14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Iqbal R, Foto: Dok.Humas Bank BRI

Sosok yang satu ini telah berkecimpung di dunia perbankan lebih dari tiga dekade. Berkat track recordnya yang mumpuni sebagai bankir, Suprajarto dipercaya menjadi Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Bank BRI) pada Maret 2017 lalu. Di bawah nahkoda, bank pelat merah terbesar di Indonesia tersebut konsisten mencetak kinerja cemerlang.

 

Di bawah kepemimpinan Suprajarto, di akhir tahun 2017 Bank BRI membukukan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp29,04 triliun, atau tumbuh 10,7 persen year on year (yoy). Perolehan laba tidak terlepas dari penyaluran kredit Bank BRI yang tumbuh double digit dan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Bank BRI secara konsolidasian mampu mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp739,3 triliun atau tumbuh 11,4 persen dibandingkan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 sebesar Rp663,4 triliun.

 

Penyaluran kredit ini masih didominasi oleh kredit kepada segmen UMKM yang mencapai 74,6 persen dari total portofolio kredit BRI. Capaian tersebut selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo, di mana perbankan diharapkan menjalankan fungsi intermediasinya dengan memberdayakan para pelaku usaha mikro dan kecil. Penyaluran kredit BRI secara konsolidasi sebesar Rp739,3 triliun masih didominasi oIeh penyaluran kredit mikro yakni sebesar Rp239,5 triliun, kredit konsumer Rp114,6 triliun, kredit ritel dan menengah Rp197,8 triliun dan kredit korporasi Rp187,4 triliun. Tidak berhenti disitu, Bank BRI juga berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru, sebesar 41 persen telah digunakan untuk sektor produktif.  “Kami menargetkan pertumbuhan kredit di 2018 tumbuh 10-12 persen,” tambahnya.

 

Suprajarto menargetkan porfotolio kredit UMKM BRI terus meningkat hingga mencapai 80 persen dari total keseluruhan kredit. Loan to deposit ratio (LDR) konsolidasian pun berada di kisaran angka yang ideal, yakni sebesar 87,8 persen. Sementara itu, NPL gross konsolidasian pada akhir Desember 2017 terjaga di kisaran 2,2 persen.  Di bawah nahkoda Suprajarto, Bank BRI terus berkomitmen menjalankan fungsi sebagai agent of development dengan memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui berbagai program yang menyentuh langsung berbagai kalangan. Bank BRI juga terus meningkatkan literasi dan inklusi keuangan sehingga mampu memberikan dampak ganda terhadap perekonomian nasional.

 

Melalui Bank BRI, Suprajarto telah menyelaraskan berbagai kegiatan korporasinya untuk menjadi agen pembangunan bangsa, salah satunya dengan menyelaraskan program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dengan layanan perbankan yang menyeluruh dan real time online. BUMDes yang saat ini telah berada di bawah binaan Bank BRI berjumlah lebih dari 5.833 dari total keseluruhan BUMDes yang ada di Indonesia sebanyak 18.446 BUMDes. Selain itu, Bank BRI juga telah melakukan Korporatisasi Petani dengan mengintegrasikan dan memadukan berbagai unsur kegiatan pertanian menjadi siklus atau ekosistem yang bersifat efisien yang pada akhirnya memberikan daya dorong pada peningkatan kualitas dan daya saing produkproduk pertanian.

 

Di bawah komando Suprajarto, Bank BRI juga telah mendirikan berbagai Rumah Kreatif BUMN (RKB) sebagai langkah nyata untuk mendayagunakan ekonomi mikro kerakyatan yang mandiri dan memiliki daya saing. Saat ini Bank BRI telah memiliki 52 Rumah Kreatif BUMN di seluruh Indonesia. Tak hanya itu, Bank BRI juga ikut melakukan pembaruan dalam pola bisnis perbankan dalam menyikapi perubahan dunia yang sudah bergerak menuju digital. Secara global telah ada semacam pergerakan pola pikir yang merambah bisnis dari yang awalnya bersifat konvensional menjadi digital, dari internet (Inet) menuju artificial intelligence (AI). Kemunculan financial technology (fintech) merupakan salah satu lompatan besar dalam industri keuangan. Dengan memperkecil barrier entry, para end user mampu terkoneksi satu sama lain dalam melakukan berbagai transaksi keuangan melalui dunia digital.

 

Langkah Bank BRI dalam menyikapi perubahan ini salah satunya dengan membentuk BRISPOT, sebuah layanan one stop services dalam layanan perbankan yang bersifat end to end business process. BRISPOT mendorong produktivitas para pemasar Bank BRI dalam mengembangkan bisnis dan meningkatkan kualitas layanan kepada para nasabah Bank BRI. Dengan pencapaian kinerja yang cemerlang tersebut, harga per lembar saham Bank BRI sempat menembus rekor tertinggi yaitu mencapai Rp3.920 pada bulan Januari 2018. Torehan ini berhasil mengerek kapitalisasi pasar perusahaan dengan kode emiten BBRI tersebut mencapai Rp483,52 triliun, dan menjadikan Bank BRI sebagai bank dengan kapitalisasi pasar terbesar keempat di Asia Tenggara.

 

Perusahaan millik BUMN ini juga, terus mendukung program pemerintah salah satunya dibidang infrastruktur, “Kami banyak ikut. Misalnya, tol, pelabuhan, bandara, dan lain-lain. Tapi, kembali lagi, kami juga memperhatikan faktor LDR. Tapi, nanti kalau LDR sudah longgar tentu lebih baik. Sebab, sekarang yang sudah punya komitmen dan menunggu progress project kan juga banyak. Jadi, kami juga tidak bisa langsung sekarang melakukan ekspansi,” katanya.

 

Berbagai kegiatan Bank BRI ini sejalan dengan Nawacita Presiden RI Joko Widodo, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerahdaerah dan desa dalam kerangka NKRI, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi strategis domestik. Sehingga, secara langsung Bank BRI memiliki andil dalam kemajuan perekonomian bangsa Indonesia.