14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto/Dok. Humas IPC

Memimpin IPC sejak 2016 lalu, Elvyn melakukan second round transformation, serta penajaman visi untuk menuju World Class Port Operator yang telah disusun dalam roadmap lima tahun (2016 – 2020) dengan tahapan fase fit infrastructure, fase enhancement, fase establishment, dan fase sustainable superior performance.

 

Mengawali fase Establishment pada 2018 ini, Elvyn beserta timnya fokus pada beberapa program kerja berbasis volume growth, holding establishment, dan profitability growth. Sebelumnya di tahun kedua kepemimpinannya, Elvyn telah banyak melakukan langkah strategis untuk mewujudkan IPC menuju World Class Port Operator. Pada 2018 ini, meneruskan fase Establishment, program kerja Elvyn dan seluruh tim IPC terfokus pada beberapa hal, yakni Volume Growth, antara lain pada peningkatan pangsa pasar pelabuhan, peningkatan efektifitas operasi di cabang pelabuhan, serta operasi terminal baru.

 

Kemudian Profitability Growth yang terfokus pada Volume growth serta naiknya tarif di beberapa cabang pelabuhan, kerja sama dengan pihak eksternal, program cost effectiveness, serta IPO untuk dua anak perusahaan (PT. PTP dan PT. IKT). Setelah itu, Holding Establishment (Synergize Among BUMN), yaitu berupa Standarisasi Operasi & Infrastruktur pelabuhan di Indonesia guna mendukung program integrated port network/tol laut), kerja sama dengan Kawasan Industri, kerja sama antar anak perusahaan BUMN, serta penjajakan operasi PT1 & PT2 dengan BUMN.

 

Sementara untuk kinerja keuangan pada fase ini, terutama pada 2018, IPC menargetkan mengalami peningkatan sebesar 11,02% dari tahun sebelumnya, laba usaha diharapkan naik menjadi Rp2,05 triliun, sementara EBITDA Margin ditargetkan tumbuh menjadi 37,05% dan BOPO diharapkan bisa turun 1,6% dari tahun sebelumnya. Untuk kinerja operasional throughput petikemas diharapkan naik menjadi 7,10 juta TEUs atau meningkat 2,7% dari tahun sebelumnya, throughput non petikemas naik menjadi 72,86 juta ton atau 27,7% dari tahun sebelumnya utamanya untuk curah cair dan curah kering. Sementara kunjungan kapal diharapkan turun 15,8% dan arus penumpang kapal tercapai 511,7 ribu orang.

 

Untuk mencapai apa yang menjadi tujuan IPC tersebut tentu tak mudah, ada tantangan dan kendala yang harus dihadapi perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, IPC telah mengambil langkah-langkah strategis dalam rangka redefinisi posisi perusahaan dan reorientasi arah perusahaan, termasuk penajaman visi, nilai dan karakter perusahaan, penentuan arah kebijakan Direksi hingga penyusunan corporate roadmap menuju cita-cita perusahaan sebagai pengelola pelabuhan kelas dunia di tahun 2020. Adapun tiga bidang yang menjadi fokus dalam peningkatan kinerja ke depan adalah persiapan Fondasi Governance, Revenue Enhancement, dan Cost Effectiveness. 

 

Sementara untuk pengembangan bisnis, IPC juga akan melakukan pengembangan pelabuhan-pelabuhan baru dengan tujuan mempercepat dan meningkatkan pelayanan, serta pengelolaan organisasi yang best practices dikelola by system. Dengan demikian, IPC telah melakukan inovasiinovasi yang bertujuan untuk perbaikan pelayanan dan operasional, diantaranya adalah upaya menekan angka Dweling Time melalui pembuatan Integrated Container Freight Station (CFS Center), modernisasi infrastruktur dan suprastruktur pelabuhan serta optimalisasi penggunaan teknologi informasi yang dilaksanakan dalam bentuk implementasi VTS (Vessel Traffic System), MOS (Marine Operating System), Inaportnet, NPK dan PK TOS, Auto Tally dan Auto Gate serta E-Service. Optimalisasi penggunaan teknologi informasi dalam pelayanan jasa kepelabuhanan selain bertujuan untuk memudahkan pengguna jasa dalam bertransaksi, juga untuk mendukung pelaksanaan good corporate governance (GCG) terhadap transparansi biaya pelayanan jasa.

 

Di samping itu, IPC juga akan melakukan modernisasi pelabuhanpelabuhan yang sudah ada. Semua itu telah dimulai dengan persiapan program seperti memodernisasi peralatan, review layout kompleks pelabuhan, traffic management dan juga estetikanya agar pelabuhan ini lebih terstruktur dan tersistemisasi seperti world class ports pada umumnya. Sementara untuk menekan biayabiaya logistik, IPC juga telah melakukan beberapa langkah-langkah strategis yang diimplementasikan dalam program Integrated Port Network. Program ini merupakan
solusi yang tepat untuk mengintegrasikan kawasan pelabuhan dan industri. Program ini bertujuan agar kegiatan supply chain dapat dikontrol dan dipastikan menjadi menjadi lebih luas, dari pemilik barang ke tujuan ‘Door to Door’ (end to end process).

 

Selain itu dengan adanya inisiatif Harmonisasi antar stakeholder supply chain mengakibatkan konektivitas multimoda semakin meningkat. Hal ini tentu akan berdampak positif dalam perbaikan konektivitas jalur darat. Akan ada tujuh pelabuhan yang dilibatkan dalam mendukung konsep ini, antara lain, pelabuhan Tanjung Priok, Surabaya, Pontianak, Belawan/Kuala Tanjung, Makassar, Bitung dan Sorong/Seget. Tak hanya itu, saat ini IPC juga tengah mengembangkan gagasan “Pelabuhan Indonesia Incorporated”, yaitu sebuah inisiasi sinergi dalam lingkungan seluruh Pelindo, mulai dari Pelindo I hingga Pelindo IV. Pelindo merencanakan konsolidasi atau holding anak perusahaan dalam bidang sejenis atau yang memiliki segmentasi usaha yang sama di lingkungan Pelindo I-IV.

 

Misalnya menggabungkan anak perusahaan yang bergerak di bidang handling petikemas yang dimiliki oleh Pelindo I – IV, atau anak perusahaan yang bergerak dalam bidang handling logistik dengan sesamanya. Anak perusahaan tersebut rencananya akan dilakukan pemetaan menurut segmentasi usahanya yang dibagi menjadi 14 segmen, difokuskan menjadi empat bidang usaha yakni container, multi-purpose, logistic, marine and shipyard, dan developer. Dan untuk saat ini Pelindo Incorporated masih dalam proses Feasibility Studies (FS), termasuk di dalamnya mempersiapkan seluruh kesepakatan bersama antara Pelindo I – IV untuk menggodog pola operasi dan opsi restrukturasi dari Pelindo Incorporated.