Tiga Tahun "Nawa Cita" untuk Indonesia

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 29 September 2017

Perum Jasa Tirta II Air untuk Menghidupi NegeriNaskah: Giattri F.P., Foto: Dok. Humas PJT II

Sebagai BUMN yang bergerak di bidang pengelolaan sumber daya air, kehadiran Perum Jasa Tirta II (PJT II), tentu memiliki pengaruh yang besar menyukseskan kebijakan pemerintah termasuk dalam mengelola air untuk menghidupi negeri. Perusahaan yang berdiri sejak 1967 itu pun tak henti berinovasi dan menargetkan menjadi perusahaan terkemuka di ASEAN pada 2018.

 

“Tagline kami adalah ‘Water for Wellness’ jadi bagaimana kami mengelola sumber daya air untuk menghidupi negeri ini. Secara tidak langsung itu adalah bagian daripada program NAWACITA yang dicanangkan pemerintahan Pak Joko Widodo. Kami adalah agent of development,” ungkap Direktur Utama PJT II Djoko Saputro.


PJT II memiliki tugas utama melakukan pengelolaan sumber daya air yang meliputi kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi, konservasi, monitoring dan evaluasi, penyediaan air untuk irigasi di wilayah Sungai Citarum dan sebagian Sungai Ciliwung Cisadane dengan prinsip pengelolaan perusahaan, yang bertujuan menunjang ketahanan pangan.


Wilayah kerja PJT II mencakup 74 Sungai dan Anak Sungai yang menjadi Kesatuan Hidrologis di Jawa Barat. Cakupan wilayah ini meliputi sungai Citarum dan sebagian sungai Ciliwung- Cisadane seluas ± 12.000 Km2 dan wilayah pelayanan berada di Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta (sebagian Jakarta Timur, Kota/Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Subang, sebagian Kab. Indramayu, sebagian Kab. Sumedang, Kota/Kab. Bandung Barat, Kota Cimahi, sebagian Kab. Cianjur, dan sebagian Kab. Bogor).


Sepanjang 2016, PJT II berhasil menorehkan capaian yang positif. “PJT II dapat predikat AAA dan akan terus kami pertahankan. Kami melakukan pengelolaan air di mana 90 persen bersifat sosial dan sisanya 10 persen barulah kami kelola untuk usaha,” ujar Djoko.


Djoko menegaskan, 90 persen pengelolaan air yang sifatnya sosial itu akhirnya mampu mendukung ketahanan pangan, yakni dengan menjadi penyedia air baku untuk irigasi pertanian di sebagian wilayah Jawa Barat. Air irigasi ini diberikan secara gratis kepada petani melalui saluran-saluran irigasi yang dikelola PJT II. “Sebesar 6,8 miliar meter kubik per tahun air kami alokasikan untuk sekitar 300 ribu hektar lahan pertanian di wilayah kerja. Bila diasumsikan produksi rata- rata padi 5,5 Ton/Ha/Musim, maka PJT II mendukung produksi padi sebanyak 3,3 juta Ton/Tahun atau senilai dengan Rp 13,86 triliun,” jelas Djoko.