10 CEO Tangguh Pilihan Men's obsession

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 14 July 2014
Naskah: Andi Nursaiful/Sahrudi, Foto: Fikar Azmy
Selama tiga dasawarsa berkairier di dunia perbankan dan keuangan, Maryono telah menjadi bagian dari sejarah penyelamatan sejumlah bank nasional yang nyaris ambruk. Tak heran jika ia kerap disebut bankir spesialis krisis. Setelah berhasil merecoveri bank Century, Maryono lalu dipercaya pemerintah menangani Bank BTN, dan kembali bersinar.

Bicara tentang transformasi bank di Indonesia, tidak akan lengkap jika tak menyinggung sosok Maryono. Bankir kelahiran Rembang, 16 September 1955, ini, sebelumnya menjabat GrupHead Jakarta Network Bank Mandiri, ketika ditunjuk pemerintah untuk menjadi Dirut Bank Century dan mengubah nama Bank Century menjadi Bank Mutiara.

Bank Century yang dimiliki pengusaha Robert Tantular terpaksa diambil alih LPS pada 21 November 2008 lantaran bank valuta asing terbesar ini diduga terlibat kasus penyalahgunaan dana nasabah. Bank Century sudah kritis ketika Maryono ditugaskan masuk. Meski ia telah berkali-kali menghadapi krisis dan masalah perbankan, ia mengakui masalah yang ada di Bank Century sangat kompleks dan bukan perkara mudah untuk menyelesaikannya. Namun, ia terbukti mampu menuntaskan tugasnya dengan baik.

Kini, dengan kepercayaan yang diberikan pemerintah untuk menjabat Direktur Utama BTN semakin menambah panjang daftar catatan perjalanan karier Maryono di dunia perbankan nasional.



Alumnus FE Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah yang memulai karier di Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo) pada 1982 ini mengaku mendapatkan kesempatan yang luar biasa untuk memimpin bank pelat merah yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Sebagai pemimpin dengan segudang pengalaman di perbankan nasional, Maryono tahu betul bagaimana mengembangkan bank pelat merah itu menjadi lebih baik dan lebih besar dari sekarang.