Obsession Awards 2020; Best CEOs

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 April 2020

Naskah: Gia Putri Foto: Sutanto

 

Mengawali karier sebagai bankir di salah satu bank raksasa Tanah Air, yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Shadiq Akasya kemudian dipercaya menjadi Direktur Utama PT BNI Life Insurance (BNI Life) pada 2018 lalu. Beragam inovasi layanan dan produk, serta konsisten melakukan continuous improvement, membuat ia berhasil membawa BNI Life menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa terbaik di negeri ini.

 

Di tengah perlambatan ekonomi pada 2019 lalu, BNI Life berhasil mencatat kenaikan profit 63 persen atau sekitar Rp300 miliar (unaudited) dari periode yang sama pada tahun 2018 sebesar Rp185 miliar. Shadiq membeberkan kunci suksesnya adalah perkembangan organisasi, perbaikan proses bisnis, pengembangan bisnis, dan sinergi dengan perusahaan induk BNI.

 

“BNI Life mengedepankan penjualan produk yang profit. Kami juga mengurangi tingkat risiko bisnis. Jadi, itu dikemas dalam satu kebijakan strategis kami. Sehingga pada tahun 2019, kami bisa tumbuh di atas rata-rata industri untuk labanya sendiri,” tutur pria yang hobi bermain golf ini.

 

Apa yang dilakukan Shadiq berbuah manis, sepanjang tahun 2019, BNI Life berhasil mendapatkan 24 penghargaan bergengsi yang dipercayakan oleh beberapa lembaga serta media independen dan kredibel baik di sektor asuransi, investasi, image perusahaan, governance, risk and compliance. 24 penghargaan yang diperoleh, kata Shadiq, merupakan hasil dari kerja keras dan semangat BNI Life dalam mencapai hasil yang terbaik melalui pembenahan sistem dan kinerja yang selalu dilakukan secara berkelanjutan dan strategi yang disesuaikan dalam meraih target perusahaan. “Dengan didukung oleh segenap stakeholders, manajemen, karyawan dan tenaga pemasar, termasuk nasabah setia kami yang ada di seluruh Indonesia yang telah mempercayakan BNI Life sebagai partner perencanaan keuangan dan memberikan perlindungan asuransi untuk mereka dan keluarga,” imbuh sosok bersahaja tersebut.

 

Pada 2020, BNI Life membidik target premi dapat mencapai Rp7,5 triliun. Nilai ini tumbuh 59 persen dari pencapaian premi tahun 2019 sebesar Rp4,7 triliun. Adapun target laba di tahun 2020 sebesar Rp601 miliar. Jumlah itu naik lebih dari 100 persen dibandingkan pencapaian laba tahun 2019 senilai Rp300 miliaran.

Untuk mencapai target tersebut, sambung Shadiq, ada 6 kebijakan strategis yang diterapkan pada tahun ini, di antaranya fokus ke penjualan produk yang menguntungkan, optimalisasi hasil investasi dan performa unit link yang mengedepankan risk based, pengembangan captive market, non-captive market dan digitalisasi, meningkatkan produktivitas SDM dan sales, optimalisasi proses bisnis dan menjaga efisiensi OPEX dan mengkaji pengembangan channel bisnis.

 

Ia tak menampik pada tahun tikus logam ini ada sejumlah tantangan di kondisi pasar modal yang kurang stabil akibat wabah penyakit Covid
19 berasal dari China, kemungkinan perang dagang antara Amerika dan China, dan menurunnya kepercayaan masyarakat kepada industri asuransi jiwa karena adanya kasus di beberapa perusahaan asuransi. “Untuk itu, BNI Life akan menjaga kualitas asset yang dipercayakan oleh nasabah. Kami juga memiliki kebijakan bahwa rating investasi BNI Life minimal Grade A.

 

Untuk obligasi BNI Life sekitar 60 persen sudah AAA, 40 persennya berbagi antara AA dan A,” terangnya. Menghadapi Revolusi Industri 4.0, BNI Life terus meningkatkan layanan dengan masuk ke ranah digital melalui program Ready to Digital. Program tersebut merupakan wujud kesiapan BNI Life dalam menghadapi persaingan industri asuransi jiwa yang semakin ketat dengan cara beradaptasi terhadap perubahan dan bertransformasi pada digital bisnis.

 

Shadiq mengatakan,untuk terus mengikuti kemajuan zaman, pihaknya sadar bahwa penyesuaian digitalisasi merupakan proses yang harus dijalankan. Setidaknya, terdapat tiga hal yang dilakukan anak usaha BNI itu untuk menggenjot layanan berbasis digital.

 

“Pertama adalah melakukan pengembangan IT dengan mengganti core IT yang lebih reliable dan mumpuni. Kedua, dengan cara e-submission. BNI Life sudah mulai menerapkan sistem host to host, jadi bisa langsung terintegrasi membuka rekening dengan perusahaan induk Bank BNI. Terakhir, yaitu dengan melakukan optimalisasi digital untuk difungsikan sebagai sarana sosialisasi produk maupun pelatihan. Kita juga sudah kerja sama dengan e-commerce untuk penjualan,” urai Shadiq.

 

Selain itu, BNI Life terus berupaya meningkatkan kinerja serta memberikan pelayanan melalui layanan Eazy Claim. Layanan Eazy Claim merupakan inovasi layanan yang mempersingkat proses klaim (reimbursement) hanya dalam waktu 25 menit saja. “Klaim Rp10 juta dalam waktu 25 menit itu sudah berlaku di tujuh kantor layanan, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Palembang. Tinggal bawa buku kwitansinya, lalu klarifikasi, 25 menit langsung masuk ke rekening,” jelas Shadiq.

 

Dalam perayaan HUT ke-23, beberapa waktu lalu, BNI Life menggelar serangkaian kegiatan, salah satunya meluncurkan BNI Life Mobile Apps dan E-commerce dalam website. Aplikasi BNI Life Mobile memiliki beberapa fitur yang memberikan kemudahan bagi nasabah untuk memperoleh informasi benefit kesehatan, daftar rekanan rumah sakit dan provider, serta layanan DigiClaim.

 

Untuk DigiClaim masih diperuntukkan bagi nasabah individu yang memiliki asuransi kesehatan dan nasabah Optima Group Health (OGH) dengan maksimum nilai klaim sebesar Rp5 juta. Sedangkan untuk E-commerce, para nasabah dapat mengunjungi langsung www.bni-life.co.id dan membeli produk asuransi kecelakaan, BNI Life Digi Micro Protection, yang memberikan manfaat santunan meninggal karena kecelakaan. Hanya dengan Rp54 ribu masyarakat sudah bisa memiliki asuransi jiwa dengan uang pertanggungan sebesar Rp90 juta.

 

Menutup pembicaraan, Shadiq menuturkan obsesinya, yakni membawa BNI Life berkinerja lebih bagus lagi ke depan “Tentunya kami harus selalu berinovasi, melakukan continuous improvement di berbagai sisi, baik saya pribadi maupun teamwork saya. Dengan asset BNI Life kurang lebih sebesar Rp18 triliun, harus kami dorong agar lebih bagus lagi untuk tahun 2020 ini dan tahun-tahun mendatang,” tandasnya.