12 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 February 2016

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto

 

Menjabat Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sejak 2011 lalu, Raharjo Adisusanto berhasil membawa perusahaan berlari kencang. Di bawah kepemimpinannya, SMF mencatat kinerja gemilang. Selain semakin dipercaya oleh para penyalur KPR, SMF juga berhasil mencapai kinerja membanggakan. Tak hanya itu, SMF bahkan berhasil menerbitkan EBA-SP untuk yang pertama di Indonesia. Penuh perjuangan memang, namun ia berhasil mencapai itu semua karena baginya Nothing Impossible.

 

Mendukung program satu juta rumah yang dicanangkan pemerintah, SMF sebagai perusahaan pembiayaan sekunder perumahan, mengemban visi menjadi entitas mandiri yang mendukung kepemilikan rumah layak dan terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia, dengan misi antaranya membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan, dan meningkatkan tersedianya sumber dana jangka panjang. Visi misi tersebut dapat terwujud dengan cara mengalirkan dana jangka panjang dari pasar modal ke sektor perumahan melalui kegiatan sekuritisasi dan penyaluran pinjaman.


Sepanjang 2015, SMF sukses meningkatkan aliran dana jangka panjang. SMF berhasil mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan perumahan, melalui sekuritisasi dan penyaluran pinjaman yang mencapai Rp.3,71 triliun. Secara kumulatif, total akumulasi dana yang dialirkan sampai dengan 31 Desember 2015, mencapai Rp.20,25 triliun, meningkat sebesar 22% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp.16,54 triliun. Dari total akumulasi dana tersebut, sebanyak Rp.5,7triliun digunakan  untuk mendukung program KPR-FLPP, target KPR program pemerintah.  


Jika dilihat dari pertumbuhan rata-rata kumulasi selama lima tahun, dari tahun 2010 hingga akhir 2015, SMF mengalami peningkatan hingga 43,74%, yang mana terus mengalami peningkatan dari 2010 sebesar Rp.3.301triliun, 2011 sebesar Rp.5.258 triliun, 2012 sebesar Rp.8.501triliun, 2013 sebesar Rp.12.017 triliun, dan 2014 sebesar Rp.16.546 triliun. Per akhir 2015 meningkat lagi menjadi Rp.20.252 triliun. “Tingkat pertumbuhan rata-rata kumulasi selama 5 tahun sekitar 43,74%. Itu artinya kan di atas industri perbankan. Itu kontribusi kita, meningkatnya tajam,” ungkap Raharjo saat ditemui Men’s Obsession di Grha SMF, beberapa waktu lalu.


Peningkatan kinerja SMF tahun 2015 dicapai melalui kegiatan sekuritisasi sebesar Rp.200miliar, dan penyaluran pinjaman sebesar Rp.3,51triliun sehingga asset SMF di tahun 2015 mencapai Rp.10,06triliun. Posisi penyaluran pinjaman menjadi Rp.7,84 triliun, meningkat 21% dari tahun sebelumnya sebesar Rp.6,50triliun. Adapun laba bersih di tahun 2015 mencapai Rp.249miliar, meningkat 44% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp.173miliar. Raharjo menyampaikan, pencapaian tersebut terbilang cukup baik, apalagi jika mengingat kondisi ekonomi dalam negeri yang sempat melambat di tahun 2015.


Ya, menghadapi kondisi ekonomi kala itu, Raharjo memang bekerja ekstra keras, “Saya jungkir balik sama teman teman dan alhamdulillah berhasil. Artinya apa, dengan usaha yang luar biasa alhamdulillah target penyaluran pinjaman dari pemegang saham ke SMF bisa tercapai. Dan alhamdulillah lagi kita menyasar masyarakat menengah bawah yang memang memerlukan rumah tinggal. Ketika melambat, dampak kepada menengah bawah ini tidak sebesar menengah atas. Beberapa developer lari dari rumah mewah turun ke menengah, itu fakta. BTN  yang bermain di menengah ke bawah malah profitnya naik,” terangnya penuh rasa syukur.