Obsession Awards 2020; Best CEOs

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 April 2020

Naskah: Gia Putri Foto: Istimewa

 

Sebagai Direktur Utama PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), Jarot Subana sukses membawa WSBP berlari kencang. Beragam gebrakan yang dilakoninya berhasil menasbihkan perusahaan yang baru didirikan pada 7 Oktober 2014 tersebut sebagai perusahaan produksi beton precast dan ready mix dengan kapasitas produksi terbesar di Indonesia.

 

Kapasitas produksinya pun terus tumbuh dengan cepat. Ketika masih menjadi Divisi Precast Waskita Karya pada 2013, kapastias produksinya hanya 0,62 juta ton per tahun. Kemudian, setelah menjadi entitas perusahaan, tumbuh berlipat ganda menjadi 3,50 juta ton per tahun pada 2018 dan per September 2019 mencapai 3,70 juta ton per tahun.

 

Saat ini, WSBP memiliki 11 plant serta mengelola 73 batching plant dan lima quarry. Perusahaan ini pun dalam tempo singkat sudah mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia, yaitu pada 20 September 2016. Sejumlah proyek besar telah diselesaikan dengan menggunakan produk precast dan ready mix perusahaan ini, di antaranya Jalan Tol Benoa Bali, Jalan Tol Gempol- Pasuruan, dan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.

 

Sukses kinerja juga terlihat pada sepanjang tahun 2019 karena WSBP berhasil membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp7,03 triliun. “Kami berhasil mencapai target perolehan nilai kontrak baru. Hal ini didukung dengan perolehan kontrak eksternal sebesar 63,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 36 persen,” ungkap Jarot.

 

Menurut pria berkacamata ini, secara nilai, peningkatan kontrak eksternal mencapai 83,01 persen atau Rp2,43 triliun pada tahun 2018 menjadi Rp4,44 triliun pada tahun 2019. Beberapa proyek eksternal yang telah diperoleh, di antaranya dari Proyek Jalan Tol Trans Sumatera, PLTGU Tambak Lorok, Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Refinery Unit (RU) V Pertamina Balikpapan yang merupakan kerja sama dengan Hyundai, dan Pembangunan Apartemen Modernland (Modernland Group) di Jakarta Garden City.

WSBP juga memperoleh pesanan produk Tetrapod untuk Proyek Pengaman Pantai di Singapura senilai Rp435 miliar. WSBP juga tengah menyusun MoU dengan perusahaan Malaysia. “Kerja sama ini kelak akan berlanjut dengan joint operation proyek- proyek luar negeri, salah satunya dalam pengerjaan proyek LRT di Filipina yang kini tengah dalam proses tender yang diikuti oleh PT Waskita Karya Tbk (WSKT),” tutur Jarot.

 

WSBP terus melakukan inovasi produk untuk dapat mencapai product excellence dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Di sisi lain, WSBP juga meningkatkan implementasi K3 dengan melakukan berbagai inovasi, seperti modifikasi stiffener untuk erection girder dengan bentang non-standard.

 

WSBP pun telah meluncurkan produk baru spunpile dengan panjang 50 m dengan diameter hingga 1200 mm, bantalan rel, dan tiang listrik. “Ini adalah pasar yang kami bidik. Nantinya diharapkan produk dapat memberikan nilai tambah dan mampu menambah marjin laba. WSBP juga meluncurkan buku berjudul 'Grow Fast, Grow Fair: Kiat Waskita Precast Tumbuh 5 Kali Lipat dalam 5 Tahun',” tambah Jarot. Jika dilihat, kontrak proyek WSBP saat ini sebanyak 63,2 persen dari eksternal dan sisanya dari internal. Tahun-tahun sebelumnya, kontrak dari eksternal masih sedikit, yakni 25-30 persen, selebihnya dari internal. 

 

Berbagai kondisi itulah yang melatarbelakangi WSBP melakukan transformasi bisnis yang diharapkan pada awal tahun 2020 sudah bisa dijalankan, khususnya transformasi organisasi. Transformasi ini akan dimulai dengan melakukan desentralisasi yang lima tahun sebelumnya ditangani oleh WSBP sendiri. Desentralisasi tersebut meliputi, pertama dari sisi produk dan layanan, yaitu WSBP akan membuka dan menempatkan empat divisinya di setiap wilayah sesuai pasarnya. Keempat divisi tersebut adalah divisi precast, divisi ready mix, divisi modular konstruksi, serta divisi quarry dan peralatan.

 

Kedua, dari sisi pemasaran, WSBP akan membuka kantor di dua wilayah, yakni wilayah I di Indonesia bagian barat dan wilayah II di Indonesia bagian tengah dan timur. Kantor Wilayah I yang berada di Jakarta akan membawahi Sumatera, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Sementara, Kantor Wilayah II yang berlokasi di Surabaya membawahi Jawa tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Papua, dan Indonesia bagian timur. Transformasi lainnya adalah pada sumber daya manusia (SDM). Dengan transformasi ini, akan ada ef isiensi, baik jumlah SDM maupun kualitasnya.

 

Jarot menuturkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020, WSBP menargetkan nilai kontrak baru sekitar Rp11,9 triliun dan penjualan di atas Rp10 triliun. “Kalau transformasi atau transisinya tidak berhasil dalam tiga bulan awal, kami akan ketat melakukan pendampingan dan evaluasinya,” tegas Jarot. Untuk meningkatkan kinerja bisnis, WSBP akan terus menggenjot penjualan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pasar eksternal, sehingga akan semakin menambah porsinya di pasar eksternal. Saat ini, produk dan layanannya adalah precast dan ready mix. 

 

Ketiga quarry, yaitu lokasi pertambangan tanah atau batuan yang digunakan untuk keperluan proyek, seperti tanah material timbunan dan batu. Keempat jasa konstruksi, yaitu instalasi produk beton yang telah diproduksi. Kelima post-tension precast concrete, yakni jasa penarikan sistem komponen struktur pasca tegang untuk produk yang telah diproduksi, seperti balok jembatan, bangunan gedung, ground anchor, dan jembatan cable stayed.

 

Strategi lainnya, memaksimalkan tim pemasaran di setiap wilayah. “Mereka akan menjadi ujung tombak marketing. Tim pemasaran yang ditempatkan pun terdiri dari orang-orang yang memiliki pengalaman minimal 15 tahunan. Itu yang akan kami tempatkan di level GM,” urainya. Rencananya untuk memperkuat bisnis dan mendukung bisnis di Indonesia bagian timur, WSBP akan menyelesaikan pabrik di Kalimantan. Kemudian, membangun pabrik di Sumatera bagian utara dan mengembangkan bisnis quarry di Sulawesi dengan menggandeng sebuah perusahaan lokal yang sudah eksis di wilayah tersebut. 

 

Jarot juga mendorong WSBP untuk memiliki komitmen terhadap K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja), salah satunya ditunjukan dalam 3 tahun secara rutin, WSBP turut andil menggelar peringatan bulan K3 Nasional. Pada tahun 2020 ini tema yang diusung adalah 'Optimalisasi Kemandirian Masyarakat Berbudaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Era Revolusi Industri 4.0 Berbasis Teknologi Informasi'. Keseriusan Jarot dalam K3 berbuah manis dengan meraih berbagai penghargaan pada awal tahun ini, antara lain 'CEO Safety Leadership Award, Private Precast Factory' dan 'Safety Innovation Award for Private Contractor' yang diberikan oleh A2K4 (Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi.