Tokoh DPR Berdedikasi 2017

Oleh: Iqbal Ramdani () - 26 October 2017

Naskah: Arif Rahman Hakim, Foto: Dok. Pribadi

 

Pemilihan Umum tahun 2014 merupakan momen bersejarah bagi pria kelahiran Purworejo, Jateng, 25 Agustus 1968 ini. Pada Pemilu 2014 itu PKS memberinya kepercayaan sebagai calon anggota legislatif (caleg) untuk DPR RI dari daerah pemilihan (dapil) Jateng V yang meliputi Surakarta, Sukoharjo, Boyolali, dan Klaten. Kharis berhasil terpilih menjadi anggota DPR periode 2014-2019.

 

Semula Kharis duduk sebagai Anggota komisi XI lalu wakil ketua Komisi X bidang Pendidikan, Pemuda Olah Raga dan Pariwisata serta Ekonomi Kreatif. Kemudian sejak 2016 ia mendapat amanah dari DPP PKS untuk menduduki jabatan Ketua Komisi I yang membidangi pertahanan, intelijen, luar negeri, komunikasi dan informatika. Disinilah Kharis mengungkapkan bahwa sejatinya pertahanan negara kita memiliki modalitas yang cukup untuk menghadapi spektrum ancaman yang semakin kompleks. Ancaman yang kita hadapi ke depan tidak bisa lagi dipersepsikan secara tradisional, yakni invasi militer dari luar saja. Tapi juga ancaman non-tradisional, seperti ancaman siber, narkoba, pencurian kekayaan alam, konflik antar warga, termasuk ancaman proxy war, yang sering disebut Panglima TNI dalam berbagai kesempatan.

 

“Saya yakin TNI kita memiliki kapasitas untuk mengantisipasi ancaman non tradisional ini. Tentu dengan dukungan seluruh komponen masyarakat, sesuai dengan doktrin pertahanan negara yang kita anut, Sishanrata, Sistem Pertahanan Rakyat Semesta. Apalagi tagline TNI kita “Bersama Rakyat, TNI Kuat”. Artinya, masalah pertahanan negara bukan hanya masalah TNI saja, tapi semua komponen bangsa,” tandas pria yang menyabet titel S2 bidang ekonomi dari Universitas Sebelas Maret ini. Kharis menilai reformasi TNI berjalan cukup sukses. TNI tidak lagi berpolitik praktis. Politik TNI sebagaimana ditegaskan oleh Presiden Jokowi dan Panglima TNI adalah politik negara.

 

Pada aspek alutsista ia menilai memang telah banyak peningkatan. Setidaknya, demo alutsista pada HUT TNI Ke-72 mengkofirmasi hal itu. Namun kita tidak boleh mengabaikan alutsista itu ada life cyclenya, ada usianya. “Tanpa didukung oleh pemeliharaan dan perawatan atau harwat, maka kemampuan alutsista akan terus berkurang. Kemampuan alutsista dan skill prajurit TNI juga perlu terus dikembangkan,” ucap peraih program doktor di bidang akuntansi Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, ini.