14 CEO PILIHAN

Oleh: Iqbal Ramdani () - 19 February 2018

Naskah: Giattri F.P., Foto: Istimewa

Dialah sosok pemimpin visioner yang dimiliki negeri ini. Betapa tidak? Sebagai nakhoda PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB), ia sukses menggulirkan berbagai gebrakan sehingga Bank BJB yang semula berskala daerah menjelma menjadi bank skala pasar nasional. Kini, bank berkode emiten BJBR itu menduduki peringkat ke-18 dari 130 bank di Indonesia.

 

Berbekal ilmu yang diserapnya dari para bankir tangguh di masa sebelum dan setelah krisis ekonomi 1998, kemampuan Ahmad Irfan kian teruji terutama di masamasa awal kariernya di industri perbankan. Berkat ilmu dan pengalamannya, sejak 2015 lalu ia dipercaya sebagai Direktur Utama Bank BJB. Kala itu, ia menerima tantangan cukup besar salah satunya rasio kredit bermasalah (Non-performing loan/NPL) yang sangat tinggi, hampir menyentuh 5%. Berkat tangan dingginnya, Bank BJB berhasil menjaga NPL di level 1,5% selama tiga tahun terakhir. Bank BJB juga sukses menunjukkan catatan prestasi yang membanggakan di tahun 2017, di tengah-tengah tekanan perekonomian global maupun ekonomi nasional yang masih bergejolak. 

 

Hingga triwulan III/2017 Bank BJB mencatatakan laba bersih sebesar Rp1,3 triliun. Raihan ini ditopang dari hasil ekspansi kredit yang tumbuh sebesar 11,9 persen dibandingkan dengan tahun lalu (year on year/yoy). Total kredit yang disalurkan Bank BJB sebesar Rp70,5 triliun dan diimbangi dengan kenaikan fee based income 18,5% (yoy). Total dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun hingga triwulan III/2017 tercatat sebesar Rp86,6 triliun, tumbuh 18,6 persen (yoy). Adapun dari total aset Bank BJB tercatat sebesar Rp114,2 triliun atau tumbuh 12,5 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Kinerja tersebut ditopang kualitas pelayanan yang terus mengalami peningkatan.

 

Atas berbagai catatan positif itu, Bank BJB meraih berbagai penghargaan prestisius dan membanggakan sepanjang 2017 dari berbagai instansi, masyarakat, serta stakeholder. Di antaranya Penghargaan Markplus. Inc – Ahmad Irfan as 'Bandung Marketing Champion' dan Ahmad Irfan as 'Marketeer of the Year', 'Top IT Implementation on Payment of Local Government Taxes 2017' – itech, 'Top Leader in IT Leadership 2017' – itech. Penghargaan Majalah Forbes Indonesia ‘Best of the Best Award Top 50 Companies 2017' – Peringkat 18, IICD Corporate Governance Conference & Award – 'TOP 50 of the Biggest Market Capitalization Public Listed Companies', International Council for Small Business (ICBS), Indonesia Presidential Award 2017 'Category Business Practioner', Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – BUMD Dengan Sistem Pengendalian, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) – Lembaga Dengan Tingkat Kepatuhan LHKPN Terbaik Tahun 2017.

 

Di lantai bursa saham, Bank BJB masuk kategori LQ45, yakni kategori bergengsi dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal tersebut mencerminkan tingkat kepercayaan yang tinggi dari investor kepada Bank BJB. Dalam menjalankan bisnisnya, Bank BJB senantiasa mematuhi peraturan yang berlaku dan selalu mengimplementasikan penerapan Good Corporate Governance (GCG) dengan baik, untuk menghindari praktek korupsi, dan kolusi. ”Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan Bank BJB dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian dan azas prudential banking,” ujar Ahmad Irfan.

 

Berbagai pencapaian tersebut juga tak lepas dari kesigapan dalam melakukan penyesuaian terhadap perkembangan zaman. Adopsi teknologi, inovasi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia menjadi tiga aspek penting yang selalu ditekankan manajemen Bank BJB. “Kini dunia dikuasai oleh generasi Y dan Z yang mengedepankan teknologi. Artinya bank akan ketinggalan jika tidak melakukan pemutakhiran teknologi,” tegas pria yang meraih gelar Doktor atas disertasinya berjudul “Model Strategi Bersaing: Studi Empiris pada Bank Pembangunan Daerah (BPD) di Indonesia itu.

 

Bank BJB kini sudah mengambil langkah strategis dengan melakukan pendekatan produk dan jasa yang sesuai perkembangan zaman. Alasan yang tetap menjadikan Bank BJB sebagai Regional Champions.  Salah satunya, berkomitmen meningkatkan inovasi pada produk dan jasa melalui layanan berbasis digital, seperti bjb mobile, bjb sms, bjb digi, e-money server based hingga card based. Salah satu wujud teknologi terdapat pada layanan fintech yang dalam kurun waktu dua tahun terakhir telah mampu meraup transaksi hingga Rp3 triliun. Ahmad Irfan memprediksi di tahun 2020 fintech akan mampu menghasilkan Rp7 triliun. Artinya jika perbankan dan regulator tidak bergerak cepat maka akan tertinggal dari sisi payment.