The Best Lawyers

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 01 July 2013
Naskah: Cucun Hendriana, Foto: Dok. MO & Istimewa

Dalam hukum tata negara, siapa yang tak kenal sosok Yusril. Bahkan, kini ia pun aktif terlibat dalam menangani sejumlah kasus hukum pidana. Sejak 2001, ia memang telah memiliki sebuah law firm bernama Yusril Ihza Mahendra & Associate (kini menjadi Ihza & Ihza Law Firm red). Ketika ia dijadikan tersangka korupsi Sisminbakum di Kementerian Hukum dan HAM, law firmnya itu nyaris lenyap dan ditinggalkan kliennya. Merasa didzolimi, ia pun melawan dan berjuang habis-habisan. Akhirnya, kebenaran pun terbongkar. Ia terbukti tak bersalah. Kini, law firmnya itu kembali merajut sukses dalam menjaring klien.

Terlahir dari keluarga pegawai negeri yang hidupnya susah, sejak kecil ia sering mengalami tindak kesewenang-wenangan. Dilakukan tidak adil dan ditindas seringkali terjadi dalam kehidupannya. Karena itulah, ia terdorong untuk belajar hukum. Misinya, bagaimana untuk melawan ketidakadilan sekaligus menghapuskannya.

Setamat SMA ia lantas memasuki Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Di UI, ia tidak hanya belajar hukum tapi juga filsafat. Dan ia sukses menyelesaikannya secara bersamaan. Menurutnya, filsafat adalah basis untuk membangun rasionalitas dan berfungsi untuk memperkuat keilmuan.

Tak berhenti di level itu, pemikirannya semakin tajam saat ia melanjutkan pendidikan S2 Hukum dan Pemikiran Islam. Untuk menyempurnakan ilmunya, ia pun mengambil program doktoral konsentrasi Ilmu Politik di Universitas Sains Malaysia (1993). Karena itulah, pandangannya terhadap masalah hukum menjadi agak unik dan berbeda sehingga hukum terlihat semakin menarik. Saya sudah terbiasa untuk mengkombinasikan ilmu hukum dengan ilmu-ilmu yang lain termasuk filsafat. Ketika saya hadapi persoalan hukum tidak selalu murni yuridis, tapi ada pendekatan yang lebih filosofis dan politis, ucap putra pasangan Idris dan Nursiha ini.