Obsession Awards 2021 - Best CEOs

Oleh: Syulianita (Editor) - 26 December 2021

Haru Koesmahargyo (Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.)

Naskah: Purnomo Foto: Istimewa

Di tengah gelombang pandemi yang menghantam sendi-sendi perekonomian dunia, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) masih tetap berdiri tegak. Di tengah keberhasilannya dalam menjalankan bisnisnya tersebut, BTN tak lupa memperhatikan kondisi nasabah dan masyarakat pada umumnya. Berbagai kebijakan dan terobosan dikeluarkan. Itu merupakan bentuk kepedulian terhadap nasabah dan masyarakat.

Hal itu tak luput dari campur tangan seorang profesional di bidang bisnis. Dia adalah Haru Koesmahargyo. Di tangan dinginnya, hingga kuartal III 2021 BTN mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 35,32% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp1,52 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,12 triliun. Meski bisnis Bank BTN melaju di tangannya, Haru tak pernah melupakan hakikat utama kehadiran bank spesialis pembiayaan perumahan ini di Indonesia: penyediaan rumah bagi rakyat. “Menyediakan rumah yang layak berarti turut membangun peradaban yang diharapkan akan menopang kembali sendi-sendi perekonomian nasional,” kata Haru.

Adapun, kenaikan laba bersih Bank BTN tersebut ditopang oleh pertumbuhan penyaluran kredit serta efisiensi biaya dana atau Cost of Fund (CoF). Dengan begitu, Haru merasa optimistis kinerja yang positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2021 dengan berbagai inovasi dan transformasi bisnis yang telah dilakukan Bank BTN.

Selain itu, dipimpin oleh Haru BTN berhasil menyalurkan kredit dan pembiayaan sebesar Rp270,27 triliun per 30 September 2021 atau naik 6,03% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp254,91 triliun. Sekarang ini, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi juga masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BTN dengan kenaikan sebesar 11,74% YoY menjadi Rp129,98 triliun pada 30 September 2021.

Sementara itu, KPR Non-Subsidi juga turut menunjukkan kenaikan 2,11% YoY menjadi Rp81,88 triliun per 30 September 2021. Dari segmen nonperumahan, tercatat kredit konsumer dan kredit korporasi juga menunjukkan pertumbuhan positif di level masingmasing sebesar 21,28% menjadi Rp5,79 triliun dan 89,77% YoY menjadi Rp12,15 triliun. Di sisi bisnis, Haru menjelaskan ada beberapa agenda Bank BTN pada tahun 2021. Pertama, dengan melakukan transformasi model kantor cabang menjadi lebih berorientasi pada bisnis. Kedua, memperkuat image dan performance KPR Subsidi dan mengembangkan KPR milenial. 

Ketiga, mengembangkan bisnis value chain real estate (mitra/supplier developer) dan wholesale and corporate banking (transaction, trade finance) di sektor perumahan. Keempat, perbaikan proses bisnis dan produktivitas organisasi. Melakukan sentralisasi proses kredit sehingga lebih cepat, standar, dan kualitasnya tinggi. Selain itu, penyelesaian kredit bermasalah (NPL) akan lebih gencar, serta menjalankan perubahan pada struktur organisasi yang outcome-nya adalah untuk meningkatkan produktivitas pegawai Bank BTN secara umum.