14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Purnomo, Foto: Istimewa

Catatan positif patut diberikan kepada Tumiyana yang saat ini menjabat sebagai Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Tbk (PT PP). Sebab, di bawah kepemimpinan pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 10 Februari 1965 ini PT PP sukses menggapai kinerja keuangan membanggakan.

 

Tumiyana bukanlah orang baru di PTPP, ia telah bekerja BUMN konstruksi tersebut sejak 1985. Pria berusia 53 tahun itu pernah menjabat sebagai Direktur Keuangan PT PP dan kepala divisi operasional II Jakarta. “Saya berkarier mulai dari awal hingga menempati posisi direktur utama di perusahaan ini. Sudah mengalami pahit getirnya perusahaan ini. Misalnya bagaimana PT PP berjuang untuk lepas dari krisis moneter 1998. Saya juga sudah mengalami tingkat keuntungan PT PP yang hanya Rp30 miliar setahun, hingga besar seperti sekarang,” ungkap Tumiyana.

 

Langkah utama, Tumiyana saat diangkat menjadi Direktur Utama pada 2016 lalu adalah langsung mengubah business line PT PP, yakni bagaimana meningkatkan kapasitas keuangan perseroan, sehingga PT PP tidak hanya menjadi kontraktor saja, tetapi berubah menjadi investor. Hal ini mendorongnya berani mencanangkan target investasi PT PP sebesar Rp25-30 triliun setiap tahun. Ia juga fokus untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Ketika investasi lebih besar, kekuatan SDM juga harus ditingkatkan. Ini untuk mempercepat kemampuan perseroan mencapai target yang sudah ditetapkan.

 

Dalam memimpin sebuah perusahaan, kata Tumiyana, dibutuhkan leadership untuk membuat seluruh karyawan atau perusahaan berada dalam satu bahasa. Misalnya kalau ia menargetkan PT PP menjadi perusahaan kelas Asean, berarti kapasitas SDM perusahaan harus mampu melaksanakannya. Bagaimana caranya agar semua mampu? Tumiyana memberikan pelatihan bagi seluruh karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM, seperti memberikan beasiswa bagi karyawan hingga sekolah di luar negeri. Salah satu contoh kecil yang ia terapkan adalah mengharuskan seluruh karyawan berbahasa Inggris dalam memberikan laporan.

 

Selain leadership, sambung Tumiyana, seorang pemimpin membutuhkan kemampuan membaca lingkungan sekitar. “Kalau kita tidak bisa membaca lingkungan sekitar, bagaimana mau membawa ‘gerbong’? Seorang pemimpin harus bisa mengcreate value dari kondisi lingkungan tersebut untuk perusahaan,” tegasnya. 

 

Pada triwulan III/2017, PT PP mencetak kinerja mengkilap, yakni pendapatan mencapai Rp13,8 triliun dibandingkan pencapaian pendapatan sebesar Rp10,8 triliun di triwulan III/2016. Sementara laba usaha sebesar Rp1,6 triliun atau tumbuh 33 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan laba usaha di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun. Pencapaian ini merefleksikan marjin laba usaha PT PP sebesar 11,8 persen di triwulan/III 2017, lebih tinggi 10,3 persen dibandingkan pencapaian di periode yang sama tahun 2016.

 

Pada triwulan III/2017, PT PP mencetak kinerja mengkilap, yakni pendapatan mencapai Rp13,8 triliun dibandingkan pencapaian pendapatan sebesar Rp10,8 triliun di triwulan III/2016. Sementara laba usaha sebesar Rp1,6 triliun atau tumbuh 33 persen (year-on-year/yoy) dibandingkan laba usaha di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,2 triliun. Pencapaian ini merefleksikan marjin laba usaha PT PP sebesar 11,8 persen di triwulan/III 2017, lebih tinggi 10,3 persen dibandingkan pencapaian di periode yang sama tahun 2016.

 

Laba bersih yang diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk di triwulan III/2017 berhasil mencapai Rp990 miliar, naik 75 persen secara yoy atau sebesar Rp423 miliar, dibandingkan Rp567 Miliar yang dicapai di triwulan III/2016. Dengan pencapaian tersebut, marjin laba bersih PT PP di triwulan III/2017 mencapai 7,2 persen dibandingkan 5,2 persen yang diraih di periode yang sama tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan efisiensi dan menjaga profitabilitas, Perseroan secara kontinyu menjaga keunggulan operasional dan meningkatkan kapasitas engineering. Sedangkan, laba komprehensif perseroan di triwulan III/2017 menyentuh Rp1,11 triliun di mana sudah hampir sama dengan laba komprehensif perseroan di akhir tahun 2016 sebesar Rp1,15 triliun, atau tumbuh 69,9 persen terhadap laba komprehensif di triwulan III/2016 sebesar Rp658 miliar.