Obsession Awards 2023 "Best Companies"

Oleh: Syulianita (Editor) - 14 March 2023

PT Pertamina (Persero)

 

Pandemi yang masih berlangsung tidak menyurutkan gerak dinamis PT Pertamina (Persero). Perusahaan energi negara ini berhasil membukukan laporan kinerja keuangan yang baik sepanjang 2022. Perkembangan harga minyak dunia yang mengalami peningkatan luar biasa menjadi salah satu faktor yang memiliki pengaruh positif terhadap kinerja Pertamina.

Dalam dokumen yang dipaparkan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR RI awal bulan Februari 2023 lalu dilaporkan perseroan memperoleh laba senilai US$3,8 miliar atau sekitar Rp57 triliun pada tahun 2022. Nicke Widyawati selaku Direktur Utama Pertamina mengatakan bahwa laba yang diperoleh disebabkan efisiensi yang berhasil dilakukan. Tercatat pencapaian program cost optimization senilai US$1.066,2 miliar terdiri dari cost saving US$593,4 juta, revenue growth US$245 juta, dan cost avoidance US$227,8 juta. Optimalisasi yang dilakukan meliputi pengadaan minyak mentah dan produk, optimalisasi biaya produksi hulu. Kemudian, optimalisasi biaya pengangkutan, distribusi, dan penanganan.

Dari segi pengembangan usaha, Pertamina melakukan berbagai upaya, baik di hulu maupun di hilir. Untuk meningkatkan produksi migas di hulu, di antaranya dengan menjalankan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP). Perseroan menjalankan proyek untuk merevitalisasi lima kilang minyak, yakni Cilacap (Jawa Tengah), Balongan (Jawa Barat) Dumai (Riau), Balikpapan (Kalimantan Timur), dan Plaju (Sumatera Selatan). Selesainya RDMP Balongan pertengahan 2022 lalu berhasil meningkatkan kapasitas produksi minyak atau BBM nasional menjadi sekitar 25.000 barel per hari.

Pertamina juga memperkuat infrastruktur gas yang diwujudkan dengan hadirnya inovasi baru LPG Booster System di Kilang LNG Badak di Bontang. Teknologi tersebut meningkatkan produksi LPG untuk wilayah Bontang hingga 323 persen sebesar 603 meter kubik per hari. Hingga Oktober 2022 telah dilakukan tiga kali pengapalan. 

Pada subholding Integrated Marine & Logistic, PT Pertamina International Shipping (PIS) berhasil membuka 18 rute internasional yang melayani angkutan pihak ketiga dan kebutuhan dalam negeri. Perusahaan melakukan ekspansi bisnis dengan membuka market accesibility ke Timur tengah dan West of Suez melalui peresmian kantor cabang PIS ME di Dubai. Untuk mendukung program pemerintah dalam akselerasi energi dan mencapai target pengurangan emisi sebesar 29 persen pada 2030 serta sebagai perwujudan Go Global, Pertamina menjalin kerja sama dengan ExxonMobil.

Kedua perusahaan mempelajari penerapan teknologi Carbon Capture & Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization & Storage (CCUS) di tiga lapangan migas. Ketiga wilayah tersebut meliputi Wilayah Jawa Barat (Lapangan Widuri) dan Wilayah Kalimantan Timur (Peciko dan Badak). Sampai dengan tahun lalu, Pertamina sudah berhasil menurunkan 29 persen karbon emisi dari produksi internal Pertamina group. Saat ini Pertamina menempati ranking kedua secara global untuk integrated oil and gas company. Sebuah prestasi yang cukup membanggakan.

Tak hanya mendapatkan laba, Pertamina turut berkontribusi terhadap negara pada tahun 2022 bahkan mencapai Rp307,2 triliun, yang berasal dari pajak, dividen, PNBP, dan signature bonus. “Kami sangat bangga, walaupun dalam kondisi yang belum sepenuhnya recover pasca-pandemik, tetapi Pertamina berhasil meningkatkan sumbangsih pada negara, baik itu dalam bentuk pajak ataupun PNBP, dengan total Rp307,2 triliun meningkat 83 persen dari tahun sebelumnya,” tutur Dirut Nicke dalam acara rapat dengar pendapat di DPR. (Nur A)