13 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 21 February 2017

Naskah: Indah K. & Giattri F.P., Foto: Sutanto & Dok. Kimia Farma

PT Kimia Farma (Persero) Tbk kian berkibar ketika Rusdi Rosman didapuk sebagai Direktur Utama. Kiprah bisnis perusahaan farmasi milik negara yang berdiri sejak zaman Belanda ini pun mendunia dengan melebarkan sayap di sejumlah negara. Belum lagi pengembangan pabrik-pabrik baru yang gencar dibangun perseroan berkode emiten KAEF ini.

 

Mengawali karier dari bawah di industri farmasi sejak 26 tahun lalu, Rusdi berhasil menapaki puncak kariernya hingga menjabat Direktur Utama Kimia Farma pada 2012. Tak perlu memakan waktu lama, ia langsung berjibaku mengembangkan perusahaan, salah satunya dengan melakukan pembenahan mental dan kultur SDM yang diakuinya sebagai fondasi dan langkah awal untuk kemajuan sebuah perusahaan.


Rusdi menciptakan budaya kerja ‘5 AS’, yakni, kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja keras, kerja antusias, dan kerja tuntas, guna mendukung slogan dan budaya perusahaan ‘I CARE’ (Innovative, Customer First, Accountable, Responsible, dan Eco Friendly).


“Walaupun banyak pengembangan tapi kalau human resources-nya dan budayanya tidak bagus, itu mudah roboh. Kita membangun fondasi budaya kerja dan perusahaan ini sangat serius, melibatkan konsultan. Alhamdulillah saat ini sudah mulai terbangun budaya itu,” papar pria kelahiran Makassar, 8 Februari 1965 ini.


Berkat budaya kerja ‘5 AS’ itu, Rusdi berhasil menggenjot kinerja timnya sehingga menghasilkan pencapaian yang luar biasa. Adalah fakta beragam produk farmasi yang dihasilkan Kimia Farma menjadi obat yang paling banyak digunakan di seluruh penjuru negeri. Belum lagi produk jadi seperti kosmetik dan bahan baku obat telah dipasarkan ke lebih dari 10 negara Asia dan Eropa.


Kinerja kinclong juga dicetak Kimia Farma, per Desember 2016 (unaudited), emiten farmasi terbesar di Indonesia ini membukukan Laba bersih sebesar Rp 280 miliar, angka tersebut meningkat 11% bila dibandingkan dengan Laba bersih pada periode yang sama tahun 2015 yakni Rp 253 miliar.


“Karena sukses perusahaan ini bukan karena saya sendiri tetapi totalitas dari semua karyawan karyawati Kimia Farma. Oleh karena itu, insyaallah tahun ini, kita akan membagikan bonus 7 bulan gaji kepada karyawan/i yang dalam sejarah disini belum pernah terjadi,” ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan di California State University, San Bernardino USA.


Di bawah kepemimpinan Rusdi, Kimia Farma gencar melakukan berbagai pengembangan bisnis. Ia berhasil menambah jumlah apotek hingga 900 unit pada 2016, meningkat drastis dari tahun 2011 dengan 397 apotek.
“Dalam setahun kita mencetak rekor baru. Biasanya hanya 100, tahun lalu kita buat 175 apotek, saya optimis pertengahan tahun 2017 kita sudah punya 1.000 apotek. Sehingga target kita berikutnya membangun klinik dikisaran 1.000, yang diharapkan tuntas pada 2019,” tandas Rusdi.