The Best Lawyers

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 01 July 2013
Naskah: Sahrudi, Foto: Fikar Azmy

Mungkin, ia tak akan tampil sebagai seorang lawyer jika saja tak mengikuti saran sang ibu. Ya, selepas lulus SMA, saat kebingungan ingin meneruskan sekolah dimana, tiba-tiba sang ibu menyarankannya masuk Fakultas Hukum. Ia pun mengikuti keinginan perempuan yang dicintainya itu. Berpuluh tahun kemudian baru terbukti bahwa dorongan seorang ibu itu telah mengantarkan Constant M. Ponggawa tampil sebagai seorang pengacara non litigasi papan atas negeri ini.


Tahun 1990 merupakan titik awal dari Constant Marino Ponggawa memulai karirnya di dunia hukum. Sepulangnya menimba ilmu hukum di Int’l and Comparative Law, Southern Methodist University, Dallas Texas, Amerika Serikat, ia sudah mencoba aktif sebagai pengacara non litigasi di sebuah kantor hukum di Jakarta. Tak butuh waktu lama untuk kemudian figur yang akrab disapa Nino ini bangkit bersama rekannya mendirikan sebuah law firm sendiri.

“Sebetulnya ceritanya lucu, saya nggak pernah ingin jadi lawyer. Ketika lulus SMA, saya bingung mau jadi apa, ibu yang menyarankan untuk sekolah hukum, padahal zaman saya itu tahun 1979 fakultas hukum nggak favorit,” kenangnya.

Ada cerita menarik saat ia berjuang mendirikan kantor hukum yang kini bernama “Hanafiah Ponggawa & Partners atau HPRP Lawyers” , bersama rekannya, Al Hakim Hanafiah, Andre Rahadian dan Fabian Pascoal. Nino benar-benar memulai dari bawah. Ia bahkan turun langsung mencari klien. “Tahu pekerjaan apa yang kami tangani pertama kali? Menerjemahkan formulir penanaman modal dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris!” ia tertawa. Waktu itu memang ada sebuah perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia dan meminta Nino menerjemahkan formulir yang diambil dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).