The Hotelier

Oleh: Syulianita (Editor) - 07 December 2019

Dari Housekeeping Menjadi GM

 

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto

 

Garna Sobhara Swara telah banyak makan asam garam kehidupan di industri hospitality. Kariernya berawal saat ia mengemban ilmu di negeri orang. Pahit getir kehidupan di rantau menjadikannya harus mandiri, termasuk mencari uang tambahan. Dari situ, ia terbentuk menjadi seorang pekerja keras. Maka tak heran ketika ia kembali ke Tanah Air dan mengaplikasikan ilmu perhotelannya di industri hospitality, kariernya melesat. Dimulai dari seorang housekeeping supervisor hingga pada akhirnya menjabat posisi general manager di usianya yang masih sangat muda, belum genap 40 tahun ia sudah diberi amanah memimpin sebuah  hotel berbintang di Pontianak.

 

 

Tepatnya pada tahun 2001 Garna kembali ke Tanah Air. Awalnya ia sempat kesulitan mencari pekerjaan, bahkan sempat menganggur selama satu tahun karena kondisi negara yang saat itu belum stabil setelah serangan bom WTC di Amerika tahun 2001 silam. “Saat itu setelah kejadian bom di WTC Amerika susah dapat kerjaan. Setelah satu tahun akhirnya saya baru dapat pekerjaan di salah satu hotel bintang lima di Jakarta sebagai Housekeeping Supervisor, tapi selama 3 tahun di posisi sama akhirnya saya menantang diri saya sendiri untuk mencari pengalaman dan tantangan baru,” Garna mengenang masa-masa itu. 

 

Ya, itulah Garna! Sosok anak muda yang menyukai tantangan, yang tak betah berada dalam comfort zone dan yang selalu ingin mencoba hal baru. Ia kemudian memutuskan pindah ke hotel bintang lima lain masih di kawasan Jakarta. Perhitungannya pun sungguh tepat, di hotel itu kariernya kian bersinar, hampir setiap tahun ia mendapat promosi jabatan. “Karena memang target saya itu setiap tahun saya harus naik jabatan. Itu target dalam karier saya. Saat itu usia saya masih 26 tahun saya selalu membuat target. Saat itu saya masih supervisor, saya punya target usia 30 tahun saya harus jadi manager. Tapi, alhamdulillah belum 30 tahun saya sudah jadi director of housekeeping. Jadi, sudah melewati target, melewati posisi manager, kemudian assistant director, setelah itu director,” ungkap Garna tanpa bermaksud membanggakan diri.

 

Usia masih sangat muda, Garna tentu masih memiliki target lain dalam hidupnya. Dari situ ia pun melanglang buana mencari pengalaman demi pengalaman, dari hotel ke hotel dan dari kota ke kota, seperti di Bandung, Bali, dan Pontianak. Di Kota Khatulistiwa inilah, babak baru dalam hidupnya dimulai. Untuk pertama kalinya ia diberi amanah menjabat sebagai pucuk pimpinan tertinggi dalam sebuah hotel, general manager.

 

Berlabuh pada THE 1O1 Jakarta Sedayu Darmawangsa

 

Dua tahun merasa cukup mencari pengalaman di Pulau Borneo, tahun 2017 Garna kembali ke Ibukota untuk menerima tawaran baru, memimpin Hotel THE 1O1 Jakarta Sedayu Darmawangsa. Apa yang membuatnya tertarik menduduki posisi GM di hotel tersebut adalah selain karena THE 1O1 terletak di lokasi yang sangat strategis di kawasan Jakarta Selatan, THE 1O1 merupakan hotel berbintang di bawah manajemen PHM Hospitality yang sudah terkenal di Asia dalam bidang pariwisata.

 

“Panorama ini salah satu yang terbesar di Asia untuk masalah pariwisata. Mereka juga me-manage beberapa hotel di Indonesia, dan kebetulan hotel-hotelnya itu selalu ramai. Bisnisnya bagus karena mereka sangat selektif memilih hotel-hotel mana yang akan di-manage. Jadi, selain karena lokasi yang sangat strategis, menjadi kebanggaan saya bisa bergabung dengan local company yang sangat kuat di bidang pariwisata di Indonesia bahkan Asia,” urai Garna. 

 

Dengan demikian, THE 1O1 tentu sudah menjadi hotel pilihan di kawasan Jakarta Selatan. Namun, justru itulah yang menjadi tantangan Garna saat kali pertama ia memimpin THE 1O1, bagaimana membuat hotel ini yang sudah bagus menjadi lebih bersinar lagi. Untuk itu, yang pertama dilakukan Garna agar semakin menarik perhatian tamu adalah meremajakan tampilan hotel, termasuk semua kamar. “Karena background saya dari housekeeping jadi yang pertama saya lakukan adalah hotel ini saya bersihkan, saya mandikan. Jadi, satu hari ada satu kamar yang ditutup untuk dibersihkan, dicat ulang, diremajakan. Dengan begitu tamu senang,” ucap pria yang memiliki passion di leadership ini. Garna juga sempat merenovasi total Hotel THE 1O1 selama kurang lebih tiga bulan. Menariknya, meski cukup lama tak beroperasi selama renovasi, hotel masih terus diburu tamu. Bahkan, tamu terus berdatangan dan selalu menanyakan kapan kembali beroperasi. Dan, hanya dalam waktu 10 hari saat hotel kembali dibuka, tamu pun membludak. Tak kesulitan bagi Garna untuk kembali mencari market, lantaran THE 1O1 telah memiliki market repeater guest yang setia.

 

Ya, hal tersebut tentunya karena hotel bintang empat ini memberikan kenyamanan standar bintang lima. Selain itu, pelayanan yang baik juga diterapkan di hotel ini. Pada timnya, Garna begitu menekankan pentingnya pelayanan yang personal kepada semua tamu. “Saya tingkatkan lagi personalised service karena tidak ada tamu yang ingin disamakan dengan orang lain. Jadi, itu yang kami terapkan di sini, semua tamu kami itu spesial. Kalau kami bilang kamar, banyak kok hotel lain yang punya kamar lebih bagus, banyak hotel yang punya TV lebih besar dari kamar kami. Tapi, yang membuat tamu balik lagi ke sini adalah hubungan baik dengan tim di THE 1O1, personalised service ini yang membuat tamu terkesan,” terang Garna. Menariknya, Ia juga menerapkan ‘loyal guest’ pada timnya. Dalam hal ini, diimbau satu orang karyawan memiliki satu loyal guest yang mereka kenal dan servis secara personal.

 

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Apa yang telah dilakukannya selama dua tahun ini tak sia-sia. Di bawah kepemimpinannya, THE 1O1 Jakarta Sedayu Darmawangsa berhasil meraih pencapaian membanggakan, antara lain penghargaan bergengsi dari salah satu Online Travel Agent, keberhasilan meraih sertifikasi Hotel Bintang Empat, hingga peringkat Trip Advisor yang mengalami peningkatan, dari awalnya peringkat 110 pada 2017 kini meningkat menjadi peringkat 64.