12 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 February 2016

Naskah: Giattri F.P./Arif R.H., Foto: Sutanto

 

Ketika di tahun 2015 Indonesia dilanda perlambatan ekonomi, banyak sektor usaha yang berjalan di tempat, dan tidak sedikit yang gulung tikar. Tapi tidak bagi PT Bank Tabungan Negara (Bank BTN). Karena bank pelat merah ini justru memperoleh laba Rp 1,851 triliun pada tahun 2015 atau naik 62%.

 

“Kinerja Bank BTN tahun 2015 berada di atas rata-rata industri perbankan nasional,” kata Direktur Utama (Dirut) Bank BTN Maryono kepada Men’s Obsession di ruang kerjanya, Kamis (4/2/2016).
Apa kiat Bank BTN mengukir prestasi cemerlang tersebut? “Kiat suksesnya adalah mesin transformasi bisnis sudah berjalan,” ungkap Maryono.


Maryono menuturkan, di saat terjadi perlambatan ekonomi Bank BTN berkonsentrasi membangun rumah untuk masyarakat di segmen middle-low. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini fokus menggarap program sejuta rumah dalam menggerakkan roda bisnis terkait kebutuhan rumah yang juga masih tinggi. Masyarakat diberi kesempatan untuk memiliki rumah dengan cara mudah, cepat, dan murah.


Dalam membangun program sejuta rumah Bank BTN melakukan strategi yang jitu. Menurut Maryono, biasanya Bank BTN membiayai pelaksanaan konstruksi setelah semester I. Alasannya, awal semester I adalah musim hujan, sehingga banyak yang pembangunan yang melambat. Namun, kali ini Bank BTN mengubah strategi, yakni memaksakan membangun rumah di musim hujan.


“Pembangunan rumah dipaksakan dilakukan di musim hujan, karena saya berkeyakinan tidak mungkin hujan terus-menerus. Strategi membangun di musim hujan itu adalah perubahan yang dilakukan Bank BTN, dan hal itu sekaligus menghilangkan mitos. Mitos yang saya maksud adalah selama ini pelaksanaan konstruksi setelah semester I,” tuturnya penuh semangat.


Menurutnya, program pemerintah membangun sejuta rumah sangat tepat, karena dibutuhkan oleh masyarakat middle-low. Maryono mengakui dalam program sejuta rumah awalnya ada berbagai kendala, antara lain lambatnya perizinan, penyediaan lahan, dan sertifikat. Kendala-kendala tersebut membuat pengembang sempat ragu melaksanakan pembangunan rumah. Namun, Bank BTN dan pemerintah aktif mengatasi hal-hal tersebut, sehingga dapat meyakinkan pengembang.