Rita Widyasari Srikandi "Bena Benua Etam"

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 03 November 2014
Familiar, cerdas dan kharismatik, demikian sekilas figur Rita Widyasari atau sosok yang akrab disapa warga Kutai Kartanegara dengan Bunda RW ketika menerima kunjungan Men’s Obsession saat berada di Jakarta. Dengan lancar namun teliti ia menguraikan banyak hal mengenai apa saja yang sudah ia lakukan untuk membangun Kutai Kartanegara dalam kurang lebih 4 tahun masa kepemimpinannya. Di ruang tamu dengan design interior bernuansa Kalimantan, ia menjawab berbagai pertanyaan, pun tak terkecuali soal pribadinya. Berikut petikan wawancaranya.

Apa yang membuat ibu mau memimpin Kutai Kartanegara?
Sebenarnya saya sempat menolak, tapi begitu saya tahu dicalonkan, saya sudah berpikir pasti berat banget untuk menjadi bupati, saya melihat bapak saya dulu itu luar biasa sibuknya. Tidurnya malam, bahkan sampai jam 3 dinihari untuk menghadapi orang. Tapi sebenarnya saya bisa arrange, manajemen waktunya. Oke, saya mau memimpin Kutai Kartanegara karena saya harus memperbaiki Kutai Kartanegara sebaik-baiknya dan saya harus melakukan dengan cepat.

Dengan cara?
Saya harus mengumpulkan orang-orang pintar di Kutai Kartanegara ini yang menjadi SKPD saya dan saya memberikan time limit untuk mereka, jadi misalnya grand strategy saya itu, ini yang saya inginkan SKPD saya kumpulkan, jangan lihat saya sebagai perempuan atau usia saya waktu itu baru 36 tahun, usia muda, tapi lihat niat baik saya. Saya tidak ada niat jahat untuk Kutai Kartanegara, saya ada niat baik untuk bangun Kutai Kartanegara. Sudah cukuplah pelajaran dari sebelumnya untuk menjadi obat bagi saya, teguran, nasehat bagi kami, tapi yang baiknya dipertahankan, insya Allah akan kami lanjutkan. Karena saya yakin, Pak Syaukani HR (Bupati sebelumnya-red) juga banyak melakukan hal luar biasa untuk Kutai Kartanegara jadi itu yang saya katakan di depan seluruh SKPD saya. SKPD itu kan sudah 40 tahun ke atas, lihat niat baik saya untuk membangun Kutai Kartanegara karena kalau saya sendiri tidak bisa memperbaiki Kutai Kartanegara kalau tidak dibantu oleh bapak-bapak.