Obsession Awards 2020; Best CEOs

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 April 2020

Naskah: Imam F. Foto: Istimewa

 

Kabar baik menyapa publik Bank Kalsel. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk Tahun Buku 2019 dan RUPS Luar Biasa (LB) Tahun 2020, Direktur Utama Bank Kalsel Agus Syabarrudin menebar kabar baik itu, bahwa kondisi kinerja keuangan Bank Kalsel tahun 2019 tetap mampu bertumbuh positif, meski banyak dipengaruhi oleh keadaan ekonomi global yang tidak menentu.

Dari sisi aset, Bank Kalsel mampu menggenjot kenaikan hingga Rp13,95 triliun atau naik 5,86% dari tahun 2018 yang membukukan Rp13,18 triliun. Sementara dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), kinerja pertumbuhan Bank Kalsel juga mengalami kenaikan hingga 9,69% dari tahun 2018 ke tahun 2019. Jika tahun 2018 lalu DPK hanya mencapai Rp9,99 triliun, maka di tahun 2019 naik menjadi Rp10,96 triliun.

 

Laju positif juga terjadi di sektor Kredit dan Pembiayaan, di mana pada tahun 2019 naik hingga Rp10,44 triliun dibandingkan tahun 2018 yang capaiannya sebesar Rp8,97 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 16,45%. Dari pencapaian kredit dan pembiayaan tersebut, kredit produktif yang meliputi kredit modal kerja dan kredit investasi menyumbang sekitar 48%. Kenaikan di sektor ini menggembirakan, mengingat komitmen Bank Kalsel yang ingin menggeliatkan sektor ekonomi produktif yang ada di Banua.

 

Sedangkan untuk laba (sebelum pajak) yang berhasil dibukukan adalah Rp221 miliar pada tahun 2019 ini. Pencapaian tersebut jauh lebih tinggi 22,9% dibanding realisasi tahun 2018 lalu yang mencapai Rp180 miliar. Dari realisasi laba tahun 2019 ini pada dasarnya bisa jauh lebih tinggi dari yang saat ini terlaporkan, yaitu Rp478 miliar. Namun, guna mengantisipasi penurunan nilai aset produktif, bank memilih kebijakan membuat suatu bumper untuk menahan agar bisnis bank tetap sustain. Terobosan ini dinilai berani, mengingat laba yang dihasilkan semestinya jauh lebih tinggi dibandingkan yang terlaporkan.

 

Capaian positif Bank Kalsel ini menjadi jawaban Agus Syabarrudin atas amanah yang diembannya setahun ini. Lelaki kelahiran Jakarta, 31 Agustus 1966 yang didapuk sebagai Direktur Utama pada awal Januari 2019 lalu ini dinilai berhasil mendongkrak harapan agar Bank Kalsel ke depan menjadi market leader, tidak hanya di Kalimantan, tetapi juga di level nasional.

 

Memegang amanah sebagai top leader di bank kebanggaan Urang Banua tersebut, Agus menyiapkan dua grand strategy. Agus yang selalu tampil fresh dan elegant ini menyadari bahwa di era Revolusi Industry 4.0 dan Society 5.0 saat ini terjadi banyak perubahan fundamental. Oleh karenanya, mau tidak mau, Bank Kalsel harus melakukan perubahan. Apalagi era perbankan saat ini berada dalam era banking every where, di mana dunia perbankan harus siap dengan upaya-upaya yang serius untuk menghadapi perubahan ini. “Yang kami lakukan adalah melakukan beberapa hal. Pertama, kami memperkuat sisi people development. Untuk mendukungnya, kami melakukan pembenahan di bidang Information Technology (IT) development,” papar mantan Senior Executive Vice President Bank Kalsel ini.

 

Dua grand strategy itu diakuinya sangat fundamental dan mulai dibangun sejak kepemimpinan Agus. Ke depan, setelah dua grand strategy itu siap, Bank Kalsel akan melakukan penetrasi di fase berikutnya, yakni pengembangan produk yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan transaksi keuangan bagi para nasabah.

Sebagai upaya transformasi, selain meningkatkan people development dan IT development, Kepala Eksekutif Bisnis Syariah Bank Kalsel periode 2017-2018 ini juga tengah serius membangun sebuah budaya perusahaan baru. Hal ini dilakukan sebagai upaya Bank Kalsel untuk bisa menghadapi era yang menuntut kecepatan layanan serta kenyamanan dan keamanan dalam bertransaksi. “Budaya yang kami kembangkan itu bernama Speed and Comply. Jadi, kami tidak hanya melakukan percepatan dalam melakukan layanan kepada para nasabah, tetapi kami juga tetap menjaga ketentuan-ketentuan berlaku agar tetap comply. Ini yang sedang kami bangun,” terang penyuka Soto Banjar dan Lontong Orari tersebut.

 

Agus menjelaskan, dari Speed and Comply itu ada 7 values yang terus ia coba kembangkan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Speed terdapat 3 values. Pertama, Specif ic. Artinya, setiap karyawan Bank Kalsel dalam pengambilan keputusan harus memiliki data. Data yang spesifik akan membuat keputusan menjadi tepat dan efektif.

 

Kedua, Empower. Seluruh karyawan Bank Kalsel harus bisa saling bersinergi dan memberdayakan agar tujuan dan target perusahaan dapat tercapai. Dan ketiga, Done. Melalui nilai ini semua program yang direncanakan tidak cuma jadi sebuah rencana di atas kertas, melainkan harus diimplementasikan menjadi sebuah kenyataan pencapaian kinerja bisnis. Adapun nilai-nilai yang terdapat dalam Comply terdapat 4 values. Pertama, Commitment. Di mana setiap insan Bank Kalsel harus memiliki komitmen atas pencapaian kinerja terbaiknya dan job description yang menjadi tanggung jawabnya.

 

Kedua, Persistence. Semua insan Bank Kalsel harus memiliki ketangguhan dalam persaingan. Ketiga, Legal. Artinya setiap keputusan yang diambil harus mengikuti good corporate government atau ketentuan yang ada, sehingga kita akan terhindar dari masalah hukum.
Dan keempat, Dignity. Nilai ini sangat penting karena setiap insan Bank Kalsel harus merasa bangga bahwa ia mendapatkan amanah. Kebanggaannya itu diwujudkan dalam bentuk kinerja terbaik yang bisa ia lakukan. “Tujuh nilai ini diharapkan seperti DNA dalam tubuh manusia. Harapan kami, DNA insan Bank Kalsel itu adalah 7 values ini, Speed and Comply,” ujar mantan Vice President Unit Usaha Syariah pada PT Bank Danamon Indonesia Tbk ini.

 

People Development dan IT Development ini juga menjadi andalan Agus dan jajarannya untuk mencapai target Bank Kalsel di tahun 2020. Dengan dua grand strategy tersebut diharapkan Bank Kalsel mampu meningkatkan kinerja keuangannya, baik itu dalam hal pertumbuhan Aset sebesar 11,07%, pertumbuhan DPK sebesar 18,29%, pertumbuhan Kredit sebesar 13,00% dan laba sebesar 12,93%.

 

Harapannya, Bank Kalsel mampu menjadi lokomotif penguatan perekonomian dan pengembangan pembangunan daerah, serta menjadi andalan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam berkontribusi menuju Banua Mandiri dan Terdepan. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran serta seluruh Pemangku Kepentingan untuk saling berkolaborasi dan bersinergi yang dibungkus dalam suatu Government Business Ecosystem.

 

“Dengan begitu, cita-cita Bank Kalsel untuk menjadi Bank yang Kuat, Kompetitif dan Berkontribusi untuk mendorong pembangunan ekonomi nasional, dapat terwujud sesuai amanah Pemegang Saham”, tandas calon doktoral (S3) Ilmu Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin ini.