Melanjutkan Sukses, Membangun Kutai Kartanegara

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 26 March 2015
Program pengadaan perumahan, juga merupakan prioritas yang terus gencar dilakukan Pemkab Kukar. Program ‘bedah rumah’ untuk rakyat adalah sebuah program andalan Kukar untuk membangun rumah layak bagi warga Kukar. Targetnya adalah agar di Kukar tidak ada lagi rumah rakyat yang tidak layak huni. Saat ini, sudah 1.200 rumah lebih yang diperbaiki. “Insya Allah tidak ada rumah yang tidak layak huni lagi di Kukar,” harap Rita.

Memang, masalah perumahan Kukar yang ada saat ini adalah masih terdapatnya daerah kumuh yang sangat mengganggu pemandangan kota. Pemerintah kabupaten pun melakukan tindakan penertiban secara persuasif dan berhasil. Pemkab berhasil menggusurnya tanpa menimbulkan gejolak apapun.

Rakyat Kukar pun sangat mendukung program tersebut. Terbukti, salah seorang warga Desa Sangasanga, bernama Sukarbel (60) menitikkan air mata bahagia saat Bupati Kukar Rita Widyasari menyalaminya.Sukarbel yang sehari-hari bekerja sebagai sekuriti itu menjadi salah satu warga yang rumahnya diperbaiki lewat program rehabilitasi rumah tak layak huni 2014.”Saya berterima kasih karena rumah saya sudah diperbaiki. Bahkan rumah saya kini ada WC-nya. Sebelumnya, saya buang air besar di kebun,” tuturnya. Sukarbel menempati rumahnya yang tidak layak sejak 1930-an. Bahkan, dia berkali-kali menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bupati saat memberikan secara simbolis kunci rumah. Sukarbel juga mengusapkan air mata yang meleleh di sudut matanya.

Program ini akan terus berlanjut di tahun 2015 ini. Rita mengakui rumah tak layak huni kini tersisa 1.300 unit. Tahun 2014 lalu, Pemkab Kukar melalui Dinas Sosial sudah merehabilitasi 1.200 unit.

Selain bedah rumah, Pemda Kukar juga punya program rumah layak lainnya, yakni rumah sewa murah untuk para kawasan tanjung di kota Tenggarong. Selama 4 dekade sejak tahun 1970-an, kawasan Tanjung adalah pemukiman kumuh di kota Tenggarong. Pada tahun 2013 lalu, Rita turun ke kawasan itu dan bertemu langsung dengan warganya. Salah satu warga tanjung yang bersedia pindah dari kawasan Tanjung adalah Mat Seh. Ia tinggal di sana sejak kawasan itu berdiri pada tahun 1970-an. Mat Seh bercerita kenapa ia mau direlokasi.

“Ya satu mendapatkan ganti rugi dari pemerintah kan mau dipindahkan di tempat yang layak. Nah kedua saya sudah nggak enak lagi di Tanjung karena khawatir kebakaran, karena sudah padat betul di sana. Bayangkan itu 300 lebih KK,” kata Mat Seh. Sekarang kawasan Tanjung, menjadi bersih dan tertata rapih. Pemerintah Kukar menyulap kawasan kumuh ini menjadi ruang terbuka hijau yang sangat bermanfaat bagi warganya.