12 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 February 2016

Naskah: Mahbub Junaidi, Foto: Sutanto

 

M. Choliq memimpin PT Waskita Karya (Persero), Tbk, berawal saat perusahaan dihadapi rangkaian permasalahan besar yang membutuhkan penanganan serius. Dengan ‘tangan dingin’ nya, ia mampu mengatasi keadaan hingga mentransformasi BUMN itu menjadi kontraktor terbesar di Indonesia.

 

Ketika ditemui Men’s Obsession di ruang kerjanya yang bersahaja beberapa waktu lalu, Choliq menyampaikan, rangkaian tantangan yang harus dihadapinya saat kali pertama memimpin Waskita Karya; bahkan perusahaan mencatatkan saldo Modal negatif sebagai dampak pengelolaan yang kurang baik (mismanagement). Sehingga, mesti mendapat perhatian lebih dari pemegang saham yakni Pemerintah dengan menyuntikan tambahan modal sebanyak Rp 475 miliar melalui PT PPA(Persero).


Pada Desember 2012, Waskita berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia  (Initial Public Offering) senilai Rp 1,2 triliun. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada Juni 2015, perusahaan menyelesaikan aksi korporasi dengan menerbitkan saham baru (rights issue) dengan total nilai Rp 5,3 triliun yang terdiri dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebanyak Rp 3,5 triliun dan setoran modal masyarakat Rp 1,8 triliun. Di bawah komando Choliq, Perusahaan yang sempat terpuruk di tahun 2009 lalu dalam waktu relatif singkat menjadi yang terbesar di bidang konstruksi; mencatatkan modal lebih dari Rp 9,7 triliun di tahun 2015.


Choliq menyebutkan kinerja Waskita tahun 2015 meningkat tajam. Laba bersih yang dicatat pada tahun 2015 mencapai Rp 1,04 triliun; berarti naik 109 persen ketimbang periode 2014 yang hanya sebesar Rp 501 miliar. Pendapatan usaha yang dibukukan pada periode 2015 juga tumbuh signifikan menjadi Rp 14,2 triliun, sedangkan laba kotor tercatat Rp1,9 triliun. Hingga 31 Desember 2015, total asset Waskita Karya mencapai Rp 31,8 triliun atau peningkatan 163 persen dibanding tahun sebelumnya.


Memasuki tahun 2016, Choliq menjelaskan lebih lanjut, Waskita memasuki tahun ke-2 dari fase super growth yang dirintis sejak 2013 lalu. Setiap tahun, Waskita mematok pendapatan laba bersih yang berlipat. Kalau di tahun 2014 baru mencapai Rp 501 milyar, pada 2015 perolehan laba bersih berlipat menjadi Rp 1,04 triliun. Selanjutnya di 2016, laba bersih dipatok pada angka Rp 2 triliun hingga tahun depan Rp 4 triliun.


Choliq meyakini target yang dipatok perusahaan tersebut dapat diraih. “Super growth bisa dicapai karena Waskita sudah mencanangkan transformasi dari perusahaan kontraktor konvensional menjadi kontraktor dan deleveloper Infrastruktur serta realty, salah satu strateginya dengan merambah bisnis investasi jalan tol,” papar nya.