The Hotelier

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 December 2019

Jatuh Cinta pada  Hospitality Industry

 

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

 

Malang melintang di dunia hospitality sejak awal meniti karier, menjadikan Vevent Iryadi Rudiana begitu mencintai dunia yang membesarkannya ini. Tak heran jika ia pun all out dalam bekerja, semua pekerjaan dilakukannya dengan sungguh-sungguh tanpa mengenal lelah. Mulai dari saat masih berada di level paling bawah saat awal meniti karier, hingga kini ia dipercaya memimpin sebuah hotel, Vevent selalu mencurahkan seluruh hidupnya untuk hospitality karena baginya hospitality telah menjadi bagian dari hidupnya yang tak akan pernah bisa terpisahkan.

 

Mengawali perbincangan dengan tim Men’s Obsession di ruang kerjanya yang sederhana di Hotel Santika Depok, Vevent bercerita bagaimana ia mengawali kariernya di industri hospitality. Semuanya berawal tak sengaja, ia hanya mengikuti jejak sang kakak yang terlebih dahulu kuliah di perhotelan. Setelah menamatkan pendidikannya, kemudian kesempatan bekerja terbuka lebar. Vevent memulai karier dari bawah dari seorang operator di sebuah hotel jaringan internasional bintang lima di Jakarta. 

 

Berkat kegigihan, kerja keras, serta semangat belajar yang tinggi, kariernya pun meningkat. Ibarat anak tangga, selangkah demi selangkah. Perlahan, tapi pasti, hingga pada akhirnya ia diberi amanah menjabat General Manager Hotel Santika Depok pada April 2018 lalu di usianya yang muda, belum genap 40 tahun. “Dari awal meniti karier saya memiliki personal goals dan saat itu saya memiliki goals ingin menjadi GM usia 40 tahun. Alhamdulillah, tercapai di usia 39 tahun. Setelah personal goals, kemudian kita lakukan pekerjaan sebaik-baiknya, dan mencintai apa yang saya lakukan. Dan, yang paling utama adalah jangan pernah malu untuk belajar dari siapapun. Bahkan, sampai sekarang saya pun masih belajar, saya belajar dari siapapun,” ia membeberkan kunci suksesnya.

 

Saat pertama ditempatkan di Depok, hal yang pertama dilakukan Vevent adalah melakukan survei pasar. Ia melakukan survei untuk mencari tahu terlebih dahulu apa yang disukai para pelanggan sekitar Depok. Gayung bersambut, apa yang disukai market kota Depok inilah kebetulan yang memang menjadi kekuatan dari Santika Depok, yakni masakan nusantara yang kaya akan rempah-rempah. Dengan demikian, rasanya tak sulit bagi Vevent dan tim untuk mengikuti selera pasar.

 

“Kalau kita bicara Santika, apa sih yang dikenal masyarakat, tentu makanan Indonesia. Nah, kami perkuat di situ. Jadi, yang pertama saya lakukan adalah kami buat variasi menu dan perputaran menu minimal 10 sampai 15 menu agar tamu yang stay di sini tidak bosan dengan menu yang itu-itu saja,” ungkap leader yang menerapkan open door policy dalam memimpin ini.

 

Setelah itu, Vevent mengubah flow buffet di restoran menjadi lebih berurutan dimulai dari appetizer yang terlihat saat kali pertama tamu datang. Di samping itu, ia dan timnya juga rajin membuat inovasi-inovasi promo makanan dalam rangka menarik minat tamu.

 

Dengan demikian, menurut Vevent, meski Hotel Santika Depok termasuk hotel lama di Depok, tetapi mampu bertahan di tengah persaingan hotel-hotel baru yang mulai menjamur di Depok ini, bahkan kehadiran dan inovasi-inovasinya selalu ditunggu tamu. 

 

Revenue yang Terus Meningkat

 

Apa yang telah dilakukan Vevent selama kurang lebih satu setengah tahun memimpin ini pun membuahkan hasil. Parameternya jelas terlihat dari revenue yang terus meningkat bahkan mampu mencetak rekor. “Tahun lalu itu kami di atas budget dan itu menjadi pencapaian tertinggi sepanjang hotel ini berdiri. Dan untuk tahun ini, kami sangat optimis karena ada tiga bulan selama 2019 yang mencapai revenue tinggi. Jadi, saya sangat optimis pada akhir tahun ini kita akan pecahkan rekor lagi,” kata Vevent dengan penuh keyakinan. 

 

Ya, ia sangat yakin. Apalagi didukung dengan kekuatan hotel, selain dari rasa dan variasi masakan nusantara yang mendekati otentik, Santika Depok juga terletak di lokasi strategis, di pusat kota Depok bahkan berdampingan dengan Dmall, salah satu mall besar di Depok. Selain itu, Santika Depok yang menjadi gedung tertinggi di antara Hotel Santika lainnya ini juga menawarkan city view yang menarik dari jendela kamar yang terletak di ketinggian lantai 25 sampai lantai 27. Pemandangan indah terbentang dari masing-masing kamar tersebut, mulai dari pemandangan kota Depok, Gunung Salak, bahkan siluet Kota Jakarta Selatan pun dapat terlihat apabila cuaca sedang cerah. 

 

Di samping itu, kekuatan lain dari Santika Depok adalah penggunaan fasilitas yang tak kalah berkualitas, sama seperti apa yang digunakan jaringan hotel internasional bintang empat maupun bintang lima. “Dari kamar, yang membedakan kita dengan jaringan internasional hanya luasnya saja. Sedangkan, bed-nya kita pakai standar yang sama dengan hotel bintang 4 bintang 5 chain international, linennya bisa dibilang vendor sama karena kita menilai kamar hanya untuk tidur saja yang penting nyaman dan bersih, kuncinya di makanan. Tamu akan kembali lagi karena makanannya enak,” terang Vevent.

 

Ke depan, ia masih memiliki tugas dan target yang harus dikembangkan Santika Depok, antara lain terus meningkatkan revenue, penambahan fasilitas baru, seperti ballroom yang rencananya akan mulai dibangun pada 2020 mendatang. “Dan, tantangan terberat buat saya sekarang adalah menjaga konsistensi. Kami sudah mulai dengan sesuatu yang baik. Lalu, bagaimana menjaga konsistensinya. Itu yang terberat dan sejauh ini alhamdulillah sudah mulai bisa terjaga konsistensi kami, tinggal kami perbaiki dan sekali lagi selalu melakukan continuous improvement,” pungkas kelahiran Bandung 18 Agustus 1978 ini.