Obsession Awards 2020; Best CEOs

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 April 2020

Naskah: Gia Putri Foto: Dok. Humas AP II

 

Di bawah kepemimpinan Muhammad Awaluddin PT Angkasa Pura II (Persero) menutup tahun 2019 dengan mempertahankan tren positif pertumbuhan bisnis dan operasional bandara. Sepanjang Januari – Desember 2019, perseroan membukukan pendapatan Rp9,53 triliun atau naik 1 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp9,48 triliun.

 

Awaluddin juga berhasil menjaga pendapatan perseroan tetap tumbuh melalui sejumlah strategi, antara lain memperluas portofolio bisnis, melakukan efisiensi, serta meningkatkan trafik di rute internasional. Melalui strategi itu, AP II kini perlahan-lahan tidak lagi bergantung dari pendapatan passenger service charge. Di samping itu, bisnis digital yang dijalankan AP II sejak 2018 telah tumbuh signifikan pada tahun 2019. Bisnis Digital perseroan terbagi dalam tiga bagian, yakni Airport E-Commerce, Airport E-Payment, dan Airport E-Advertising.

 

Di bawah nakhoda Awaluddin, AP II terus bertransformasi baik secara pelayanan dan digitalisasi sistem untuk mewujudkan Bandara 4.0. Salah satunya adalah Bandara Internasional Banyuwangi. Bandar udara tersebut menjadi yang pertama di Tanah Air dengan konsep Eco-green Airport serta menerapkan teknologi biometric facial recognition guna lebih menjamin keamanan penerbangan. “Banyuwangi memang kami pilih sebagai pilot project dari teknologi biometric facial recognition sebagai otomatisasi passenger flow, sebelum nantinya diimplementasikan di bandara- bandara lain di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II,” ungkap Awaluddin.

 

Pada 2019, AP II juga menandatangani perjanjian kerja sama untuk mengoperasikan dan mengembangkan 3 bandara pemerintah dalam bentuk Kerja Sama Pemanfaatan Barang Milik Negara, yaitu untuk Bandara Fatmawati Soekarno di Bengkulu, Bandara Radin Inten II di Lampung, dan Bandara HAS Hanandjoeddin di Belitung. Sepanjang 2019, APP II meraih beragam penghargaan, di antaranya 22 penghargaan Airport Service Quality dari Airport Council International (ACI), masuknya Bandara Soekarno-Hatta sebagai Top 40 World’s Best Airport in The World dan Top 10 Best Airport Staff in Asia, serta keberhasilan meraih 1 Gold dan 2 Bronze pada Asia-Pacific Stevie Awards. Kinerja AP II pun diakui Forum Ekselen BUMN (FEB) Kementerian BUMN pada 2019.

 

Forum memberikan predikat Industry Leader kepada AP II menyusul pencapaian skor 681,00 dalam Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) BUMN, yang mengukur performa aspek keuangan dan non keuangan untuk 114 BUMN. Pada 2020, AP II menetapkan brandline baru, yakni The Leading Indonesia’s Airport Company. Brandline ini selalu ditampilkan berdampingan dengan logo perusahaan, yaitu Sky City atau dunia tanpa batas, yang terdiri dari simbol bola dunia PT Angkasa Pura II.

 

Brandline The Leading Indonesia’s Airport Company ini berangkat dari berbagai pencapaian dan prestasi AP II pada 2016 – 2019, periode di mana perseroan menjalankan Corporate Transformation 1.0 yang berfokus pada culture transformation, termasuk juga mencakup penyediaan digitalisasi di sektor pelayanan, operasional, dan pengembangan bisnis kebandarudaraan.

 

“Tahun ini kami akan menjalankan Corporate Strategic Transformation 4.0 pada 2020 – 2024. Fokusnya adalah melakukan pengembangan bandara dan peningkatan pelayanan melalui technology innovation, seperti artificial intelligence, internet of things, big data analytics, roboting, automation, virtual reality, hingga augmented reality. Kami ingin mewujudkan era baru berbasis infrastruktur digital di pelayanan kebandarudaraan,” tegasnya. Transformasi yang dilakukan pada 2020 – 2024 ini akan membawa AP II mampu mengakomodasi dinamisnya permintaan para penumpang pesawat, pengguna jasa bandara, dan masyarakat luas pada era digitalisasi. Program Corporate Strategic Transformation 4.0 sekaligus menasbihkan AP II sebagai pionir dalam digitalisasi layanan dan operasional di bandara guna mencapai visi The Best Smart Connected Airport Operator in The Region.

Upaya AP II Cegah Penyebaran Virus Corona

AP II bersama seluruh pemangku kepentingan terkait di Bandara Internasional Soekarno-Hatta melakukan pengetatan pengawasan dan pemeriksaan di area bandara. Berbagai upaya akan dilakukan untuk meminimalisir potensi penyebaran virus corona (COVID-19) ke Indonesia.

 

Pengawasan dilakukan dengan mengaktifkan Posko Siaga Monitoring Waspada Wabah Virus Corona di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Posko yang terletak di kawasan Terminal 1 ini merupakan pusat komando dan koordinasi terkait pencegahan penyebaran virus corona di Pintu Utama Indonesia, yakni Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Awaluddin mengatakan, pencegahan utama tetap dilakukan di terminal penumpang pesawat melalui pemantauan dengan thermal scanner dan surveillance syndrome.

 

AP II juga telah menyiapkan rencana kontingensi sesuai dengan PM 61 Tahun 2015 tentang Fasilitasi (FAL) Udara, jika diketahui ada pesawat yang tiba dengan penumpang terjangkit virus Corona. AP II juga mengintensifkan koordinasi dengan regulator dan kementerian terkait perihal pencegahan virus corona ini. Di sisi lain, pihaknya secara berkelanjutan melakukan koordinasi internal.

 

“Jadi ada 3 langkah yang kami lakukan sebagai upaya pencegahan. Pertama, kami berkoordinasi dengan instansi berwenang, yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan dengan diwujudkan melalui pemasangan thermal scanner dan sebagainya. Kedua, kami secara rutin berkoordinasi dengan kementerian terkait mengenai perkembangan terkini dan secara global, langkah Ketiga, kami memperhatikan peralatan dan perlengkapan personil di terminal penumpang pesawat sebagai yang paling terdepan bersentuhan dengan penumpang pesawat. Kami berharap upaya pencegahan ini efektif. Tidak menutup kemungkinan ke depannya akan dilakukan cara pencegahan yang lain sesuai dengan perkembangan yang ada,” tuturnya.

 

Di samping itu, penumpang dari luar negeri juga diharuskan mengisi formulir Health Alert Card (HAC) guna memonitor kemungkinan penumpang pesawat terjangkit virus korona. Ketika menjalani prosedur pengecekan suhu tubuh dan pengisian form HAC, penumpang dibagi ke dalam 4 lajur.

 

Berkat koordinasi intensif dan penerapan prosedur yang ketat, Kantor Imigrasi Soekarno-Hatta juga telah menolak masuk sedikitnya 18 WNA ke Indonesia karena memiliki riwayat perjalanan ke China Daratan dalam 14 hari terakhir sejak kedatangan mereka. Awaluddin mengatakan, pemeriksaan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta tidak hanya dilakukan terhadap penumpang pesawat, tetapi juga terhadap hewan di terminal penumpang dan terminal kargo yang dilakukan oleh Balai Karantina.