15 CEO Pilihan 2019

Oleh: Iqbal Ramdani () - 22 February 2019

Naskah: Subchan Husaen Albari Foto: Istimewa

Ditunjuknya Soeroso menjadi Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) adalah keputusan yang tepat. Keberhasilannya mengangkat dan mengelola Bank UMKM Jatim dengan aset Rp1,567 triliun pada 2015 lalu menjadi alasan kenapa ia layak menduduki pucuk perusahaan.

 

Tiga tahun berselancar di Bank Jatim, kini Soeroso mampu membuktikan kinerjanya dengan beragam prestasi yang membanggakan. Pendapatan Bank Jatim tidak hanya sekedar meningkat. Namun, kepercayaan publik terhadap bank milik pemerintah daerah Jawa Timur ini juga naik.  Membangun kepercayaan (trust) dalam mengelola bisnis perbankan menjadi syarat utama bagi Soeroso untuk memajukan Bank Jatim sebagai bank terbesar di tanah pahlawan. Kualitas pelayanan perbankan menjadi indikator konkret untuk menciptakan kepercayaan pemahaman tentang perbankan dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance). Sebab itu, dengan layanan yang prima serta fasilitas yang memadai, pendapatan Bank Jatim di bawah kepemimpinan Soeroso kini tumbuh subur sehingga mendapat apresiasi dari berbagai pihak termasuk Gubernur Jatim Soekarwo.

 

Soeroso meyakini ke depan masyarakat akan semakin pandai dan berhati-hati dalam memilih bank yang mampu mengakomodasi kebutuhan transaksinya. Mereka hanya akan mau berhubungan dengan bank yang mampu memberikan rasa aman, sekaligus keuntungan pada dana yang mereka tempatkan, tanpa ada rasa curiga tentang dananya. (Trust and Believe, Kepercayaan & Percaya). Tidak hanya itu mereka juga hanya akan memilih bank yang mengerti kebutuhan mereka dan mampu memberikan banyak kemudahan dalam pelayanan. “Bisnis perbankan itu kuncinya adalah kepercayaan dan pelayanan yang baik. Kenapa percaya karena kita bekerja menarik orang untuk percaya bahwa nabung di Bank Jatim itu aman, layanannya mudah, beragam fasilitas, dan menarik,” ujar Soeroso belum lama ini. 

 

Terbukti kinerja keuangan Bank Jatim menunjukkan performa yang bagus dan tumbuh bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/YoY). Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2018 (audited), aset Bank Jatim tercatat Rp62,69 triliun atau tumbuh 21,68 persen laba bersih Bank Jatim tercatat Rp1,26 triliun tumbuh 8,71 persen (YoY). Selama Tahun 2018 Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Jatim tumbuh luar biasa dengan mencatatkan pertumbuhan 27,78 persen (YoY), yaitu sebesar Rp50,91 triliun. Pertumbuhan dana pihak ketiga yang signifikan tersebut menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat kepada Bank Jatim meningkat. Selain itu, pencapaian DPK  tersebut diperkuat dengan CASA rasio Bank Jatim sebesar 75,41 persen (selama lebih dari 15 tahun, CASA rasio Bank Jatim berada di atas 65 persen). 

 

Di tengah-tengah kondisi perekonomian global yang masih belum stabil sepanjang tahun 2018, Bank Jatim masih mampu mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar Rp33,89 triliun atau tumbuh 6,74 persen (YoY). Kredit di sektor korporasi menjadi penyumbang tertinggi selama tahun 2018, yakni sebesar Rp7,26 triliun atau tumbuh 12,67 persen (YoY). Lalu Rasio keuangan Bank Jatim posisi Desember 2018 lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, antara lain return on equity (ROE) sebesar 17,75 persen, net interest margin (NIM) sebesar 6,37 persen, return on asset (ROA) 2,96 persen. Sedangkan, biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) masih tetap terjaga di angka 69,45 persen. Sebagai perusahaan terbuka, tren kenaikan harga saham Bank Jatim (BJTM) juga menjadi perhatian masyarakat, selain karena kenaikan tren harga saham yang ditunjukkan oleh BJTM dari tahun ke tahun, pembagian deviden yang selalu meningkat setiap tahunnya menjadikan saham BJTM sebagai salah satu saham favorit pilihan masyarakat dengan market capitalization BJTM mencapai Rp10,33 triliun di akhir tahun 2018. 

 

Tidak hanya itu, sampai dengan Desember 2018 Bank Jatim memiliki total layanan sebanyak 1.684 layanan, baik layanan konvensional maupun syariah. Bank Jatim saat ini telah memiliki layanan e-banking, seperti ATM, sms banking, internet banking, serta mobile banking untuk memberikan kemudahan kepada nasabah bertransaksi di manapun dan kapanpun berada.  Soeroso mengungkapkan, selain telah bekerja sama dengan jaringan ATM Bersama dan jaringan Prima (termasuk Prima Debit), yang terbaru, Bank Jatim telah bergabung dalam Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang berarti kartu ATM Bank Jatim dapat digunakan pada seluruh ATM dan merchant di Indonesia yang berlogo ATM Bersama, Prima, dan GPN tanpa dikenakan biaya apapun. Banyak inovasi dan pembaharuan yang dilakukan Bank Jatim. Soeroso ingin bank yang dipimpinnya memberikan kontribusi untuk pembangunan daerah.

 

“Bank Jatim selama ini memiliki peran strategis sebagai mitra pemerintah sekaligus motor percepatan pembangunan daerah karena kita banyak bekerja sama dengan para UMKM dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat,” jelasnya. Meski ada sejumlah bank mengaku kesulitan memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2017 yang menyatakan mulai 2018 seluruh perbankan diharuskan memiliki portofolio kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar 20 persen, ternyata Bank Jatim justru sudah memenuhi ketentuan penyaluran kredit ke UMKM. Soeroso menyatakan porsi kredit Bank Jatim ke sektor UMKM mencapai 79,09 persen terhadap total kredit Bank Jatim di tahun 2018. Bila dirinci berdasarkan sektornya, penyaluran kredit Bank Jatim UMKM ke sektor produktif sudah mencapai 22,41 persen dari total kredit. Soeroso mengaku tidak terlalu kesulitan untuk memenuhi kewajiban dar Bani Indonesia (BI) lantaran segmen UMKM memang menjadi ujung tombak pembiayaan Bank Jatim.

 

Sampai Agustus 2018 total kredit UMKM Bank Jatim mencapai Rp25,98 triliun atau tumbuh sebesar 8,4 persen secara YoY dari posisi Agustus 2017 lalu sebesar Rp23,97 triliun. Segala pencapaian Bank Jatim selama tahun 2018 mendapat apresiasi seiring berbagai penghargaan yang telah diraih. Setidaknya ada 20 ajang penghargaan yang diikuti dengan kurang lebih 30 awards yang telah diraih Bank Jatim di tahun 2018 di bawah kepemimpinan Soeroso, antara lain berhasil membawa pulang beberapa penghargaan pada ajang Public Relations Indonesia Awards (PRIA) 2018. Penghargaan didapat pada 3 kategori, yaitu predikat Bronze untuk Media Cetak Internal, Silver untuk Kanal Website, serta BUMD terpopuler di media pada tahun 2018.