Prasetio (Dirut Peruri) Mengawal Transformasi, Menjawab Tantangan

Oleh: Benny Kumbang (Editor) - 26 September 2016

Naskah: Sahrudi/Suci Yulianita, Foto: Sutanto/Dok. PERURI/Istimewa

Usia boleh tua, tapi semangat untuk tetap leading sebagai BUMN pencetak uang dan surat berharga tetap membara. Begitulah kiprah Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) yang saat ini terus bertransformasi untuk menghadapi tantangan bisnis yang semakin dinamis.

 

Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang  dimulai pada 2015 tidak boleh dianggap remeh. Pasalnya, di antara negara-negara ASEAN, tingkat daya saing Indonesia masih harus ditingkatkan. Karena itu, Indonesia harus mempersiapkan diri dengan serius menghadapi pasar bebas tersebut. Segenap pimpinan dan staf Peruri sudah memahami itu dan siap memasuki sebuah era  yang bertujuan untuk menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi. Kesiapan Peruri tersebut tak lepas dari upaya transformasi yang terus menerus dilakukan oleh Perusahaan negara ini. Karena itu, bagi Peruri MEA merupakan momentum tepat untuk menggenjot transformasi holistik di segala bidang.


Dengan terus berubahnya lingkungan bisnis, di akhir tahun 2014 lalu, Direktur Utama Perum Peruri, Prasetio mencanangkan program transformasi perusahaan. Transformasi ini kemudian dibagi ke dalam empat tahapan, yaitu transformasi sumber daya manusia (SDM), bisnis, struktur dan sistem serta kultur atau budaya. Transformasi perusahaan dipandang sangat penting untuk menggugah dan mengajak karyawan segera berubah dari kondisi comfort zone menuju ke dynamic zone yang lebih kompetitif.


Transformasi SDM jadi pilihan utama untuk dijalankan. Alasannya sederhana, jika kualitas SDM baik secara skill, kompetensi maupun semangatnya, maka transformasi lainnya akan berjalan dengan baik pula. Sejauh ini skill dan kompetensi SDM cukup memadai untuk menjalankan bisnis security printing. Tetapi menyongsong berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kompetensi “cukup” saja tentunya masih kurang.


“Oleh karena itu langkah yang perlu dilakukan adalah merubah mindset dan mendorong terjadinya paradigm shift agar seluruh insan Peruri lebih fokus kepada customer, concern terhadap kepentingan pemilik modal untuk menjalankan perusahaan dengan prinsip-prinsip good corporate governance. Intinya adalah perusahaan ini harus dioperasikan dengan spirit yang tinggi, karakter yang tangguh dan strategi yang tepat,” kata  Prasetio.