The Best Legislators

Oleh: content (Administrator) - 21 June 2013
Naskah : Andi Nursaiful/berbagai sumber, Foto : Dok. MO

Dikenal sebagai pejuang hak-hak politik perempuan, Ida Fauziyah meretas jalan ke Senayan melalui aktivitas di organisasi di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dua organsiasi yang membesarkannya di dunia politik praktis. Selama 15 tahun berkiprah di parlemen, mantan guru ini pernah dipercaya sebagai Ketua Fraksi PKB DPR, dan kini masih menjabat Ketua Komisi VIII.
Pertama melangkahkan kaki ke Senayan sebagai anggota DPR termuda hasil Pemilu 1999, Ida Fauziyah mengalami masa-masa euforia demokrasi yang disusul gonjang-ganjing politik nasional di era awal reformasi.


Ida mengalami masa-masa jaya ketika ikut berperan mengantar Abdurrahman Wahid (alm), tokoh yang diidolakannya, sebagai Presiden RI dalam SU MPR 1999. Namun ia juga berada dalam masa-masa sulit ketika Presiden Gus Dur (Abdurrahman Wahid) berhasil dilengserkan oleh DPR pada 2001.

Pengalaman-pengalaman itu, serta pengalaman segudang sebagai aktivis organisasi sejak belia, telah menempa kapabilitas dan kematangan politik Ida Fauziyah sehingga mampu bertahan tiga periode di DPR.

Sukses meraih suara pemilih dalam tiga kali pemilu di era pemilu dengan sistem pemilihan langsung anggota DPR, tentulah tidak mudah. Dibutuhkan sebuah dedikasi, prestasi, dan rekam jejak tersendiri. Bagi Ida, prestasi itu, antara lain, keberhasilannya memperjuangkan kuota 30% caleg perempuan di DPR dan 30% kepengurusan parpol, dalam UU Partai Politik dan UU Pemilu, sebagai Ketua Kaukus Perempuan Parlemen.