14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Iqbal R., Foto: Sutanto/Istimewa

Dialah sosok di balik kesuksesan PT Taspen (Persero). Betapa tidak, sejak dipercaya menjadi orang nomer satu di Taspen, ia tak pernah henti berinovasi, tak ayal kinerja BUMN pengelola dana pensiun PNS tersebut dari tahun ke tahun terus bertumbuh. Seperti, sepanjang 2017, Taspen meraih laba sebesar Rp721,73 miliar, naik 192% dibandingkan perolehan laba tahun lalu.

 

Pencapaian tersebut melebihi target awal yang ditetapkan Taspen, yakni 104% dari RKAP tahun 2017. Aset Taspen juga bertambah 16% dari tahun lalu. Pertumbuhan aset Taspen di tahun 2017 ini mengungguli pertumbuhan aset industri asuransi dan BPJS sebesar 6,5% sesuai laporan triwulan III/2017 OJK. Pertumbuhan aset tersebut salah satunya ditopang oleh pertumbuhan aset investasi sebesar 25% yang merupakan akumulasi dari pertumbuhan aset investasi pada instrumen obligasi, sukuk& KIK-EBA sebesar 19%; Deposito tumbuh sebesar 54% dan saham, reksadana, dan lain-lain tumbuh sebesar 18% seiring dengan peningkatan pertumbuhan aset investasi, hasil investasi yang dicapai pada tahun 2017 tercatat senilai Rp16,81triliun, tumbuh 11% dibandingkan pada tahun 2016 sebesar Rp15,21 triliun.

 

“Penopang laba, yaitu hasil investasi langsung dan fee based income. Pendapatan yang signifikan itu karena juga ada penyesuaian premi,” tutur Iqbal Latanro, Sang Direktur Utama.

 

Selain itu, keuntungan lain berasal dari pendapatan anak perusahaan yang mencetak pertumbuhan mengkilap. Saat ini, Taspen memiliki beberapa anak perusahaan seperti PT Taspen Life, Taspen Property, dan beberapa anak perusahaan yang lain. Meskipun di tengah kebijakan moratorium rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN), jumlah premi/iuran yang berhasil dihimpun pada tahun 2017 mengalami pertumbuhan sebesar 4% dari Rp7,47 triliun di tahun 2016 menjadi Rp7,81 triliun di tahun 2017. Berbanding lurus dengan peningkatan premi/iuran, pembayaran klaim di tahun 2017 tercatat sebesar Rp9,61 triliun atau meningkat 18% dibandingkan dengan tahun 2016. Peningkatan klaim Program Jaminan Kecelakaan Kerja tercatat sebesar 242%, Jaminan Kematian meningkat sebesar 18% dan Tabungan Hari Tua meningkat sebesar 19%.

 

Terlepas dari berbagai peningkatan kinerja yang diraih sepanjang tahun 2017, Taspen juga berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan bagi ASN. Peningkatan layanan ini di antaranya akan direalisasikan melalui penyediaan hunian bagi peserta Taspen, implementasi perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 dan kepesertaan anggota pegawai pemerintah bukan aparatur sipil Negara (P2BASN) dalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian, digitalisasi pelayanan melalui otentikasi by phone dan pengembangan smartcard yang akan diimplementasikan pada April 2018 dan integrasi sistem data base dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 

 

Selain meningkatkan kinerja keuangan, Iqbal juga melakukan banyak inovasi untuk meningkatkan layanan Taspen. Misal, inovasi sistem pengembangan karier dan inovasi pada layanan. Disamping itu, pada tahun 2017 Taspen menjadi Top 40 dalam ajang SINOVIK (Inovasi Pelayanan Publik) yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN-RB dengan 3 inovasi berupa layanan satu jam, layanan klaim otomatis, dan Simgaji. Selain itu, Iqbal juga memiliki inovasi yang diterapkan pada tahun ini, gebrakan itu antara lain penyediaan hunian bagi peserta Taspen yang bekerja sama dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (Bank BTN), Bank Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap), dan Dewan Pengurus Pusat Real Estat Indonesia (DPP REI).

 

Gebrakan kedua adalah pengembangan dari sisi teknologi informasi untuk sistem otentikasi demi pembuktian yang lebih valid apakah penerima pensiun masih hidup atau sudah meninggal adalah dengan memanfaatkan metode biometrik berupa sidik jari, face recognition dan voice recognition. Proses otentikasi tersebut akan menggunakan aplikasi mobile yang di-install pada smartphone milik penerima pensiun atau mitra bayar. Otentikasi dilakukan dengan menggunakan kamera smartphone untuk merekam wajah, suara, dan sidik jari peserta secara biometrik dan akan dicocokkan dengan data server. Digitalisasi pelayanan pembayaran pensiun tidak berhenti pada inovasi-inovasi di atas saja, akan tetapi masih ada lagi, yaitu pengoptimalan fungsi dari Kartu Identitas Pensiun (KARIP). KARIP dapat dioptimalkan dengan menambahkan fungsi sebagai alat pembayaran (ATM) serta sebagai kartu diskon untuk beberapa merchant. KARIP ini disebut dengan istilah Smart Card.

 

Harapan yang diinginkan dengan adanya digitalisasi pelayanan pembayaran pensiun ini adalah memberikan kemudahan pelayanan kepada pensiunan, laporan pertanggung jawaban uang pensiun realtime dan cepat, tepat orang, dan meminimalisir adanya selisih dengan mitra bayar. Selain itu, yang paling penting adalah dapat membayarkan hak pensiun kepada penerima pensiun yang benar-benar masih berhak, sesuai dengan salah satu prinsip Taspen, yaitu Tepat Orang. Atas prestasinya dalam mempertahankan peningkatan kinerja dari tahun ketahun, Taspen meraih penghargaan ‘The Best Enterprise’ yang diserahkan oleh Europe Business Assembly di Swiss, TASPEN juga meraih ‘Best Company’ pada ajang Indonesia Human Capital Award dan ‘The Most Admired Company' dalam Indonesia Most Admired Company Award.

 

Sebagai wujud komitmen TASPEN dalam terus meningkatkan layanan bagi peserta, TASPEN menjadi satu-satunya Badan Usaha Milik Negara yang meraih TOP 40 Inovasi Layanan Publik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Menutup tahun 2017 lalu, Taspen untuk ketiga kali berturut-turut meraih peringkat Pertama dalam Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik yang diselenggarakan Komisi Informasi Pusat dan diberikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla. Sebelumnya, BUMN yang mengelola jaminan sosial bagi ASN tersebut meraih prestasi serupa pada 2015 dan 2016. Penghargaan ini menjadi bukti komitmen Taspen untuk terus menjaga keberlangsungan transparansi dalam pengelolaan informasi umumnya di lingkungan BUMN.