12 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 February 2016

Naskah: Sahrudi, Foto: Sutanto

 

Sulit disangkal eksistensi PT TASPEN (Persero) saat ini terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. Inovasinya selalu mengedepankan dan memudahkan nasabah untuk mengakses seluruh layanan. Komitmen pemimpin berkepribadian luwes ini salah satu modal utama dari transformasi besar ini.

 

Sejak PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Persero) didirikan pada bulan April 1963, negara telah memberikan tugas mulia ke pundak para pengurus TASPEN untuk memberikan ketenangan kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam menunaikan tugasnya sebagai abdi bangsa. Iqbal, sapaan akrab pemegang tampuk tertinggi di TASPEN sadar akan amanah tersebut melalui dedikasi dan loyalitasnya membangun Taspen agar tidak dipandang sebelah mata sebagai ‘barang antik’.


“Kami ingin agar PNS dan ASN yang pensiun tidak perlu merasa stres. Kemudian dia tidak perlu merasa ragu bagaimana nanti kalau pensiun,” ucap pria humoris ini. Terlihat jelas kepedulian, dan empati yang tertanam di dalam diri mantan Dirut Bank BTN terhadap kaum pensiunan yang jumlahnya saat ini terus meningkat. Karena itulah, sejak 2013 memimpin perusahaan asuransi pensiun milik negara ini, dia selalu memompa semangat seluruh staf dan karyawan TASPEN untuk memberikan pelayanan terbaik kepada kaum pensiunan tersebut.


Sebagai perusahaan berbasis jasa, maka TASPEN harus mampu memberikan layanan yang optimal sehingga bisa bertahan terhadap persaingan. Pentingnya faktor pelayanan ini juga menjadi penekanan penting Iqbal kepada seluruh pimpinan, staf, dan karyawan di TASPEN. Misalnya layanan Taspen keliling yang bisa memudahkan para nasabah mengurus kepentingan terkait Taspen. “Orang nggak perlu bingung, kalau ke Taspen. Saya yakin Pelayanan Taspen tanpa biaya, dan layanannya tidak lebih dari satu jam, kami jemput bola” beber Iqbal.  


Oleh karena itu, dia selalu menegaskan loyalitas dan komitmen dalam bekerja. “Ketika mengambil keputusan, saya tidak menutup diri dengan masukan-masukan yang datang dari luar. Pandangan orang yang berada di luar, bisa saja lebih jernih dan netral melihat suatu kondisi. Namun ketika kita sudah memutuskan sesuatu yang sudah disepakati, tentunya harus berkomitmen untuk dilaksanakan. Harus memegang prinsip,” jelasnya dengan nada tegas
Sebagai Pemimpin, Iqbal Latanro sadar, bahwa perubahan tidak dapat dihindari karena itulah pada awal tahun 2016 seluruh Kepala Cabang/Divisi/Desk bersama-sama mengikuti pelatihan di Rumah Perubahan Rhenald Kasali. Dia menuturkan untuk melakukan transformasi, dimulai dari transformasi SDM terutama remunerasi berbasis kinerja, kemudian disusul dengan tranformasi organisasi dan layanan. Transformasi organisasi berbasis kinerja baik pada level unit kerja maupun individu. “Harapan saya ke depan, kalau orang memiliki kinerja baik walaupun rendah posisinya, maka bonusnya akan tinggi. Jadi orang dihargai berdasarkan kinerja individu dengan cara-cara yang sepadan.