Page 95 - E-Mag Mensobsession Edisi 195
P. 95
tidak, legenda itu terus dirayakan. Salah satunya sebagai pengingat
bagi masyarakat akan pengorbanan demi kebaikan bersama.
Pada malam sebelum Bau Nyale dilaksanakan, masyarakat akan
melakukan ritual memotong ayam dan memasak ketupat
di rumah masing-masing.
Orang-orang dari berbagai latar belakang, usia, baik lelaki
maupun perempuan akan menuju pantai untuk berlomba-lomba
mendapatkan nyale. Tidak ada yang tahu kapan nyale akan muncul,
jadi antisipasi saat menantikan kehadirannya juga memberikan
keasyikan tersendiri. Seorang dukun akan berjalan menuju laut
untuk mengamati kemunculan pertama nyale. Setelah sang dukun
memberikan tanda, masyarakat pun dengan semangat memulai
perburuan. Nyale sering diasosiasikan dengan kesuburan, sehingga
tangkapan yang banyak diyakini menandakan panenan akan
berlimpah. Nyale biasanya akan disebarkan di saluran irigasi dan
sawah untuk menambah kesuburan lahan.
Sebagian masyarakat ada yang langsung menyantap nyale
di pinggir pantai. Dimasak dengan cara dipepes dengan santan
dan rempah-rempah kian terasa nikmat saat dimakan bersama
keluarga. Nyale memiliki kandungan protein yang tinggi dan
dipercaya mampu meningkatkan stamina.
Festival Bau Nyale Lombok makin meriah dengan pertunjukan
Peresean. Sebuah pertarungan adu nyali antar suku Sasak dengan
menggunakan tongkat rotan yang bagian ujungnya dilapisi balutan
aspal dan pecahan beling halus. Peresean merupakan simbol
keberanian, ketangkasan, dan ketangguhan laki-laki Sasak. ■
APRIL 2020 | | 95