The Hotelier

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 December 2019

Mengawal Mercure Jakarta Kota Sebagai Mercure Pertama di Indonesia

 

Naskah: Subhan Husaen Albari Foto: Edwin Budiarso

 

Puluhan tahun melalang lintang di dunia hospitality tak membuat pria bernama Riganda Togatorop putus arang. Namun, dengan optimisme dan kegigihan yang tinggi, ia justru mampu menduduki sejumlah jabatan prestisius di setiap hotel di mana ia bekerja. Terakhir, ia kini dipercaya menjabat General Manager di Mercure Hotel Jakarta Kota. Kecintaannya untuk selalu melayani orang menjadi magnet tersendiri baginya. Sehingga, pria kelahiran 30 Januari 1969 ini selalu sukses menekuni pekerjaannya.

 

 

Riganda kecil sebenarnya tidak punya cita-cita bekerja di dunia hospitality. Ia punya anganangan mengajar menjadi guru karena ia sendiri lulusan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Medan. Namun takdir berkata lain, meski tak jadi guru, pencapaiannya tidak sia-sia. Ia mampu membuktikan prestasi yang gemilang dengan sekian banyak jabatan yang diraih. Kariernya di perhotelan dimulai dengan menjadi seorang resepsionis atau penerima tamu. Ia diterima kerja di sebuah hotel di Jakarta karena memiliki kemampuan bahasa Prancis yang baik.

 

“Awalnya memang cita-cita saya ingin jadi guru, tapi waktu itu saya cari kerja kebetulan keterimanya di hotel sebagai resepsionis. Ya sudah saya berpikir pekerjaan yang saya dapat itulah yang harus saya tekuni, sampai tak terasa saya sudah menggeluti dunia ini selama 25 tahun sampai sekarang,” ujar Riganda kepada Men’s Obsession. Ia pertama bekerja di dunia hospitality sebagai resepsionis di Ibis Jakarta Arcadia pada 1994-1996. Perlahan, tapi pasti, kariernya naik menjadi Assistant Manager di Le Meridien Jakarta 1996-2001. Kemudian, pindah ke Surabaya menjadi Assistant Front Office Manager di Mandarin Oriental Hotel pada 2001. 

 

Tak sampai satu tahun, ia pindah sebagai Executive Assistant Manager di Mercure Jakarta Kota sampai 2007. Ia bahkan sempat berpindah-pindah ditempatkan di sejumlah daerah untuk menduduki jabatan penting, di antaranya General Manager di Novotel Bali Nusa Dua pada 2010-2012. Lalu, General Manager di Novotel Banjarmasin Airport 2012-2013, General Manager di ibis Styles Sandakan, Sabah, Malaysia 2013-2014.

 

Kemudian, General Manager in mission Novotel Manado Golf Resort & Convention Center pada 2015. Tak lama di situ, ia dipercaya menjadi General Manager Mercure Jakarta Sabang sampai 2017 dan General Manager di ibis Gading Serpong. Lalu, sekarang kembali bekerja di Mercure Jakarta Kota sebagai General Manager sejak April 2019. Menurutnya, Riganda tertarik bekerja di perhotelan karena semangatnya adalah melayani sama halnya dengan guru. Bertemu dengan banyak tamu dengan beragam karakternya membuat pria asal Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini menjadi semakin matang untuk bisa bersikap terbaik dalam melayani setiap tamunya yang berkunjung ke hotel.

 

“Jadi, karakteristik jiwa saya sebenarnya senang melayani, jujur tulus tidak dibuatbuat. Terus segala sesuatu yang sudah menjadi tugas dari pekerjaan harus kita tepati, bersikap profesional. Ini yang membuat saya bertahan di sini (dunia hospitality),” jelas Riganda.

 

Pria yang dikenal sangat ramah oleh para timnya itu melihat dengan menciptakan pelayanan yang baik, Hotel Mercure Jakarta Kota ini bisa terus berkembang menjadi salah satu hotel bintang empat yang digemari tamunya. Terlebih, Mercure Jakarta Kota letaknya sangat strategis dekat dengan pusat pemerintahan, dekat dengan tempat wisata, dan berada di pusat hiburan Ibu Kota. Hal ini ditambah dengan keistimewaan Mercure Jakarta Kota, yang terinspirasi oleh budaya lokal Indonesia-Chinese. 

 

Salah satu budaya lokal Indonesia – Chinese yang dimaksud adalah keunggulan dari sisi makanan. Di Mercure Jakarta Kota terdapat restoran Chinese, Chiao Tung yang menyediakan makanan khas negeri Tirai Bambu, Dim Sum. Sejak 22 tahun berdiri, Mercure Jakarta Kota selalu menyediakan makanan Dim Sum dengan kekuatan rasa yang tidak pernah berubah karena koki atau juru masaknya masih tetap sama. “Saya ingin mengembangkan kembali kelezatan Dim Sum yang ada di restoran ini untuk menarik kembali tamu-tamu yang dulu pernah ke sini. Supaya orang tahu bahwa rasa kelezatan Dim Sum di sini tidak berubah,” jelasnya.

 

Dengan sosialisasi yang matang, restoran Chinese, Chiao Tung Mercure Jakarta Kota kini selalu ramai dikunjungi orang, terlebih di akhir pekan. Dim Sum atau makanan Chinese yang disediakan juga dijamin kehalalannya, sehingga siapa saja bisa mengkonsumsinya. Riganda giat mengundang para food blogger, media, serta para tamu khusus untuk mengadakan kegiatan di Mercure Jakarta Kota dengan menyediakan Dim Sum sebagai makanan favoritnya. Ia juga terus memasifkan agar tamu dari luar daerah yang sedang melakukan perjalanan dinas untuk menginap di Mercure Jakarta Kota. 

 

“Kami ini sebenarnya pioneer, hotel Mercure pertama berdiri di Indonesia ya di sini. Jadi, kami ingin mengembalikan ingatan tamu-tamu kami untuk berkunjung ke Mercure dengan ciri khas makanannya yang masih terjaga kemurnian rasanya, pelayanan yang ramah, serta kebersihan yang terjaga. Kami ingin menjadikan hotel ini seperti rumah sendiri dengan segala kenyamanannya,” tutur pria yang tengah melanjutkan studi S2-nya di Universitas Trisakti Jurusan Pariwisata.

 

Strategi lain yang diterapkan adalah melakukan renovasi di sejumlah fasilitas, seperti Spa dan Gym, ruang meeting, serta mendesain ulang sejumlah kamar hotel. Meski pertumbuhan hotel di Jakarta begitu pesat dengan penambahan kamar rata-rata 26%, Riganda tak bergeming. Ia akan tetap fokus untuk mempertahankan keunikan Mercure dari sisi makanan, pelayanan, dan kebersihan dengan bentuk kemasan yang menarik. “Fokus saya adalah ingin mengembalikan Mercure Jakarta Kota sebagai Mercure pioneer di Indonesia,” tandasnya.

 

Diakui memang di tahun politik ini kondisi bisnis perhotelan cenderung menurun karena tidak adanya kepastian. Namun setelah pemilu selesai, ia optimis pendapatan hotel akan tumbuh besar. Pria pecinta alam ini percaya dengan prinsip marketing bahwa “Seseorang akan kembali dengan apa yang diingat.” Sehingga, meski banyak hotel berdiri di Jakarta, para tamu di berbagai daerah akan tetap memilih Mercure Jakarta Kota sebagai tempat menginap. Prinsip hidup Riganda adalah teruslah berbuat baik kepada siapa pun dan di mana pun berada. Jika nantinya tidak lagi bekerja di hospitality, ia mengaku akan menjadi guru dengan mendirikan sekolah.