68 Tahun Membangun Bangsa

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 01 August 2013
Naskah: A. Rapiudin, Foto: Sutanto & Dok. Pribadi

Ketika terjadi konflik politik di Mesir yang menewaskan puluhan orang, ia sempat terhentak. Sedih dan tentunya menyayangkan terjadinya peristiwa yang bermuasal dari persoalan kekuasaan. Ingatannya kembali ke beberapa tahun belakangan di dalam negeri dan ia bersyukur, “proses demokrasi di Indonesia sudah dewasa, tak ada gejolak yang mengerikan seperti di Mesir. Dan, semoga kedewasaan berdemokrasi di negeri ini terus terjaga,” ia membatin.

Ya, Muhammad Najib, yang saat ini duduk sebagai anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) sejatinya tak ingin peristiwa di Mesir itu terjadi. Karena Mesir menjadi inspirasi bagi negara-negara di Timur Tengah dan negara-negara muslim di seluruh dunia, dimana perubahan-perubahan politik, kebudayaan, dan perkembangan pemikiran keislaman selalu di mulai di negara itu. Tidak mudah bagi Mesir melakukan transisi dari pemimpin yang diktator militeristik menuju kepemimpinan yang demokrastis.

Hal yang sama juga dialami negara-negara Timur Tengah lainnya, seperti Tunisia, Libya, Yaman dan Suriah: “Saya sudah enam kali ke Mesir, termasuk dua hari pasca kudeta terhadap Presiden Muhammad Mursi. Situasi di sana kacau dan ketidakpastian jalannya pemerintahan semakin tinggi,” ujar Ketua Kaukus Parlemen untuk Timur Tengah ini.

Berkaca dari berbagai peristiwa politik di sejumlah negara di Timur Tengah, rakyat Indonesia patut bersyukur bahwa masa transisi di negara ini berjalan singkat dan mulus. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari dua indikator: pertama, peristiwa lengsernya Presiden Soeharto hanya memerlukan waktu sekitar dua minggu saja terhitung sejak terbunuhnya sejumlah mahasiswa Trisakti sampai Pak Harto menyatakan berhenti menjadi Presiden. Kedua, jumlah korban tidak sampai sepuluh orang.

Sementara di Timur Tengah rentang waktu transisi memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan ada yang sampai bertahun-tahun, juga dari sisi jumlah korban ada yang ribuan sampai ratusan ribu. “Masyarakat dan pemimpin kita sangat dewasa dengan tidak memaksakan kehendaknya. TNI juga secara sukarela memberikan kesempatan sipil memimpin pemerintahan. Jadi, masa transisi kita relatif lancar,” ucap Ketua DPP PAN periode 2005 – 2010 ini.