12 CEO Pilihan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 18 February 2016

Naskah: Giattri F.P., Foto: Fikar Azmy

 

Sebagai salah satu perusahaan pulp dan kertas terbesar di dunia, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) terus menunjukan kinerja yang cemerlang. Di bawah komando Tony Wenas, RAPP membangun pabrik baru untuk memperluas kinerja ekspor hingga 85 negara di Eropa dan Asia Pasifik. Bahkan, perusahaan anak Asia Pacific Resources International Holdings Ltd. (APRIL GROUP) ini meraih PROPER Biru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.

 

Mengawali tahun 2016, RAPP menerima hasil penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup (PROPER) tahun 2014-2015 berupa PROPER Biru dari KLHK melalui Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Riau. Dasarnya perbaikan kegiatan operasional perusahaan yang patuh terhadap aturan pemerintah serta ramah lingkungan.


Perusahaan yang berbasis di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau ini, punya kapasitas produksi pulp sebesar 2,8 juta ton per tahun dan paper sebesar 850 ribu ton tiap tahun. Sebanyak 75 persen produknya pun diekspor dan menjamah lebih dari 75 negara di dunia.


Hingga saat ini, ada 6.800 pekerja langsung dan 90 ribu tenaga kerja tak langsung yang menggantungkan hidup pada RAPP. Sementara itu, sumber bahan baku berasal dari konsesi hutan tanaman yang dikelola secara berkelanjutan termasuk perusahaan mitra dengan luas 480 ribu hektar.


Di tahun 2016, RAPP menargetkan pembangunan pabrik kertas atau Paper Machine 3 di Pelalawan yang mulai beroperasi pada September tahun ini. “Pabrik terbaru ini akan menambah kapasitas sebesar 250.000 ton per tahun, menghasilkan high grade digital paper,” terang Presiden Direktur RAPP Tony Wenas.


Ia memaparkan, penambahan pabrik ini menjadi wujud komitmen mendukung hilirisasi industri berorientasi ekspor yang meningkatkan nilai tambah di Riau maupun Indonesia. Tahun ini, perseroan berencana untuk meningkatkan ekspor hingga 85 negara dengan memperluas pasar ke Uni Eropa, meskipun fokus ekspansi pasar masih akan tetap di Asia, Pasifik, Australia dan China.


Pria yang memiliki nama lengkap Clayton Allen Wenas ini juga berpendapat potensi produk kertas Indonesia sebagai pemain dunia masih perlu ditingkatkan. Dari seluas 70 juta hektar lahan hutan yang bisa dimanfaatkan sebagai produksi industri, hanya ada seluas 10 juta hektar hutan tanaman industri (HTI) dan yang baru dikelola baru seluas 3,5 juta hektar. Sisanya, seluas 6,5 juta hektar diharapkan lahan hutan tersebut bisa segera dioperasikan agar bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan produksi pulp dan kertas Indonesia.


Pria lulusan Universitas Indonesia dan MIT Sloan School of Management itu juga mengatakan tahun ini pihaknya akan mulai melakukan diversifikasi produk menjadi dissolving pulp untuk diproses menjadi serat rayon untuk kebutuhan tekstil. Diversifikasi produk tersebut sebagai upaya memberikan nilai tambah dengan bahan baku yang berbeda dari produk pulp. Itu sangat dibutuhkan karena selama ini Indonesia mengimpor. RAPP memproduksi dissolving pulp tersebut untuk pasar dalam dan luar negeri. Dengan diversifikasi produk ini, RAPP menambah 500 tenaga kerja baru tanpa menambah luasan areal konsesi, dengan pabrik di lokasi yang sama di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, seluas 1.750 hektar.