Jokowi Mengabdi Untuk Bangsa Meraih Ridha Allah

Oleh: Iqbal Ramdani () - 24 January 2019

Naskah: Sahrudi Foto: Istimewa

Isu dan hoaks yang menyerang Jokowi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, memang luar biasa. Misalnya, isu bergabungnya dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Presiden bukan tidak tahu tentang itu karena ia setiap hari selalu mendapatkan informasi tentang isu miring tersebut.

 

Selama empat tahun lebih menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi hanya diam dan tak pernah menggubris isu tersebut. Namun, kali ini sepertinya suami dari Iriana ini tidak bisa tinggal diam. “Cara politik yang tidak beretika dan beradab harus dihentikan. Tidak bisa negara berjalan seperti itu. Kita berbeda-beda, kalau dirusak dengan tidak bertata krama akan saya kejar, ini merusak demokrasi,” katanya usai melantik Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Selatan. Kalau menilik isu tersebut memang tidak masuk akal. Bayangkan saja, Jokowi lahir pada 1961. Sementara PKI dibubarkan oleh pemerintah pada 1965. Artinya, pada saat PKI dibubarkan oleh pemerintah, Jokowi baru berumur 4 tahun. “Kok bisa jadi aktivis PKI itu dari mana, enggak ada aktivis PKI balita itu, enggak ada. Tetapi, di dalam media sosial banyak sekali gambar-gambar seperti ini,” kata Jokowi. Ia menunjukkan gambar saat Ketua PKI DN Aidit berpidato di suatu panggung. Di dalam foto yang sudah diedit itu, Jokowi berada di dekat DN Aidit.

 

“Saya cek ini pidato tahun berapa sih? Tahun 55. Saya lahir saja belum, kok sudah ada di dekatnya ini,” kata Jokowi. Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta ini heran, masih banyak masyarakat yang memercayai isu bahwa dirinya adalah kader atau simpatisan PKI. Ada lagi isu yang beredar bahwa latar belakang keluarga Jokowi berasal dari Singapura keturunan Tiongkok. “Padahal ibu saya orang desa dari Boyolali,” kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam TKD Koalisi Indonesia Kerja Provinsi Banten di gedung ICE BSD, Tangerang, kemarin. 

 

Hoaks lain yang menyerangnya juga adalah banyaknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negara Tiongkok yang sering disebut dengan Antek Asing seolah sengaja dibiarkan datang dengan jumlah yang sangat banyak. Tentu saja orang nomor satu di Indonesia ini langsung menepis. Jokowi menunjukkan grafik perbandingan jumlah TKA dengan jumlah penduduk di enam negara. Di Uni Emirat Arab, serapan TKA mencapai 80,2 persen, Arab Saudi di angka 33,78 persen, Brunei Darussalam sebesar 32,45 persen, Singapore mencapai 24,38 persen, Malaysia sebanyak 5,44 persen, dan Indonesia hanya 0,03 persen.

 

Hoaks yang Terbantahkan

Sejak menjelang pemilihan Presiden tahun 2014 dan setelah Jokowi terpilih sebagai Presiden RI, isu dan hoaks sudah berseliweran menyerangnya. Yang diserang tak hanya Jokowi, tapi juga lembaga di Kabinet Kerja. Seperti biasa, dengan gayanya yang santai, Jokowi menjawab isu tersebut. Pasalnya isu adalah kabar tanpa fatwa maka dengan sendirinya tak ada dasar yang kuat untuk memercayai sebuah isu. Isu atau hoaks yang kemudian terbantahkan sendiri adalah sebagai berikut:

- Isu bahwa Jokowi keturunan China Kristen Singapura (Oey Hong Liong) dan bernama Herbertus (April 2014). Padahal Jawa Muslim.

- Ibunda Jokowi beragama Kristen (Mei 2014). Padahal Muslimah dan seorang hajjah.

- Akte nikah Jokowi yang di-publish di Internet dituduh editan/palsu dengan analisis ELA. (Mei 2014). Padahal yang membuat algoritma ELA pun tidak bisa menyimpulkan demikian.

- Jokowi akan mengangkat menteri agama dari Syiah (Mei 2014). Padahal yang diangkat dari NU. 

- Beredar surat jawaban Jokowi untuk menangguhkan pemeriksaan kasus bus Trans-Jakarta kepada kejaksaan (Juni 2014). Terbukti itu palsu.

- Soal orangtua Jokowi disebut tidak jelas (Juli 2014). Padahal jelas sekali siapa ayah dan bundanya. Ayahanda Joko Widodo bernama Widjiatno Notomihardjo dan ibunya bernama Sudjiatmi.

- Disebarkannya informasi kalau Jokowi dan istrinya punya 20 rekening di HSBC Hongkong. Fitnah bin hoaks dan rekeningnya palsu.

- Isu Jokowi keturunan atau berafiliasi ke PKI (Juli 2014). Fitnah.

- Isu bahwa Jokowi tidak paham tata cara umrah, pakai kain ihram terbalik (Juli 2014). Padahal terbalik ketika belum thawaf, ketika thawaf sudah dibetulkan.

- Isu bahwa Kementrian Agama dihapus Jokowi (Sept 2014). Hoaks.

- Jokowi dan Ibundanya dituding berbeda usia 11 tahun, bahkan sampai ada petisi minta tes DNA (Des 2014). Padahal Jokowi lahir 21 Juni 1961. Sedangkan, ibunya Sujiatmi lahir 15 Februari 1943. Itu bukan 11 tahun, tapi 18 tahun lebih. Sangat wajar.

- Isu Kementerian BUMN melarang pegawai jilbab (Des 2014). Hoaks, tidak ada instruksi demikian dari Menteri BUMN.

- Isu Menteri Pendidikan melarang siswa membaca doa di sekolah (Des 2014). Hoaks.

- Tuduhan Menteri Susi hanya berani menenggelamkan kapal rongsokan karena butuh pencitraan (Des 2014). Fitnah karena kebijakan luas penenggelaman kapal illegal fishing ini tidak pandang bulu dan terbukti drastis mengurangi pencurian ikan di Indonesia.

- Tudingan “Settingan” foto Suku Anak Dalam di Jambi (Okt 2015). Terbukti bukan settingan.

- Isu Jokowi bertemu Obama dengan membayar broker Singapura Derwin Pereira USD80.000 (Okt 2015). Hoaks, pemerintah tidak membayar siapapun untuk bertemu Obama karena dasarnya adalah undangan dari Obama.

- Isu Kepulauan Natuna dicaplok China. Pemerintah diam saja. Padahal klaim China sebatas perairan yang masuk ZEE Indonesia, bukan kepulauannya. Dan pemerintah tidak diam saja, mereka aktif membela kedaulatan negeri ini (Nov 2015).

- Jokowi dituduh meminta helikopter operasional baru (Nov 2015). Padahal TNI menyebutkan bahwa itu adalah kebijakan TNI AU untuk meremajakan armadanya, termasuk helikopter VVIP yang biasa digunakan oleh Presiden, Wapres dan tamu VVIP lainnya, bukan atas permintaan Presiden.