintah menduduki posisi sebagai Direktur Utama Bank BNI pada tahun 2015. Tak salah, karena kemudian ia berhasil membawa bank berkode emiten BBNI tersebut meraih kinerja mengkilap.

 

Jabatan yang diraihnya selama ini menjadikan ia terpacu untuk menunjukkan kepiawaiannya sebagai bankir kawakan. Terlebih lagi, alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung dan peraih Master of Business Management dari Asian Institute of Management, Makati, Filipina ini juga dikenal sebagai  seorang pekerja keras.


Dengan segala pengalaman yang dimiliki Baiquni, maka tak ayal kinerja BNI pun cemerlang. Tengok saja performa kinerja BNI pada akhir tahun 2016 dimana bank ini mampu  mencatat laba bersih sebesar Rp 11,34 triliun atau tumbuh 25,1% dibandingkan laba pada akhir tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 9,07 triliun. Kenaikan laba bersih yang signifikan ini ditopang oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) dan Pendapatan Non Bunga yang masing-masing melonjak 17,4% dan 23,1%.


 Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang diperoleh BNI tahun 2016 mencatat kenaikan dari Rp 25,56 triliun di tahun 2015 menjadi Rp 29,99 triliun di tahun 2016 atau naik 17,4% sehingga menyebabkan BNI mampu menjaga margin bunga bersih atau NIM di level 6,2%. Pendapatan Non-Bunga juga naik sebesar 23,1% dari Rp 6,98 triliun pada tahun 2015 menjadi Rp 8,59 triliun pada akhir tahun 2016, terutama didukung oleh kenaikan fee yang diperoleh dari transaksi trade finance, pengelolaan rekening dan debit card, serta fee yang diperoleh dari bisnis bancassurance. 


 Di tengah lemahnya pertumbuhan laba perbankan yang per November 2016 lalu mencapai 9,1% year on year (yoy), BNI mampu mencatat pertumbuhan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 11,34 triliun atau tumbuh 25,1%.


Sementara itu, pada akhir 2016, Total Aset BNI menembus angka Rp 603,03 triliun atau tumbuh Rp 94,44 triliun (18,6%) diatas total aset pada akhir tahun 2015 yang tercatat sebesar Rp 508,59 triliun. Pertumbuhan Aset BNI terutama ditopang antara lain oleh pertumbuhan DPK dan  Simpanan dari Bank lain. DPK yang berhasil dihimpun mencapai Rp 435,55 triliun pada akhir tahun 2016 atau naik 17,6%. Pertumbuhan DPK tersebut hampir setara dengan dua kali lipat dari pertumbuhan DPK industri perbankan pada November 2016 yang tercatat meningkat 8,4% (yoy).