13 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 February 2017

Naskah: Giattri F.P., Foto: Dok. MO/Dok. Humas Jiwasraya

Sebagai asuransi ternama dan berpengalaman di Indonesia, PT Asuransi Jiwasraya (Persero) tetap menjadi pemain yang diperhitungkan dalam percaturan industri jiwa di tanah air. Ukurannya jelas, di bawah nakhoda Hendrisman Rahim, Sang Direktur Utama, perusahaan plat merah ini terus menunjukan kinerja cemerlang.

 

Di balik perusahaan yang kuat, ada pemimpin yang hebat, begitulah Hendrisman dengan Jiwasraya yang dipimpinnya. Bersama staf dan seluruh awak kerja Jiwasraya, berbagai langkah besar digulirkan untuk meningkatkan bisnis asuransi Jiwasraya.


Tengoklah kinerja perseroan pada 2016, baik revitalisasi produk, inovasi produk, dan penambahan agen asuransi. Semuanya berhasil gemilang. Dari cara ini diharapkan perolehan premi akan lebih banyak dari penjualan melalui branch office system (BOS) atau dari sistem cabang.


Untuk memasarkan produk asuransi, dilakukan Jiwasraya melalui chanelling (saluran) Kantor Pusat Program Manfaat Karyawan, Kantor Pusat Bancassurance, 14 kantor wilayah, 71 kantor cabang, dan hampir 500 unit kerja area untuk daerah terpencil.


Sepanjang 2016, perusahaan yang berdiri sejak 31 Desember 1859 silam ini mencatatkan pertumbuhan premi yang kinclong. Hendrisman menyebut, pihaknya berhasil mengantongi premi sampai Rp 18 triliun. Sedangkan, tahun sebelumnya, perolehan premi Jiwasraya sebesar Rp 10,2 triliun.


Dari sisi laba (unaudited), sambung Hendrisman, Jiwasraya meraih Rp 1,3 triliun. “Tahun 2015 lalu, kami meraih laba Rp 1,01 triliun. Tapi kayanya sesudah audited laba kita akan naik,” ungkapnya.
Perolehan premi yang didapat Jiwasraya masih ditopang oleh manisnya bisnis di segmen asuransi tradisional. Seperti endowment, term life, dan lainnya. Sisanya berasal dari produk unit linked. “Sekitar 90% masih berasal dari segmen tradisional,” ujar Hendrisman.


Produk tradisional, menurut Hendrisman tetap akan menjadi andalan Jiwasraya. Pasalnya, perseroan menguasai pasar di daerah-daerah yang cenderung lebih membutuhkan produk yang bersifat proteksi.
“Perusahaan joint venture yang masuk ke Indonesia langsung mengembangkan produk unit link. Jadi, Kami akan tetap memegang pasar yang kami kuasai dan nyatanya permintaan produk tradisional juga tetap meningkat. Kontribusi dari produk unit link, tidak banyak hanya 11%,” terangnya.


Tingginya perolehan premi Jiwasraya tahun 2016 lalu, kata Hendrisman, juga karena hasil dari sejumlah strategi di jalur distribusi. Misalnya, menambah rekanan bank melalui jalur bancassurance. “Kontribusi Premi dari kanal distribusi bancassurance mencapai 60%,” ucap Hendrisman.


Sedangkan untuk kanal corporate distribution, perseroan akan tetap menjadikan sesama perusahaan plat merah sebagai sasaran. Soalnya baru sekitar 40% dari perusahaan di lingkungan BUMN yang sudah berhasil digarap perseroan.


Jalur distribusi lain yang digunakan perseroan untuk menggenjot premi tahun 2016 adalah melalui jalur digital. Hendrisman menjelaskan, penggunaan teknologi ini sudah dimulai para agen dengan menggunakan tablet untuk menjual produk dan mengirimkan data ke kantor. Setelah itu, perseroan juga berencana untuk melayani pembelian asuransi secara langsung via online.