Melanjutkan Sukses, Membangun Kutai Kartanegara

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 26 March 2015
Pendidikan merupakan prioritas penting yang harus ditingkatkan di Kukar. Dalam bidang pendidikan, ini Kukar telah menerapkan sekolah gratis hingga tingkat SMA. Kenapa pendidikan begitu diprioritaskan? Tak lain karena bagi Rita membangun pendidikan yang tangguh adalah “pintu gerbang” dalam membangun Kukar. Program sekolah gratis hingga SMA yang sudah dijalankan sejak kepemimpinan HR Syaukani, akan terus ditingkatkan di era Rita. Dan bagi mereka yang kuliah diberikan beasiswa dan syaratnya IP harus minimal 2,8. “Kami mendahulukan anak-anak yang tidak mampu namun memiliki IP yang tinggi. Kami mendahulukan anak yang berprestasi,” tegasnya.

Di sisi lain, obsesinya membangun pendidikan di Kukar adalah dengan meningkatkan kualitas guru sehingga bisa melahirkan murid-murid yang brilian. Tapi sayangnya, kendala banyak menghadang. Salah satunya karena geografi wilayah Kukar yang sangat luas, bahkan hingga 4 kali lipat kota Jakarta.
“Dengan kepadatan penduduk yang jaraknya 2 orang per kilometer itu mengharuskan kami untuk membangun banyak sekolah, tapi dengan banyaknya sekolah ini tentu sarana dan prasarananya itu tidak maksimal, guru-gurunya tidak ada yang mau mengajar di daerah terpencil,” keluhnya. Tapi bukan Rita jika tak punya solusi atas setiap masalah. Ia pun melakukan gerakan pemberian insentif bagi guru yang mau mengajar di daerah terpencil. “Saya memberikan insentif yang lebih kepada orang-orang yang mau mengajar di daerah-daerah terpencil, saya melakukan tiga kali kenaikan insentif bagi guru,” katanya. Strategi ini berjalan lancar.

Tak sampai di situ, guru-guru juga diberikan gadget berupa laptop kepada setiap guru untuk semua sekolah di Kukar. Bahkan, bagi yang belum mendapatkan rumah ia perjuangkan untuk mendapatkannya.

Upaya peningkatan kualitas guru juga dilakukan Rita dengan menggandeng Cambridge University untuk melatih 13.000 orang termasuk guru dan murid di dalamnya. “Sekarang ini kami sudah melakukan assesment untuk guru dan murid dan memang ketika di tes kapasitas guru kami hanya 7 orang yang memiliki standar bahasa Inggris, jadi memerlukan formula yang berbeda dengan formula lainnya, jadi orang-orang Cambridge sudah beberapa kali datang ke Kukar untuk memantau apa yang diperlukan di Kukar,” ia serius.

Bagi Rita, penguasaan bahasa Inggris bagi para guru dan anak murid di Kukar sangat penting. Bukan untuk sekadar gagah-gagahan. “Saya ingin memberikan pendidikan yang baik karena kita ini ingin menjadi destinasi pariwisata, jadi semua apa saja yang ada, bahasa Inggris ini bukan merupakan bahasa asing lagi tapi sudah menjadi bahasa kedua kita seperti Bali dan sebagainya, kalau kita sudah siap dan sudah sering mendengarkan, kita gak aneh lagi untuk menerima orang-orang luar,” tuturnya. Ia berharap bisa menyekolahkan guru dan murid-murid ke Cambridge University. Ia menggelontorkan dana hingga 25 milyar rupiah untuk kerjasama dengan Cambridge University selama 5 tahun. Sampai saat ini, tercatat, Kukar adalah satu-satunya kabupaten di Indonesia yang bekerjasama dengan Cambridge University.

“Ini terobosan saya, mimpi saya dulu itu kuliahnya di Cambridge, tapi tak kesampaian. Jadi saya ingin anak-anak Kukar itu mendapatkan pendidikan yang baik. Kalau ditanya, belajar bahasa Inggris dimana? Cambridge! Iya, kan, universitas terkenal disana, jadi itu harapan saya untuk menghidupkan masalah pendidikan. Kelak harapan saya Kukar bisa menjadi kota pendidikan, seperti Malang dan Bandung,” harapnya. Sekarang ini, di Kukar sudah ada dua universitas yaitu Unikerta yang tahun 2015 nanti akan menjadi universitas negeri serta Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI). Presiden RI saat dijabat Susilo Bambang Yudhoyono telah melakukan groundbreaking (peletakan batu pertama) untuk pembangunan kampus ISBI pada September 2014 lalu. Kampus ISBI ini merupakan perguruan tinggi negeri yang akan dibangun di Loa Lepu, Kecamatan Tenggarong Seberang. ISBI merupakan universitas negeri yang dibiayai oleh APBN. Lokasi kampus ISBI sengaja dipilih di Kukar oleh Kemendikbud lantaran daerah ini memiliki latar belakang sejarah budaya yang paling tua, yakni Kerajaan Kutai.