Melanjutkan Sukses, Membangun Kutai Kartanegara

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 26 March 2015
Kabupaten Kutai Kartanegara terletak di propinsi Kalimantan Timur. Kabupaten seluas 30.000 km persegi lebih ini memiliki 18 kecamatan dan 227 desa, mulai dari kawasan pesisir hingga perbukitan. Sejak tahun 2010 pemerintah daerah bekerja keras membangun akses jalan menuju sejumlah kecamatan yang terisolir di kawasan wilayah sungai Mahakam. Hasilnya, selama 4 tahun terakhir pemerintah kabupaten Kutai Kartanegara sudah membangun jalan lebih dari 730 km. Jalan ini menembus hampir semua kecamatan di Kutai Kartanegara.

“Memang jalan yang saya utamakan. Karena kalau jalan sudah bagus, semuanya itu akan enak. Karena nelayan juga butuh jalan bagus, petani butuh jalan bagus, semua butuh jalan bagus,” kata Rita. Sejak 2010 pemerintah Kutai Kartanegara gencar membangun jalan hingga ke daerah terpencil. Tidak hanya kota Bangur tapi juga kecamatan lain.

Apa yang dilakukan Rita mendapatkan sambutan baik dari warganya. Warga di Kecamatan Kota Bangun, misalnya kini lebih mudah bekerja atau menjalankan usahanya. “Dengan adanya pembangungan infrastruktur ini, dalam proses pembelian bahan lebih mudah dan cepat dan sampai ke tempat saya bekerja ini. nah kalau dulu saya harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyampaikan ke tempat saya bekerja, kalau sekarang saya bayar di penumpukan saya terima di tempat. Berarti saya bisa menghemat 1 kubiknya sekitaran 150.000, biaya angkutnya,.” Aku Nurdin, warga Kota Bangun.

Kota Bangun adalah salah satu kecamatan di kabupaten Kutai Kartanegara. Jaraknya sekitar 80 km dari ibukota Kabupaten Tenggarong. Daerah ini cukup maju, ini bisa dilihat dari geliat ekonomi masyarakatnya. Padahal dulu kecamatan ini bisa dibilang terpencil. Menurut Camat Kota Bangun, Mawardi, dulu jika warga Kota Bangun mau ke Tenggarong bisa sampai satu hari baru sampai. “Kalau sekarang dua jam bisa sampai, itu sangat menguntungkan,” kata Mawardi.

Terbukti, meski perlahan tapi pasti, infrastruktur jalan di Kutai Kartanegara dibangun dan akses ekonomi pun terbuka, sehingga mengubah wajah pelosok. “Kalau dulu, satu rumah kita menemukan sepeda motor itu sulit sekali, adanya sepeda. Sekarang ini rata rata tiap rumah punya sepeda motor 1 sampai 3. Dan malah sekarang ini mobil sudah merata, hampir 25% sudah ada yang punya. Itu luar biasa,” tambah Mawardi.

Tidak hanya dalam sektor ekonomi, pembangunan jalan juga berdampak pada sektor pendidikan.
“Jadi yang jelas itu pengaruhnya sangat besar sekali. Dengan adanya pembangunan infrastruktur, terutama jalan, dengan adanya jalan, akses kita ke sekolah itu semakin cepat. Contoh, mereka bisa datang tepat waktu malah datang lebih cepat, dibandingkan waktu lalu yang belum adanya infrastruktur jalan, mereka datangnya terlambat. Alasannya cuma satu, jalannya rusak Pak,” Fadli Yulizannur, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Bangun.

Walhasil, empat tahun terakhir Kutai Kartanegara memasuki era baru. Berbagai terobosan dalam program kerja pemerintah daerah memberikan manfaat bagi masyarakat Kukar. Sejumlah pihak mengapresiasi keberhasilan ini.