Rektor Inspiratif

Oleh: Iqbal Ramdani () - 24 May 2018

Naskah: Iqbal R. Foto: Sutanto

Menjadi seorang pemimpin bukan perkara mudah. Terlebih jika menakhodai orang banyak. Sebab, tanggung jawab dan risikonya kian besar. Karenanya, harus bisa memahami karakter orang-orang yang dipimpinnya. 

 

Hal itu dipahami benar oleh Prof. Dr. Ir. Kadarsah Suryadi, DEA, Rektor Institut Teknik Bandung (ITB). Sebagai leader dari salah satu universitas terbaik di Indonesia, ia memiliki cita-cita besar menjadikan perguruan tingginya sebagai Entrepreneurial University yang berperan sebagai pelopor serta garda terdepan dalam menjawab permasalahan lokal dan nasional dalam meningkatkan kesejahteraan dan daya saing bangsa. “Agar ITB sebagai Entrepreneurial University ini menghasilkan lulusan yang berdaya saing internasional, bermartabat, berjiwa kepeloporan, dan berintegritas,” ujar Kadarsah saat ditemui Men’s Obsession. Untuk menjadi Entrepreneurial University, Kadarsah menerapkan tiga indikator utama, yakni excellent in teaching and learning, excellent in research, dan excellent in inovation. “Excellent in teaching and learning, ITB menjaminkan mutunya kepada dua pihak, yaitu Badan Akreditasi Nasional (BAN) dan Lembaga Akreditasi Internasional. Untuk BAN, dari total program studi S1, Magister, dan Doktor, ITB telah mendapatkan 93% akreditasi A. Sedangkan program internasional saat ini sudah ada 30 program studi yang sudah terakreditasi internasional,” jelasnya. 

 

Sementara itu, diluar program studi baru, Kadarsah menargetkan pada tahun depan ini 100% program studi sarjana dapat terakreditasi internasional. Ada 3 tujuan kenapa Kadarsah menerapkan hal itu, yakni pihaknya ingin semua lulusan mendapat pengakuan internasional dari masyarakat global, menjalankan proses continuous improvement berstandar internasional, dan ingin dari waktu ke waktu menjaga standar kualitas internasional. Di ITB ada 49 prodi S1, di antaranya sudah 6 prodi yang membuka program internasional, dimana para mahasiswa dapat terdiri dari mahasiswa Indonesia dan mahasiswa dari negara lain. Semua ini tak lepas dari kerja cerdas Kadarsah dan segenap civitas akademika ITB. Ia juga mencanangkan peningkatan jumlah paten, purwarupa, dan karya kreatif yang bekerjasama dengan berbagai pihak untuk menerapkan hasil riset dan karya kreatif dalam menjawab permasalahan bangsa. Berbagai strategi ini diupayakan untuk menguatkan ITB sebagai Research University dalam menuju Entrepreneurial University. 

 

Dari indikator excellent in research, Kadarsah mempunyai prinsip suatu negara akan maju jika ilmu pengetahuannya berkembang. Itulah yang akan membuat Indonesia semakin dihormati bangsa lainnya. Excellent in research bermanfaat untuk mengharumkan nama baik bangsa di kancah internasional. Sementara dari segi excellent in inovation dan entrepreneurship, ia menginginkan hasil riset tidak hanya berhenti pada jurnal, tapi juga dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan masyarakat industri dengan memberikan nilai tambah sosial dan ekonomi. Berbagai ide dan inovasi yang terlahir di ITB, berhasil diaplikasikan dan dikomersialisasikan untuk membawa perubahan di Indonesia, di antaranya inovasi teknologi peningkatan kualitas batu bara, katalis reaktor kimia, enhanced oil recovery, pembangkit listrik tenaga matahari, teknologi membran untuk penjernihan air, pengelolaan air, biomassa dan bioenergi, pesawat tanpa awak, dan lainnya.

 

Dalam menyiapkan mahasiswa ITB ke depan menuju Entrepreneurial University, Kadarsah menerapkan kebijakan kuliah pilihan, yaitu manajemen inovasi dan kewirausahaan, serta di ITB telah ada program studi khusus yang dinamakan kewirausahaan. Ia juga mengadakan kompetisi entrepreneurship pada lingkup nasional maupun internasional. “Tujuannya bukan untuk mendapatkan reward, melainkan untuk mengetahui apakah yang dihasilkan tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang banyak dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dari kemajuan yang terjadi di tempat lain,” pungkasnya. ITB juga telah meresmikan gedung lembaga pengembangan inovasi kewirausahaan yang mewadahi para inovator dan mempertemukan mereka baik dengan calon market maupun penyandang dana. “Alhamdulillah, sejak tahun 2015, ITB tercatat sudah menghasilkan 85 startup company yang berbasis teknologi,18 di antaranya sudah diterapkan di dalam masyarakat luas,” ujar pria yang hobi bermain harmonika itu.

 

Di antara karya inovasi yang telah dihasilkan adalah produk katalis kimia yang telah diterapkan di sejumlah industri kimia, termasuk industri kilang minyak. Produk katalis kimia ini memiliki kualitas yang sejajar dengan kualitas produk luar negeri dan mampu meningkatkan produktivitas industri kimia secara signifikan serta berhasil menurunkan biaya bahan baku katalis sampai 50%. Selain itu dalam skala internasional, ITB saat ini sedang melakukan penelitian bersama dengan perguruan tinggi terkemuka dari luar negeri dalam bidang Carbon Capture Storage yang bertujuan untuk meminimalisasi kandungan karbondioksida di udara. Topik penelitian ini merupakan komitmen ITB untuk turut mencari solusi dalam penyelesaian isu global, yaitu climate change.

 

Di bawah kepemimpinan Kadarsah, ITB semakin sukses meraih prestasi di kancah nasional maupun internasional. Berdasarkan pemeringkatan universitas versi QS (Quacquarelli Symonds), ranking ITB di dunia (World University Ranking) sejak 4 tahun terakhir meningkat secara signifikan. Pada tahun 2014, ITB masih berada di peringkat 461 di dunia, namun pada tahun 2015, 2016, dan 2017 secara berturutturut ranking ITB meningkat menjadi 431, 401, dan 331. Pada kurun waktu yang sama, peringkat ITB di tingkat Asia juga meningkat, yaitu pada tahun 2014 ITB masih berada di peringkat 125, namun pada tahun 2015, 2016 dan 2017, peringkat ini meningkat menjadi 122, 86 dan 65. Demikian pula peringkat dunia untuk masing-masing bidang keilmuan, posisi ITB membaik. Sebagai contoh, pada tahun 2017, bidang Teknik Mesin dan Teknik Kimia berada di peringkat 251, sedangkan bidang Seni dan Disain menempati peringkat 51. Untuk bidang Bisnis dan Manajemen, posisi ITB ada di peringkat 251, sedangkan untuk bidang Ilmu Komputer dan Informatika, berada di peringkat 351. “Mahasiswa kami telah meraih ratusan prestasi, terakhir di Malaysia, anak-anak dari jurusan geologi dan geodesi mendapatkan juara pertama tingkat internasional untuk lomba masalah sains dan teknologi,” ungkapnya. 

 

Pencapaian dan hasil kerja keras civitas akademika ITB yang secara konsisten, kini telah menghasilkan berbagai penelitian inovatif. Banyak dari penelitian ini terpublikasi melalui Web of Science. Bahkan sekitar 4300 publikasi penelitian yang dihasilkan telah terdaftar di Scopus. Ini merupakan yang tertinggi di antara universitas dan lembaga penelitian di Indonesia.