14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Giattri F.P., Foto: Edwin B./Dok.Humas BPJS Ketenagakerjaan

Nama Agus Susanto mencuat takkala Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan periode 2016-2021. Di bawah komandonya, Badan Hukum Publik itu berhasil mencetak kinerja progresif untuk menjadi kebanggaan Indonesia.

 

Sejak dilantik pada Februari 2016 silam, Agus mengaku ada beberapa tantangan yang dihadapi BPJS Ketenagakerjaan di antaranya perluasan kepesertaan. Hal ini, sambungnya, berkaitan dengan pendanaan jaminan sosial Indonesia yang bersifat self funding. “Kami juga wajib meregulasi seluruh pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia dengan beragam latar belakang budaya untuk menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan dan mewajibkan mereka membayar iuran,” tutur Agus. Tantangan lain, bagaimana manfaat prioritas BPJS Ketenagakerjaan yang diatur dalam undang – undang BPJS, yakni Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Pensiun bisa dinikmati para pekerja. 

 

Tahun 2018, imbuh Agus, BPJS Ketenagakerjaan fokus kepada fase Operational Excellent. “Kita akan melakukan pembaharuan dan pengembangan besarbesaran terhadap sistem teknologi mulai dari core system sampai ke e-channel. Salah satu langkah yang sudah digulirkan adalah menyempurnakan Penggerak Jaminan Sosial Indonesia (PERISAI) dengan sistem aplikasi digital berbasis internet yang dioperasikan melalui smartphone. Aplikasi ini mengintegrasikan sistem yang ada di BPJS Ketenagakerjaan dengan sistem di Bank. Dengan aplikasi digital tersebut seluruh proses ditangani secara Elektronis, Straight Trough Processing (STP), Single Sign On, dan Paperless.

 

“Aplikasi ini tidak hanya mempermudah sistem kerja Perisai dalam mengakuisisi peserta, namun juga memudahkan pemantauan secara real time oleh pihak BPJS Ketenagakerjaan. Selain itu, aplikasi ini juga digunakan BPJS Ketenagakerjaan untuk meminimalisir risiko terjadinya fraud,” jelas Agus.

 

Sistem Perisai sendiri sudah diimplementasikan sejak November 2017 lalu dan telah berhasil mengakuisisi 55.000 tenaga kerja baru. Sebagai bentuk apresiasi pelaksanaan tugasnya, agen PERISAI akan mendapatkan insentif yang menarik dari BPJS Ketenagakerjaan. Pada tahun 2018, BPJS Ketenagakerjaan berencana merekrut secara bertahap 5.000 orang Perisai untuk melakukan akuisisi 3 juta peserta baru. Agen Perisai tersebut akan direkrut dari berbagai kalangan atau komunitas seperti dari Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Kantor Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Serikat Pekerja, Serikat Buruh dan Asosiasi serta Komunitas lainnya. 

 

Di bawah nakhoda Agus, sepanjang 2017, BPJS Ketenagakerjaan menorehkan kinerja cemerlang. Hingga Desember 2017 (unaudited), total tenaga kerja yang telah terlindungi BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 44,99 juta orang. Dari jumlah tersebut, peserta aktif mencapai 26,24 juta orang tumbuh 15,95 persen dari 2016 sebesar 22,63 juta orang. Ia mengklaim, pencapaian jumlah kepesertaan itu menunjukkan sosialisasi dan edukasi yang dilaksanakan BPJS Ketenagakerjaan telah berjalan baik. “Kami juga mendorong kerja sama lebih erat dengan lembaga pemerintah atau perusahaan swasta untuk mendongkrak jumlah peserta,” ujarnya.

 

Dari sisi jumlah pemberi kerja aktif sebanyak 488.188, melampaui target rencana kerja yang ditetapkan sebesar 425.000. Kemudian dari sisi pencapaian iuran, realisasi tahun 2017 mencapai Rp56,41 triliun naik 16,02 persen dibanding tahun sebelumnya Rp48,62 triliun. Hasil investasi mencapai Rp26,71 triliun dari target hasil investasi sebesar Rp24,84 triliun. “Pengelolaan dana investasi tersebut memberikan tingkat pengembalian atau Yield on Investment (YOI) sebesar 9,4 persen,” ungkap Agus.

 

Untuk pembayaran klaim dan jaminan yang dilakukan sepanjang tahun 2017 mencapai Rp25,36 triliun dengan total klaim sebanyak 2,04 juta dari 4 program yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Ketenagakerjaan juga menyabet berbagai penghargaan, antara lain mendapatkan apresiasi dari ASEAN Social Security Association (ASSA) kategori 'Insurance Coverage', khususnya dalam perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kini juga mencakup perlindungan pekerja migran di luar negeri.

 

Meraih ‘Best Career Management’, ‘Best Change Management’, ‘Best Employee NPS’, dan ‘Best All HC Criteria’ dalam ajang Dunamis Study Awards 2017. BPJS Ketenagakerjaan juga mendapat Penilaian Dewan Jaminan Sosial Nasional, Kinerja Tahun 2016 Predikat ‘Sehat Sekali’. Penghargaan KPK ‘Lembaga Pengendalian Gratifikasi Terbaik’. Lebih lanjut Agus menuturkan jiwa leadership sangat penting dalam membangun team work di perusahaan. Idealnya harus tercipta suatu interaksi antara atasan dan bawahan secara sinergi, efektif, dan tanpa beban. “Seorang leader harus bisa memanage dan merangkul bawahannya untuk melaksanakan visi dan misi perusahaan. Layaknya dirigen yang memimpin sebuah orkestra, harus mampu mengorganisir kelompoknya agar harmonis dalam menyuguhkan karya,” jelasnya.