14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Purnomo., Foto: Anto/Dok. Humas PT KAI

Sebagai pucuk pimpinan tertinggi di PT Kereta Api Indonesia (Persero)/PT KAI, sejatinya kinerja Edi Sukmoro sudah tidak diragukan lagi. Betapa tidak, di tangannyalah sepanjang tahun 2017, PT KAI berhasil mencetak kinerja mengkilap dengan meraih laba bersih (unaudited) sebesar Rp1,4 triliun. Capaian tersebut melonjak sekitar 40 persen dari raupan tahun sebelumnya sebesar Rp1 triliun.

 

Pertumbuhan bisnis yang menguat ini tentu saja akan berimplikasi kepada masyarakat pengguna kereta api. “Pertumbuhan laba tahun lalu tinggi karena PT KAI adalah perusahaan pelayanaan publik bukan bisnis. Sehingga keuntungan yang kami dapatkan akan dikembalikan lagi kepada pelayanan,” ungkap Edi. Sebagai catatan, meroketnya laba perseroan tersebut sangat ditunjang oleh pendapatan angkutan dan barang. Di tahun 2017 sektor angkutan penumpang mampu melebihi target karena berhasil mengangkut 389 juta penumpang atau naik 11 persen dari tahun 2016 sebesar 352 juta penumpang. Kenaikan jumlah penumpang tahun 2017 disebabkan bertambahnya jumlah perjalanan. 

 

Sedangkan untuk angkutan barang tahun 2017 juga dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 13 persen. Jika tahun 2016, PT KAI hanya berhasil mengangkut barang sejumlah 32 juta ton, maka tahun 2017 jumlahnya meningkat jadi 36 juta ton. Itu dikarenakan kontribusi laba PT KAI dari sektor penumpang dan angkutan barang relatif sama. Secara keseluruhan, untuk angkutan penumpang pada tahun 2017 mengalami peningkatan 11 persen dibandingkan 2016. Sementara, untuk angkutan barang, meski terjadi peningkatan, namun pencapaian itu menurut Edi masih di bawah target perseroan, yaitu 39 juta ton setahun. Namun Kinerja 2017 secara umum meningkat, baik dari sisi kinerja keuangan maupun operasi, termasuk juga angka kecelakaan yang menurun signifikan hingga 62 persen.

 

Oleh sebab itu, Chief Executive Officer (CEO) PT KAI ini yakin jika di tahun 2018 angkutan massal penumpang tersebut bisa kembali meningkat. Ke depan, PT KAI optimistis akan ada pertumbuhan, baik jumlah penumpang dan angkutan barang. Salah satu indikatornya ialah makin bertambahnya jumlah penumpang di sektor kereta api listrik atau PT Kereta Commuter Indonesia (KCI). Tahun sebelumnya per hari KCI mengangkut 500 ribu penumpang. Kinerja angkutan barang pun bisa ditingkatkan lagi. Relasi jalur JakartaSurabaya dan Surabaya-Semarang masih bisa ditingkatkan. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan membangun jalur kereta yang akan memasuki Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang. 

 

Di sisi angkutan barang, Edi mengaku tengah melakukan pembicaraan dengan pemerintah terkait upaya mengurangi biaya pengangkutan barang dengan cara me-review pengenaan pajak sepuluh persen yang membuat moda angkutan kereta kalah bersaing dengan angkutan berbasis jalan raya. Terkait pembiayaan, pihak PT KAI telah memperoleh izin untuk menerbitkan obligasi kembali tahun 2018 ini. Kalau dilihat dari hasil RUPS, PT KAI hanya diizinkan menerbitkan obligasi maksimal Rp2 triliun. Tujuan PT KAI sengaja menerbitkan obligasi untuk mendanai rencana pengembangan bisnisnya pada tahun ini.

 

PT KAI hanya mengharapkan agar penerbitan obligasi PT KAI bisa dilakukan pada semester I tahun 2018. Melihat kesuksesan penerbitan pertama kemarin seharusnya perusahaan bisa lebih percaya diri lagi. Namun langkah mengeluarkan obligasi di 2018 mesti memerhatikan waktu penerbitan. Menurut dia, penerbitan di semester I 2018 merupakan waktu yang tepat karena biasanya kondisi pasar sedang positif. Selain itu juga tergantung besaran kupon yang ditawarkan. Sebagai BUMN sektor angkutan, kelak dana hasil obligasi yang didapat akan dimaksimalkan untuk melakukan peremajaan kereta api yang telah berusia tua. Tahap pertama peremajaan kereta api itu sebanyak 480 kereta. PT KAI membutuhkan setidaknya 800 gerbong kereta api, sementara kapasitas produksi PT INKA (Persero) terbatas.