Rektor Inspiratif

Oleh: Iqbal Ramdani () - 24 May 2018

Naskah: Suci Yulianita Foto: Sutanto/Dok. Pribadi

Banyak hal yang telah dilakukan Prof. Ir. Joni Hermana, MScES., Ph.D. dalam memimpin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Sejak diberi amanah menjabat rektor ITS pada 2015 lalu, Joni bekerja keras untuk mencapai apa yang menjadi mimpi dan visi misinya untuk ITS ini, antara lain mengubah status ITS sebagai PTN-BH serta ingin membawa ITS mampu lebih berkontribusi secara nasional dan diakui di dunia internasional.

 

Joni Hermana, adalah sosok pemimpin yang sederhana. Ia bekerja di dunia Pendidikan nasional dengan penuh integritas tinggi. Tak ayal jika kariernya yang berawal dari seorang dosen ini, meningkat perlahan-lahan hingga berhasil menduduki posisi Rektor ITS pada 2015 lalu. Meski Joni bukanlah tipe pemimpin yang ambisius dalam mengejar jabatan, namun ia bekerja all out ketika jabatan strategis Rektor diamanahkan pada dirinya. Ya, ketika dipercaya menjabat Rektor, Joni beserta timnya langsung tancap gas untuk mengejar apa yang menjadi mimpi dan visi misi mulianya untuk ITS ini. Pertama, mengubah status ITS menjadi PTN-BH yang ideal, kemudian membawa ITS lebih banyak berkontribusi secara nasional dalam bidang science dan teknologi, serta membawa ITS mampu berkontribusi di dunia internasional agar dapat mengangkat marwah bangsa Indonesia untuk lebih diakui di dunia internasional. “Nah saya kira ini penting karena Perguruan Tinggi jangan hanya menjadi menara gading, tapi harus ada inovasiinovasi nyata yang bisa menjawab persoalanpersoalan di masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan science dan teknologi,” terang Joni kepada Men’s Obsession ketika ditemui di ruang kerjanya. 

 

Seiring berjalannya waktu, Joni pun berhasil membuktikan pencapaian dan kinerja membanggakan untuk Lembaga yang dipimpinnya ini. Misalnya, ITS terpilih sebagai salah satu Perguruan Tinggi yang paling tinggi capaian inovasinya dalam hal saintek oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI pada tahun 2017. Kemudian jika dilihat dari ruang lingkup skala internasional, kini sudah semakin banyak mahasiswa, dosen maupun tenaga kependidikan yang melakukan kerjasama dan magang dengan Perguruan Tinggi luar negeri. “Dan kalau dilihat dari indikator publikasi internasional saat ini, kita merupakan Perguruan Tinggi dengan percepatan publikasi internasional yang paling tinggi di Indonesia. Jadi kenaikan kita cukup drastis,” ungkap penghobi traveling dan membaca ini.

 

Tak hanya itu, jika bicara prestasi mahasiswa ITS juga patut diacungi jempol. Prestasi mahasiswa semakin meningkat tiap tahunnya. Sebagai gambaran, prestasi mahasiswa dari total sekitar 700-an prestasi pada 2016 melonjak tajam menjadi sekitar 930 prestasi pada 2017 lalu. Mahasiswa ITS mampu unjuk gigi di dunia internasional terutama dalam bidang science dan teknologi, seperti pada 2017 lalu berhasil meraih prestasi juara dunia di ajang American Institute of Chemical Engineers (AIChE) Chem-E-Car Competition 2017 di  Minneapolis, Amerika Serikat, yaitu lomba bidang otomotif berbahan dasar kimia yang diikuti puluhan Perguruan Tinggi lainnya dari seluruh dunia. Bagi Joni, memimpin sebuah Perguruan Tinggi besar seperti ITS tidaklah mudah. Ada kendala dan tantangan yang harus dilalui dan dicari jalan keluarnya. Salah satunya adalah infrastruktur seperti peralatan lab yang masih belum memadai. Meski demikian, tim ITS tak pantang menyerah, melainkan tetap semangat menunjukkan prestasinya dengan beberapa strategi yang dirancang Joni, yakni melakukan kerjasama dengan Perguruan Tinggi di Luar Negeri yang memiliki peralatan laboratorium lengkap.

 

“Nah ini jelas kan kendala yang harus diatasi sehingga yang kita lakukan adalah kita berkolaborasi dengan Perguruan Tinggi di Luar seperti Taiwan dan Jepang untuk menghasilkan karya penelitian. Mereka juga senang apalagi dari hasil kolaborasi tersebut berkembang lagi ke penelitian lain dengan sumber dana dari instansi lain di negara berbeda,” ujar kelahiran Bandung, 18 Juni 1960 ini. Sebagai Perguruan Tinggi yang unggul dalam bidang Science dan Teknologi, ITS memang dituntut untuk bisa melahirkan dan menggerakkan para dosen peneliti agar bergairah dan semangat melakukan penelitian. Hal itu tentu menjadi tugas dan tanggung jawab Joni selaku Rektor ITS untuk bisa mendorong dan mendukung mereka melakukan penelitian lebih banyak lagi.

 

“Pemeran utama dari sebuah Perguruan Tinggi ini kan pada manusianya, kuncinya terletak pada bagaimana kita memberdayakan mereka agar mau berinisiatif mengembangkan kapasitas kemampuannya semaksimal mungkin. Nah ini juga menjadi tantangan saya bagaimana menggerakkan teman-teman agar mau melakukan inovasi dan penelitian dengan rasa suka tanpa merasa dipaksa,” tegasnya. Untuk mewujudkan hal itu, Joni memberi contoh terlebih dahulu dengan melakukan publikasi juga. Ya, memimpin dengan memberi contoh, merupakan salah satu konsep leadership yang ia terapkan. “You have to do something by example. Jadi tidak hanya memerintah, tapi saya tunjukan
juga bahwa saya melakukan hal yang sama. Misalnya semua dosen wajib menulis jurnal internasional, terutama yang bergelar doktor, profesor. Awalnya memang sedikit memaksa tetapi ketika mereka berhasil dan ternyata publikasi itu menjadi banyak, lebih dari satu, nah mereka senang semua karena kan mereka juga yang mendapat benefit pada akhirnya.

 

Jadi saya kira dalam hal ini kita harus berani mendorong mereka selama itu positif,” Joni menjelaskan dengan serius. Ke depan, jika kelak ia tak lagi menjabat Rektor, ia ingin meninggalkan ITS dengan suasana akademik yang kondusif di dalam kampus, serta menciptakan sebuah sistem manajemen yang berjalan dengan baik sehingga sangat membantu pekerjaan, siapapun pemimpinnya nanti.