10 CEO Tangguh Pilihan Men's obsession

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 14 July 2014
Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto
Bicara tentang pembangunan perumahan rakyat menengah ke bawah tentu tak bisa dilepaskan dari peran PT Sarana Multigriya Finansial (Persero). Performa BUMN yang dipimpin Raharjo Adisusanto itu kini semakin mengkilap. Eksistensinya, tak hanya diakui di dalam negeri, tapi juga internasional.

Meningkatnya taraf perekonomian rakyat belakangan ini sejalan dengan semakin menaiknya permintaan perumahan kelas menengah ke bawah. Tingginya permintaan, juga tak lepas dari pemberian kredit jangka panjang kepada masyarakat yang butuh rumah. Nah, pemberian kredit jangka panjang ini tentu bukan tanpa risiko. Karena, bisa saja terjadi maturity mismatch atau kesenjangan jatuh tempo. Dengan pertimbangan itulah pada tahun 2005 pemerintah mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bernama PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF yang berperan besar dalam pembiayaan KPR.

Perusahaan pembiayaan pelat merah ini menyediakan dana jangka panjang agar tidak terjadi maturity mismatch. “KPR ini kan kredit jangka panjang, bahkan sampai 20 tahun untuk KPR subsidi. Maka diperlukan dana jangka panjang untuk menghindari resiko akibat maturity mismatch, terutama pada saat krisis,” ungkap Raharjo.

Sebagai perusahaan pembiayaan sekunder perumahan, SMF juga bertujuan mempercepat pertumbuhan volume KPR dengan cara melakukan sekuritisasi atas tagihan KPR. “Sekuritisasi itu menjual tagihan KPR ke pasar modal dengan menerbitkan Efek Beragun Asset (EBA). Jadi perbankan tidak perlu menunggu dana cicilan balik terkumpul. Cukup setahun atau dua tahun setelah memberikan pinjaman KPR, perbankan bisa melakukan sekuritisasi, menjual tagihannya ke pasar modal, sehingga mendapat likuiditas kembali dan bisa disalurkan lagi ke masyarakat. Maka akan terjadi percepatan pertumbuhan volume KPR di Indonesia,” ia menerangkan dengan serius.