Kabinet Ahli Rekomendasi Men's Obsession

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 16 July 2014
Naskah: Suci Yulianita, Foto: Sutanto
Sejak masih duduk di bangku sekolah, Abraham Samad begitu terobsesi pada satu bidang, yakni bidang hukum. Hal itu membuatnya bergairah untuk mempelajari ilmu hukum di tingkat Perguruan Tinggi. Ia pun konsisten mendalami ilmu itu bahkan hingga pendidikan terakhirnya, S3 dengan tesis bertema pemberantasan korupsi.

Ketika ia dipercaya memimpin lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk periode 2011 – 2015, tak banyak orang yang yakin mantan aktivis LSM ini mampu memimpin lembaga sekelas KPK. Namun, begitu ia bergerak sangat cepat dalam tahun pertama kepemimpinannya, tidak sedikit orang mengacungkan jempol kepadanya. Tanpa pandang bulu, satu persatu kasus korupsi di Indonesia berhasil diselesaikan dengan baik. Putera Sulawesi Selatan itu, kini jadi harapan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Sebagai seorang praktisi hukum sekaligus tokoh pejuang anti korupsi, Abraham sangat prihatin melihat fenomena budaya korupsi yang merajalela di negeri ini. Dalam pandangannya, dunia hukum dan peradilan di Indonesia sudah sangat terkontaminasi oleh para perilaku korupsi itu.

“Para penegak hukum, termasuk advokat saat ini telah menjadi bagian dari mata rantai korupsi itu. Inilah yang menjadikan sistem peradilan kita mengalami proses pengeroposan, di mana budaya korupsi itu secara langsung menyebabkan perlakuan terhadap rakyat kecil menjadi sampai tidak adil,” terangnya, serius.

Demi memberantas korupsi, sosok muda kelahiran 1966 ini, bahkan rela meninggalkan profesi advokat yang sesungguhnya bisa membuatnya sejahtera dan dengan mudah mencari materi. Namun karena meyakini bahwa persoalan besar yang dihadapi bangsa dan negara ini adalah soal penegakan hukum dan pemberantasan korupsi, ia memilih menjadi aktivis pemberantasan korupsi yang penuh resiko.