Pahlawan-pahlawan Terlupakan

Oleh: Andi Nursaiful (Administrator) - 10 November 2013
Miris membayangkan bahwa kaki yang kini bergetar dalam melangkah itu, dan tangan yang nyaris lunglai itu, dulu pernah berdiri tegap dan mantap menggerek Sang Saka Merah Putih untuk berkibar pertama kalinya di atas Bumi Pertiwi.

Sulit pula membayangkan bahwa kakek berusia 80-an tahun bernama Ilyas Karim itu adalah pemuda 18 tahun bercelana pendek yang dengan mantap mengibarkan sang saka Merah Putih pada tanggal 17 Agustus 1945 untuk pertama kalinya.

Kini Ilyas menghabiskan sisa hidup di rumahnya yang sangat sederhana di pinggir rel di Jalan Rawajati Barat, nomor 7, Kalibata, Jakarta Selatan. Sejarah telah melupakan dirinya, zaman telah melumat nasibnya.

Kakek kelahiran Padang Pariaman, 31 Desember 1927 itu mengisahkan, dirinya hanya mengikuti seniornya, Chairul Saleh, yang memberitahukan pemuda di Asrama Pemuda Islam (API) untuk bersiap berkumpul di rumah Bung Karno keesokan harinya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi, Ilyas bergegas menuju rumah Bung Karno. Setibanya di sana, tangan Ilyas tiba-tiba ditarik oleh Sudanco Latief Hendraningrat dan disuruh menjadi petugas menggerek bendera.

Selain menjadi salah satu tokoh bersejarah dalam pengibaran bendera Merah Putih, Ilyas mengabdikan hidupnya sebagai Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Ia bertugas keliling daerah sampai menjadi pasukan perdamaian di Kongo, Lebanon, dan Vietnam. Selama puluhan tahun menjadi tentara dan berpangkat terakhir Letnan Kolonel, Ilyas tak bergelimang harta. Lantai dua rumahnya hanya terbuat dari seng.

Meski hidup dalam keterbatasan, Ilyas tak mau terpuruk meratapi nasib. Ia aktif menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan Pejuang Siliwangi yang sering mengadakan bakti sosial bagi anak yatim. "Hidup itu untuk mengabdi bukan untuk diam-diam saja," tegasnya.

Kisah Pemikul Tandu Jendral Sudirman
Kita tahu peristiwea bersejarah ketika Jenderal Sudirman bergerilya dalam keadaan sakit dan bergerak dengan ditandu. Tandu itu sekarang ...