15 CEO Pilihan 2019

Oleh: Iqbal Ramdani () - 22 February 2019

Naskah: Suci Yulianita Foto: Dok. MO

Menjabat Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) sejak 2016 lalu, M. Awaluddin telah menorehkan prestasi membanggakan. Tanpa butuh waktu lama, di bawah kepemimpinannya, AP II telah bertransformasi dan mencapai hasil membanggakan. Selain menggenjot laba perusahaan, berbagai inovasi digulirkan untuk menciptakan bandara-bandara di bawah AP II semakin nyaman. Belum lagi, rencana go international pada 2019 ini.

 

Ya, tak salah memang jika Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI memberinya amanat untuk memimpin AP II pada September 2016 lalu, yang sebelumnya menjabat salah satu direksi di Telkom Indonesia. Di bawah komando Awaluddin, kinerja AP II kian mentereng. Sebagai langkah awal saja, pada 2017 AP II berhasil meningkatkan pendapatan sebesar Rp8,24 triliun atau meningkat 24 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp6,65 triliun. Tak hanya itu, AP II juga berhasil meningkatkan arus penumpang pesawat di 13 bandara yang dikelolanya, dari 95 juta penumpang pada 2016 naik 10,83 persen menjadi 105 juta penumpang pada 2017.

 

Sejak pertama kali diberi amanah memimpin AP II, pria kelahiran Jakarta 15 Januari 1968 ini bekerja ekstra dengan program-program transformasi yang telah disusunnya, yakni transformasi bisnis dan portofolio usaha, transformasi infrastruktur dan sistem operasi, serta transformasi human capital. Diakui Awaluddin, program transformasi tersebut dilakukan untuk sebuah perubahan besar pada AP II. Salah satu keberhasilan dari transformasi tersebut adalah membawa AP II lebih banyak menggunakan teknologi digitalisasi dalam proses bisnisnya dan itu sudah berhasil diterapkan pada 2018. Antara lain, pengembangan digital mobile, yakni aplikasi Indonesia Airport App yang memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi para penumpang.

 

Kemudian, Airport Operation Control Center (AOCC) sebagai pusat kendali sisi operasi bandara yang akan mempermudah operator bandara untuk melakukan fungsi kontrol kelancaran operasional terminal, baik sisi darat maupun sisi udara. Keberhasilan tersebut, selain karena sang nakhoda juga tentu karena kerja tim yang solid. Apalagi, tim AP II yang mayoritas dari generasi milenial ini, siap untuk bekerja dan berpikir dengan teknologi digital. Jadi tak sulit baginya untuk mewujudkan harapannya itu. Pencapaian membanggakan pun berhasil diraih di tahun 2018. Sepanjang Januari – Desember 2018 AP II telah melayani 115 juta penumpang, yang artinya mengalami peningkatan sebesar 9,5 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya dengan jumlah penumpang sebanyak 105 juta penumpang. Selain itu, salah satu bandara yang dikelola AP II, Bandara Soekarno Hatta juga meraih capaian membanggakan, yaitu dinobatkan sebagai bandara dengan koneksi rasio penerbangan terjadwal paling banyak atau paling terkoneksi ke-2 di Asia Pasifik dan terkoneksi ke-10 di dunia.

 

Sangat membanggakan jika melihat pencapaian ini berhasil mengalahkan bandara besar, seperti Bandara Incheon-Korea, KLIA Malaysia, dan Bandara Hongkong berdasarkan Megahubs International Index 2018-The World’s Most Internationally Connected Airports yang dikeluarkan oleh lembaga air travel intelligence asal Inggris, OAG. AP II memang selalu memberikan pelayanan maksimal kepada semua bandarabandaranya, tak hanya Soekarno Hatta sebagai bandara terbesar di Indonesia. Selain fasilitas bandara, akses transportasi menuju bandara juga terus dikembangkan seperti beroperasinya Skytrain yang menghubungkan Terminal 1, 2 dan 3 serta adanya Kereta Bandara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, beroperasinya Kereta Bandara Minangkabau Ekspress di Bandara Internasional Minangkabau – Padang. Lalu, beroperasinya Light Rail Transit (LRT) di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang.

 

Maka tak heran jika bandara lain di bawah AP II juga meraih capaian membanggakan. Sebagai contoh, capaian kinerja masing-masing bandara terangkum dalam penilaian Skytrax pada tahun 2018. Khususnya 4 bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura II memperoleh capaian bintang 3 hingga 4. Bandara Internasional SoekarnoHatta memperoleh 3 bintang. Sedangkan, Bandara Internasional Kualanamu, Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru memperoleh 4 bintang. Sepanjang tahun 2018, AP II juga telah mengelola beberapa bandara baru yang tersebar di Indonesia, seperti Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat, Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya, dan Bandara Banyuwangi Jawa Timur. Dengan demikian, AP II telah mengelola 16 bandara yang tersebar di seluruh nusantara. Namun pada 2019 ini, AP II rencananya akan mengelola tiga bandara baru lagi, yaitu Bandar Udara Raden Inten Lampung, Bandar Udara Fatmawati yang berlokasi di Bengkulu, serta Bandar Udara Tanjung Pandang di Kepulauan Bangka Belitung. Sehingga, total bandara yang dikelola AP II menjadi 19.

 

Sukses bertransformasi pada 2018, AP II akan mengusung tema ‘Go Global’ yang mengaplikasikan 3 strategi bisnis, “Go International, Go Digital, Go Excellence” pada 2019 ini. Membawa tema tersebut,
AP II optimis akan lebih besar serta mampu menunjukkan capaian dan kinerja membanggakan dalam mengelola bandara. Setelah berhasil menguasai wilayah nusantara, AP II kini memiliki mimpi dan target untuk go international. Bukan sekadar mimpi lantaran AP II telah melihat kesempatan yang terbuka untuk bisa mengelola bandara di negara lain. Sejalan dengan visi perusahaan menjadi ‘The Best Smart Connected Airport Operator in Region’, pemimpin yang tak sungkan terjun langsung ke bawah ini terus berkomitmen memberikan yang terbaik bagi masyarakat, baik dari sisi infrastruktur hingga digital airport experience. Karena baginya, kenyamanan dan kepuasan penumpang, khususnya masyarakat Indonesia menjadi salah satu hal yang paling penting.