Obsession Awards 2020; Best CEOs

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 April 2020

Naskah: Suci Yulianita Foto: Istimewa

 

Berkomitmen untuk berperan serta dalam mendukung dan menyukseskan program pemerintah dalam pembangunan infrastruktur, WIKA memiliki visi misi menjadi perusahaan Engineering, Procurement dan Construction (EPC) serta investasi terintegrasi terbaik di Asia Tenggara. Dan, Ir. Tumiyana, M.B.A selaku CEO WIKA berhasil memimpin dengan sangat baik. WIKA telah mendapatkan banyak proyek prestise dari luar negeri.

Tumiyana menjabat CEO WIKA sejak April 2018. Sebelumnya ia lama berkarier di PT PP (Persero) Tbk. Bekerja dari bawah dari pertama kali memulai karier, hingga terus meningkat perlahan- lahan sampai akhirnya menjadi Direktur Utama PT PP pada 2016 – 2018. Setelah itu, Tumiyana menjabat sebagai Komisaris Utama PT Kereta Cepat Indonesia China, sampai kemudian pada April 2018 ia diberi amanah baru, menjabat Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk.

 

Di bawah kepemimpinan Tumiyana, WIKA berhasil meraih pencapaian membanggakan, laba perusahaan yang meningkat pada 2019, serta mendapatkan proyek-proyek baru untuk sepanjang 2020 ini. Dari target nilai kontrak baru di tahun 2020, WIKA membidik 14 persen proyek luar negeri dan saat ini perseroan telah berada di 9 negara dan 2020 akan diperluas ke 3 negara lain, yaitu Madagaskar, Mauritius, dan Ethiopia.

 

Pada penghujung tahun 2019, WIKA juga mendapatkan kontrak pekerjaan pembangunan Proyek Goree Tower di Senegal, Afrika Barat dengan nilai pelaksanaan tahap pertama sebesar 50 juta Euro dari total 250 juta Euro. Penandatanganan kontrak Tahap 1 Goree Tower Project tersebut dilakukan oleh L’Agence De Gestion Du Patrimoine Bati De L’Etat (AGPBE) dengan perseroan di Centre Internationale Conference Abdou Diouf.

 

Selain itu, WIKA juga merintis kerja sama pembangunan infrastruktur dengan Tanzania. Penandatanganan framework agreement dilakukan oleh Direktur Operasi Luar Negeri WIKA Destiawan Soewardjono dengan representasi eksekutif National Service Cooperation Sole (SUMAJKT) di Daer Es Salaam pada Desember 2019 lalu untuk sejumlah proyek industri dan infrastruktur di Tanzania senilai lebih dari US$50 juta. 

 

Framework agreement serupa juga dilakukan dengan Commonwealth Investment Company Limited (CICL) Tanzania untuk perencanaan pembangunan hotel bintang 5 di Dodoma, ibu kota baru Tanzania senilai US$33 juta. Kontrak baru luar negeri WIKA pada 2020 memang mayoritas berasal dari negara-negara Afrika. Namun demikian, WIKA juga menggarap proyek di beberapa negara Asia yang memiliki pertumbuhan ekonomi baik dan sedang agresif membangun infrastruktur, seperti Filipina dan Taiwan.

Perseroan juga sedang membidik proyek pengembangan bandara Terminal 3 di Taipei dengan nilai kurang lebih Rp3 triliun. Sementara untuk di dalam negeri, kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya ini makin cemerlang dengan masifnya pembangunan infrastruktur yang digenjot oleh pemerintah.

 

WIKA pun siap turut berpartisipasi membangun Ibu Kota Negara baru di Kalimantan. “Wika selalu siap untuk ambil bagian dalam mempersiapkan ibu kota baru, termasuk di antaranya melalui mekanisme Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam penyediaan Infrastruktur,” tegas Tumiyana. Menurutnya, dipilihnya Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru sekaligus menjadi peluang bagi perusahaan untuk ekspansi ke wilayah tersebut. Salah satu proyek yang telah dikerjakan WIKA, Underpass Yogyakarta International Airport di Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta, belum lama diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono dan telah dibuka untuk umum pada Januari 2020 lalu.

 

Menariknya, underpass sepanjang 1,4 kilometer ini memecahkan rekor MURI sebagai underpass terpanjang di Indonesia. Selain itu, pencapaian membanggakan diraih WIKA pada tahun 2019 lalu. WIKA meraih juara utama untuk kategori 'Going Digital Advancements in Bridges' dari International Year in Infrastructure 2019 di Singapura. WIKA berhasil mengungguli 2 finalis dari Italia, Italfer S.p.A dan Shenzen Municipal Design & Research Institute, co, Ltd., dari Tiongkok.

 

Sebagai informasi, ajang International Year of Infrastructure 2019 ini diikuti oleh 60 negara di dunia, 440 organisasi dan 571 nominasi proyek. Prestasi juara 1 yang ditorehkan WIKA pada ajang International Year in Inf rastructure 2019 adalah kali kedua dalam dua tahun terakhir.

 

Pada ajang yang berlangsung di Inggris tahun 2018 lalu, WIKA menjadi wakil Indonesia pertama yang berhasil masuk nominasi sekaligus tampil sebagai pemenang kategori Environmental Engineering untuk penerapan Building Information Modelling (BIM) di proyek perencanaan penanggulangan bencana longsor di Bogor serta kategori Bridges untuk penerapannya pada proyek pembangunan Flyover Teluk Lamong.

 

Pengakuan dari perusahaan global sekelas Bentley, menunjukkan bahwa BIM saat ini telah memainkan peran penting bagi keberhasilan proyek Wika. Penerapannya terbukti mampu memberikan perencanaan yang lebih akurat dan menghasilkan ef isiensi dari segi waktu pengerjaan maupun biaya. WIKA juga berhasil meningkatkan performa 2019 yang signifikan.

 

Berdasarkan laporan keuangan hingga 30 September 2019, WIKA mampu meraih laba bersih Rp1,57 triliun di kuartal-III 2019 dengan rasio laba bersih 8,57 persen atau tumbuh 48,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Hingga September 2019, Perseroan telah mencatatkan kontrak baru sebesar Rp25,74 triliun. Perolehan tersebut tumbuh 1,64 persen dikomparasikan dengan perolehan kuartal-III tahun 2018. Kontribusi kontak baru terbesar datang dari private sector 46 persen; BUMN 40 persen; overseas 10 persen, dan pemerintah 4 persen.

 

Sementara lini bisnis yang paling berkontribusi, yakni infrastruktur & gedung, energi & industrial plant, industri, dan properti. Begitupula pada kuartal III-2019, Perseroan mencatatkan nilai gearing ratio, atau rasio antara hutang berbunga dibandingkan dengan ekuitas sebesar 1,19x. Nilai rasio tersebut terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan batas utang perusahaan (covenant) pada level 2,5x. Artinya, kondisi keuangan Perseroan dalam kondisi sehat dan memiliki ruang yang besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke depan.